Perkembangan teknologi pada zaman sekarang ini menyebabkan informasi dapat tersebar dengan begitu mudah. Sayangnya, informasi tersebut belum tentu semuanya benar, atau yang kini lebih dikenal dengan sebutan hoaks. Bahkan, belum tentu semuanya bersifat positif, misalnya cyberbullying.
Cyberbullying atau perundungan online adalah penindasan yang terjadi dalam bentuk komunikasi berbasis internet. Penindasan dapat dilakukan berupa pesan singkat hingga gambar. Tujuannya adalah untuk menakuti, mempermalukan, merendahkan, menyakiti, membahayakan, dan membuat suatu opini.
Salah satu target cyberbullying adalah untuk membuat atau membangun opini, secara otomatis membuatnya menjadi sumber hoaks. Jika sudah demikian, bahaya cyberbullying menjadi berlipat-lipat.
Bahaya cyberbullying yang perlu Anda tahu
Setiap orang memiliki cara yang berbeda-beda dalam menghadapi masalah. Cara pandang seseorang terhadap dirinya juga bisa bervariasi. Ada yang relatif “tahan” terhadap anggapan negatif orang lain terhadap dirinya. Ada juga yang mudah stres dan terpuruk ketika mendapat sentimen negatif terhadap pribadinya.
Oleh sebab itu, masing-masing pribadi dapat menyikapi cyberbullying dengan cara yang berbeda. Sayangnya, cukup banyak ditemukan kasus orang-orang yang tidak tahan menghadapi bentuk perundungan ini hingga akhirnya mengalami stres, depresi, bahkan bunuh diri.
Maka, cyberbullying bukanlah suatu hal yang dapat dipandang enteng. Cyberbullying sudah bisa dikategorikan sebagai kejahatan di dunia maya.
Artikel Lainnya: Ini Dia Ciri-ciri Anak yang Mengalami Cyberbullying
Cyberbullying dan hoaks
Hoaks merupakan kabar bohong yang tersebar di dunia maya, hingga kemudian dipercaya oleh banyak orang. Secara mengejutkan, persebaran hoaks terbilang tinggi di Indonesia. Padahal, hoaks bisa sangat merugikan pelakunya maupun orang lain.
Bila dikaitkan dengan cyberbullying, perundungan online yang dilakukan secara berlebihan ternyata juga dapat menjadi penyebab munculnya hoaks. Hal ini dapat terjadi ketika perundungan dilakukan dengan cara membangun isu-isu bohong terhadap penerimanya.
Isu ini bisa saja dianggap sebagai hal yang nyata bagi seseorang yang membacanya. Saat budaya “think before share” masih belum dilakukan, isu yang bermula dari cyberbullying ini pun menyebar dengan mudah dan dipercaya oleh banyak orang, sehingga menjadi hoaks.
Cara tangkal cyberbullying dan hoaks
Cyberbullying yang menjadi hoaks tentunya akan menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi penerimanya. Padahal, dunia maya sudah seharusnya menjadi tempat untuk bersenang-senang serta berbagi informasi dan ilmu yang positif. Sudah sepatutnya masyarakat lebih cerdas dalam menempatkan posisinya di media sosial.
Agar tingkat perundungan online ini menurun, harus ada pemahaman dari masyarakat bahwa interaksi yang berada di internet seharusnya menyerupai seperti dunia nyata, dimana segala bentuk interaksi melibatkan orang lain yang memiliki perasaaan.
Bila di dunia nyata seseorang sadar penuh bahwa kesopanan sangat penting dalam berinteraksi, mengapa interaksi di dunia maya mesti dilakukan secara berbeda?
Oleh sebab itu, Anda harus tetap mengedepankan cara berinteraksi yang penuh etika, sekalipun tidak bertatap muka secara langsung. Sebab, apapun yang Anda sebutkan tetap dapat memengaruhi perasaan dan pikiran seseorang di dunia maya.
Buatlah internet sebagai lahan yang damai dan positif. Perlakukanlah orang lain seperti Anda ingin diperlakukan.
Artikel Lainnya: Cyberbullying, Apa Pengaruhnya bagi Mental Anak?
Apabila Anda menjadi korban cyberbullying, yang perlu Anda lakukan adalah tidak menanggapi gangguan tersebut. Jangan sampai Anda terbawa oleh komentar yang bersifat menyerang. Alihkan pikiran terhadap hal yang positif, misalnya sosok yang menginspirasi dan menguatkan Anda.
Bila perlu, bicarakan tentang hal ini pada orang yang Anda percaya. Dengan begitu, pikiran Anda menjadi lebih ringan dan terhindar dari pemikiran negatif.
Selanjutnya, untuk menghindarkan diri dari penyebaran hoaks, Anda perlu membiasakan diri untuk mengonfirmasi kebenaran suatu berita sebelum menyebarkannya, apalagi jika berita tersebut dapat menimbulkan keresahan.
Baca baik-baik berita yang diperoleh (bukan sekedar judulnya), lalu konfirmasi kebenarannya pada badan atau institusi yang terkait. Bila tidak memungkinkan, cari tahu kebenarannya lewat portal berita terpercaya, dan jangan segan untuk bertanya pada profesional mengenai kebenarannya.
Bila Anda merasa bahwa cyberbullying dan penyebaran hoaks yang dilakukan oleh orang lain telah sangat mengganggu kehidupan Anda, serahkanlah pada pihak yang berwajib.
Anda bisa melaporkannya, karena saat ini sudah ada undang-undang yang mengatur informasi dan transaksi elektronik, yaitu UU ITE.
Karena dampaknya yang bisa sangat berbahaya bagi kehidupan seseorang hingga bisa menyebabkan bunuh diri, cyberbullying dan hoaks yang ternyata saling berkaitan menjadi dua hal yang harus diperangi bersama-sama. Mulai sekarang, biasakanlah untuk mencari tahu kebenaran sebuah informasi sebelum menyebarkannya.
[NP/ RVS]