Setiap orang memiliki keyakinan atau sistem kepercayaan yang mendalam, yang sering kali dibentuk dari pengalaman, pendidikan, budaya, dan lingkungan sekitar. Keyakinan ini dikenal sebagai "belief system".
Belief system bukan hanya mempengaruhi cara kita berpikir, tetapi juga mengarahkan tindakan kita dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu peran penting dari belief system adalah kemampuannya untuk melawan mental block yaitu kondisi adanya hambatan psikologis yang dapat mengganggu produktivitas, kreativitas, dan kemajuan seseorang.
Mental block dapat berupa rasa ragu, ketakutan akan kegagalan yang berlebihan, atau pola pikir negatif yang membatasi potensi seseorang.
Dalam artikel ini, Psikolog Iswan Saputro akan membahas apa itu belief system, manfaatnya, cara membangunnya, serta bagaimana sistem ini dapat membantu melawan mental block yang menghambat kemajuan diri.
Artikel lainnya: Awas, 12 Gejala Gangguan Mental Ini Bisa Saja Kamu Alami
Mengenal Apa itu Belief System
Sistem keyakinan (belief system) adalah seperangkat keyakinan yang secara mendalam memengaruhi cara individu memandang dunia, dirinya sendiri, dan orang lain.
Keyakinan ini biasanya terbentuk sejak masa kanak-kanak, dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti lingkungan keluarga, pendidikan, agama, serta pengalaman hidup.
Dalam konteks psikologi, sistem keyakinan ini meliputi keyakinan inti yang membentuk identitas dan pandangan hidup seseorang.
Sistem ini dapat bersifat konstruktif dan mendukung pertumbuhan individu, tetapi juga dapat berfungsi sebagai hambatan dalam perkembangan diri.
Perlu dicatat bahwa sistem keyakinan tidak selalu didasarkan pada realitas objektif, melainkan dipengaruhi oleh interpretasi subjektif individu terhadap pengalaman hidupnya.
Oleh karena itu, sistem keyakinan dapat diubah ketika seseorang menyadari bahwa keyakinan tersebut tidak lagi mendukung perkembangan pribadi atau kesejahteraan psikologisnya.
Artikel lainnya: 15 Tips untuk Membangun Rasa Percaya Diri yang Patut Dicoba
Kegunaan dari Belief System
Belief system memainkan peran penting dalam kehidupan seseorang, terutama dalam mengarahkan perilaku, motivasi, dan cara berpikir. Berikut adalah beberapa manfaat dari belief system:
1. Membentuk identitas diri
Sistem keyakinan berperan penting dalam membentuk identitas pribadi seseorang. Keyakinan yang positif dapat memperkuat rasa percaya diri dan memberikan panduan yang jelas dalam menjalani hidup.
Contoh: Seseorang yang percaya bahwa dirinya adalah orang yang kompeten dan bernilai akan cenderung mengambil inisiatif dalam pekerjaan dan menjalin hubungan yang sehat.
Sebaliknya, individu yang meyakini bahwa ia tidak layak sering kali ragu dalam membuat keputusan dan lebih pasif dalam interaksi sosial.
2. Mengatasi rasa takut dan kecemasan
Ketakutan terhadap kegagalan atau rasa cemas yang berlebihan sering memicu hambatan mental (mental block).
Dengan sistem keyakinan yang kuat dan positif, individu dapat lebih efektif mengatasi ketakutan tersebut karena mereka yakin pada kemampuan diri untuk menghadapinya.
Contoh: Seseorang yang percaya bahwa ia dapat belajar dari kesalahan mungkin lebih mudah menghadapi rasa takut berbicara di depan umum. Sebaliknya, mereka yang takut dievaluasi negatif mungkin akan menghindari situasi tersebut sepenuhnya.
3. Meningkatkan motivasi
Ketika seseorang yakin bahwa usahanya akan memberikan hasil yang positif, motivasinya untuk bekerja keras dan berusaha lebih tinggi akan meningkat.
Keyakinan yang memberdayakan mendorong seseorang untuk tetap berkomitmen, bahkan ketika menghadapi tantangan.
Contoh: Seseorang yang percaya bahwa "setiap upaya akan memberikan hasil" akan tetap termotivasi saat belajar menghadapi ujian yang sulit.
Sebaliknya, mereka yang merasa "usaha saya tidak ada gunanya" cenderung berhenti berusaha saat menemukan rintangan.
4. Meningkatkan resiliensi
Individu dengan sistem keyakinan yang kuat cenderung lebih tangguh dan mampu bangkit dari kegagalan atau kekecewaan. Mereka memahami bahwa kegagalan adalah bagian dari proses pembelajaran dan tidak menurunkan harga diri mereka.
Contoh: Seorang pengusaha yang percaya bahwa kegagalan adalah bagian dari kesuksesan akan lebih mudah untuk mencoba kembali setelah mengalami kerugian bisnis. Di sisi lain, seseorang yang menganggap kegagalan sebagai akhir mungkin menyerah lebih awal.
5. Menghadapi mental block
Salah satu manfaat terbesar dari sistem keyakinan adalah kemampuannya dalam membantu individu mengatasi mental block.
Mental block sering kali muncul karena keyakinan negatif atau perasaan tidak mampu. Dengan keyakinan yang positif, seseorang bisa menyingkirkan hambatan psikologis ini dan melanjutkan perjalanan menuju tujuannya.
Contoh: Seorang seniman yang merasa terjebak dalam krisis kreativitas mungkin mengatasi mental block ini dengan keyakinan bahwa setiap proyek memiliki tantangan unik, dan ia dapat menemukan solusi melalui eksplorasi dan latihan.
Sebaliknya, jika ia percaya bahwa ia "bukan seniman yang baik", ia mungkin tidak berusaha lebih jauh untuk menemukan solusi.
Artikel lainnya: Cara Sederhana Membangun Rasa Percaya Diri Anak
Cara Membangun Belief System
Membangun belief system yang kuat dan positif tidak terjadi dalam semalam, tetapi melalui proses yang terus-menerus.
Berikut adalah beberapa langkah untuk membangun belief system yang dapat membantu melawan mental block:
1. Mengenali keyakinan yang ada
Langkah awal dalam membangun sistem keyakinan yang baru adalah dengan menyadari keyakinan yang sudah ada saat ini. Sering kali, orang tidak sepenuhnya sadar bahwa mereka memiliki keyakinan yang membatasi diri.
Misalnya, keyakinan seperti "saya tidak cukup pintar" atau "saya selalu gagal" dapat membatasi potensi seseorang. Dengan mengenali keyakinan ini, individu dapat mulai mengevaluasi apakah keyakinan tersebut membantu atau menghambat mereka.
Contoh: Seorang karyawan yang percaya bahwa "saya tidak mampu mendapatkan promosi" mungkin tidak mencoba kesempatan yang ada, sampai ia menyadari bahwa keyakinannya didasarkan pada rasa takut akan penolakan, bukan realitas.
2. Mengganti keyakinan negatif dengan positif
Setelah menyadari adanya keyakinan yang membatasi, langkah berikutnya adalah menggantinya dengan keyakinan yang lebih memberdayakan.
Misalnya, jika seseorang merasa bahwa mereka tidak cukup baik, mereka dapat mulai menggantinya dengan keyakinan bahwa "saya berhak sukses dan saya terus belajar untuk berkembang." Dengan demikian, keyakinan negatif dapat diubah menjadi dorongan untuk maju.
Contoh: Seorang pelajar yang sebelumnya percaya bahwa "saya selalu gagal dalam ujian" bisa mengubah keyakinannya menjadi "saya bisa belajar lebih baik dan sukses jika saya berusaha lebih konsisten."
3. Mengekspos diri pada pengalaman baru
Keyakinan seseorang sering kali dipengaruhi oleh pengalaman di masa lalu. Untuk mengembangkan sistem keyakinan yang baru, seseorang perlu membuka diri terhadap pengalaman baru yang dapat memperkuat keyakinan positif.
Misalnya, seseorang yang merasa tidak mampu berbicara di depan umum bisa mulai berlatih berbicara dalam kelompok kecil untuk membangun rasa percaya diri.
Contoh: Seorang individu yang merasa takut menghadapi tantangan pekerjaan baru bisa mencoba mengambil proyek-proyek kecil terlebih dahulu untuk membangun kompetensi dan keyakinan bahwa ia mampu menangani tugas yang lebih besar.
4. Membangun lingkungan yang mendukung
Lingkungan juga memainkan peran penting dalam membentuk sistem keyakinan seseorang. Berada di antara orang-orang yang mendukung dan memberikan motivasi dapat membantu seseorang mengembangkan keyakinan yang lebih positif.
Sebaliknya, berada di lingkungan yang penuh dengan negativitas akan memperkuat mental block dan memperkuat keyakinan negatif.
Contoh: Seorang mahasiswa yang bergabung dengan kelompok belajar yang positif dan saling mendukung akan merasa lebih percaya diri dan termotivasi, dibandingkan jika ia berada di kelompok yang pesimis dan saling merendahkan.
5. Latihan kesadaran dan refleksi diri
Latihan kesadaran, seperti meditasi atau journaling, dapat membantu seseorang menjadi lebih sadar akan pola pikir dan keyakinannya.
Dengan refleksi diri yang konsisten, seseorang dapat mengidentifikasi keyakinan yang sudah tidak lagi relevan dan menggantinya dengan keyakinan yang lebih mendukung pertumbuhan pribadi.
Contoh: Seorang individu yang secara rutin menuliskan pemikirannya dalam jurnal mungkin mulai menyadari pola keyakinan negatif, seperti "saya tidak pernah cukup baik," dan bekerja untuk menggantinya dengan pola pikir yang lebih positif, seperti "saya terus berkembang dan belajar dari pengalaman”.
6. Mengambil tindakan nyata
Sistem keyakinan yang positif akan semakin kuat jika didukung oleh tindakan nyata. Misalnya, seseorang yang percaya bahwa mereka mampu mencapai tujuan tertentu perlu mengambil langkah konkret, meskipun kecil, untuk mewujudkannya.
Ketika melihat hasil dari tindakan tersebut, keyakinan positif mereka akan semakin menguat.
Contoh: Seorang calon pengusaha yang percaya bahwa ia mampu memulai bisnis mungkin akan mulai dengan membuat rencana bisnis kecil atau menjalankan usaha sampingan. Saat usaha ini berkembang, keyakinannya bahwa ia bisa sukses akan semakin solid.
Artikel lainnya: 12 Kebiasaan yang Bisa Memicu Gangguan Kesehatan Mental
Membangun belief system yang kuat dan positif merupakan proses yang penting untuk melawan mental block.
Mental block sering kali muncul karena keyakinan negatif yang tertanam dalam diri seseorang, yang menghambat mereka untuk mencapai potensi penuh mereka.
Dengan mengenali keyakinan yang ada, menggantinya dengan keyakinan yang lebih memberdayakan, dan mengambil langkah-langkah nyata untuk mengubah pola pikir, seseorang dapat melawan mental block dan mencapai kemajuan dalam kehidupan.
Belief system yang positif tidak hanya meningkatkan motivasi dan resiliensi, tetapi juga memberi kekuatan untuk terus maju meskipun menghadapi tantangan.
Bangun belief system yang kuat untuk melawan mental block dan raih potensi terbaik Kamu! Temukan tips kesehatan mental lainnya dengan KlikDokter. Unduh aplikasinya sekarang untuk akses lengkap! Jangan lupa juga untuk #JagaSehatmu selalu ya.
- Beck, A. T., & Dozois, D. J. A. (2011). Cognitive Therapy: Current Status and Future Directions. Annual Review of Medicine, 62(1), 397-409.
- Ellis, A. (1962). Reason and Emotion in Psychotherapy. Lyle Stuart.
- Bandura, A. (1997). Self-Efficacy: The Exercise of Control. W.H. Freeman
- Festinger, L. (1957). A Theory of Cognitive Dissonance. Stanford University Press.
- Seligman, M. E. P. (2011). Learned Optimism: How to Change Your Mind and Your Life. Vintage.