Kadang seseorang terlalu sering mengeluhkan perilaku toksik di sekitarnya yang tak ia senangi, tapi tanpa disadari ia pun ternyata juga punya perilaku tersebut. Bila Anda sering melukai perasaan orang lain atau melakukan pelecehan emosional, kemungkinan Anda memiliki perilaku toksik yang sebaiknya diperbaiki.
Dilansir dari WebMD, perilaku toksik adalah segala sesuatu yang meracuni suatu hubungan dapat membatasi pertumbuhan mental orang lain. Jika tak segera diatasi, perilaku tersebut bisa merugikan diri sendiri dan orang lain di sekitar.
Tak ada yang betah atau ingin dekat-dekat dengan toxic people. Coba cek apakah Anda memiliki ciri-ciri perilaku toksik di bawah ini.
-
Terus-terusan mengkritik
Kritik yang membangun memang diperlukan. Namun, terus-terusan mengkritik seolah mencari-cari kekurangan dan kesalahan orang lain merupakan salah satu perilaku toksik. Biasanya, ini sering dilakukan oleh orang tua terhadap anak-anaknya. Hal ini banyak dilakukan oleh orang tua kepada anaknya, dan ini dibenarkan oleh dr. Nabila Viera Yovita dari KlikDokter.
“Ciri orang tua toksik biasanya sangat kritis. Perilaku ini rentan membuat anak juga tumbuh menjadi pengkritik berat, bahkan hingga ia dewasa nanti,” katanya.
Akan lebih baik bila Anda memahami sudut pandang orang lain dulu sebelum menjatuhkan kritik. Cobalah untuk menghargai dan sampaikan kritik atau pandangan secara baik-baik tanpa nada provokatif.
-
Mengekspresikan ketidaksukaan secara tidak langsung
Misalnya begini, Anda dimintai tolong untuk mengerjakan sesuatu yang sebetulnya tidak Anda suka. Bukannya menyatakan keberatan secara langsung dan baik-baik, Anda justru menunjukkannya dengan selalu datang terlambat, melakukan pekerjaan setengah hati, dan lain-lain. Perilaku tersebut tersebut tergolong cukup toksik karena penyelesaiannya lebih sulit.
-
Menghindari hubungan emosional dengan orang lain
Sangat dipahami bahwa perilaku ini biasanya dimiliki oleh Anda yang tidak ingin terluka dan dikecewakan. Anda pun jadi sering memicu pertengkaran, hal-hal serius atau sensitif dibuat candaan, atau menyingkatkan waktu kebersamaan.
Jika ini dilakukan kepada orang yang benar-benar baik dan tulus dengan Anda, perilaku seperti ini bisa menyakiti perasaannya. Jika ia memilih untuk pergi dari kehidupan Anda, Anda lah yang akan menyesal dan lebih terluka.
-
Menyembunyikan masalah
Tidak ingin dinilai sebagai seorang “drama queen” membuat Anda menjadi pribadi yang tertutup dan enggan berbagi kisah dengan teman atau sahabat. Akan tetapi, bila itu dibiarkan terus-menerus, peluang Anda mengalami depresi akan meningkat. Lagi pula, menyembunyikan banyak hal dari orang-orang terdekat justru bisa membuat mereka berpikir bahwa Anda tak memercayai mereka (atau justru Anda yang tidak mereka percaya!), sehingga ini bisa menjadi racun dalam hubungan pertemanan Anda.
-
Terlalu sibuk dengan dunia maya
Internet dan media sosial memang mempermudah banyak hal—yang jauh bisa jadi dekat, begitu juga sebaliknya, yang dekat bisa jadi jauh. Tak sedikit orang yang lebih senang me-maintain persahabatan jarak jauh di media sosial hingga melupakan teman-temannya di dunia nyata. Ingat, aspek kehidupan yang paling sejati adalah dunia nyata, bukan media sosial.
Bagaimana, apakah ada satu atau beberapa ciri perilaku toksik dalam diri Anda? Jika ya, segera introspeksi dan perbaiki diri. Jangan sampai orang-orang sudah menjauhi Anda karena Anda punya perilaku toksik tanpa Anda sadari. Tidak ada kata terlambat untuk memperbaikinya.
(RN/ RVS)