Obsessive-compulsive disorder (OCD) merupakan gangguan yang ditandai dengan pikiran obsesif dan perilaku kompulsif.
Gangguan ini memicu seseorang untuk memikirkan sesuatu secara terus-menerus hingga menimbulkan rasa cemas.
Contoh pikiran obsesif, orang OCD akan merapikan semua barang dalam bentuk atau arah yang beraturan.
Orang dengan OCD tidak senang bila barang tersebut tak terorganisir dengan baik atau menghadap arah yang berantakan.
Sedangkan contoh perilaku kompulsif dapat ditandai ketika penderita OCD berkali-kali kembali ke dapur untuk memastikan bahwa ia sudah mematikan kompor.
Gangguan OCD harus segera ditangani atau diatasi dengan perawatan tepat. Bila tidak ditangani segera, gangguan ini dapat memburuk dan merugikan fisik, mental, dan kehidupan sosial penderitanya.
Gangguan OCD Dapat Memburuk Jika Tidak Ditangani
Melansir dari Vistapineshealth, kebanyakan orang dengan OCD ringan hingga sedang dapat beradaptasi dengan pikiran obsesif dan tindakan kompulsif mereka.
Ketika seseorang sadar bahwa dirinya mengidap OCD, maka pikiran dan tindakan yang mengganggu dapat sedikit demi sedikit dikurangi.
Kebanyakan penderita OCD tetap dapat melakukan rutinitas atau kegiatan sehari-hari mereka dengan normal.
Namun, bila penderita OCD mengabaikan, menyangkal, dan tidak berusaha mengobati gejalanya, gangguan yang dialaminya bisa makin memburuk.
Gangguan OCD yang memburuk bisa ditandai dengan kondisi berikut:
- Kehilangan fokus di tempat kerja.
- Mengalami kesulitan di sekolah.
- Depresi.
- Mengalami serangan panik.
- Memiliki pikiran untuk bunuh diri.
- Kelelahan fisik.
- Kelelahan emosional.
- Dalam beberapa kasus, penderita OCD bisa mengisolasi dirinya dari masyarakat.
Menurut Gracia Ivonika, M.Psi., Psikolog., gangguan OCD bisa ditangani dengan perawatan yang tepat.
Salah satu hal yang bisa dilakukan oleh individu yang telah didiagnosis OCD adalah menyadari dan melatih kontrol diri untuk mengurangi perilaku tersebut.
“Misalnya gangguan terkait dengan apa-apa dihitung, ketika sadar akan dorongan untuk melakukan itu, maka dapat langsung dialihkan dengan kegiatan lain. Misalnya, lakukan kegiatan yang bergerak untuk mendistraksi pikiran tadi,” ucap psikolog Gracia.
Artikel Lainnya: Anak Suka Melawan, Adakah Hubungannya dengan ODD?
Pengobatan untuk Gangguan OCD
Dilansir dari Healthline, pengobatan OCD akan bergantung pada tingkat keparahan masing-masing penderitanya.
Perawatan untuk mengatasi OCD biasanya mencakup psikoterapi dan obat-obatan. Psikiater dapat meresepkan obat antidepresan untuk membantu mengurangi gejala OCD.
Salah satu obat yang banyak digunakan oleh penderita OCD adalah selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI). Obat antidepresan ini dapat mengurangi gejala perilaku obsesif dan kompulsif.
Selain obat, psikiater juga akan memberikan terapi yang membantu penderita OCD untuk mengubah pola pikir dan perilaku yang mengganggu. Biasanya terapi yang diterapkan adalah terapi perilaku kognitif (CBT).
Saran dari psikolog Gracia, jika kamu tidak bisa mengendalikan pikiran obsesif dan perilaku kompulsif yang sudah mengganggu, sebaiknya segera cari batuan profesional seperti konsultasi ke psikolog atau psikiater.
Kamu bisa menggunakan berbagai fitur dan layanan di KlikDokter agar tetap bisa #JagaSehatmu dan kesehatan mentalmu. Yuk, download aplikasi KlikDokter sekarang juga!
(OVI/AYU)