Kurang tidur bukanlah fenomena baru yang dialami masyarakat, khususnya masyarakat perkotaan. Kondisi kurang tidur bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari insomnia, beban pikiran yang tak kunjung hilang, bahkan begadang dan hobi pesta di malam hari. Bisa dialami siapa saja, kurang tidur dikatakan bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Apa benar?
Menurut National Sleep Foundation, rekomendasi durasi tidur per hari yang baik adalah:
- Bayi baru lahir (0-3 bulan): 14-17 jam per hari
- Bayi (4-11 bulan): 12-15 jam per hari
- Balita (1-2 tahun): 11-14 jam per hari
- Anak prasekolah (3-5 tahun): 10-13 jam per hari
- Anak usia sekolah (6-13 tahun): 9-11 jam per hari
- Remaja (14-17 tahun): 8-10 jam per hari
- Dewasa muda (18-25 tahun) dan dewasa (26-64): 7-9 jam per hari
- Orang dewasa yang lebih tua (di atas 65 tahun): 7-8 jam per hari
Dilihat dari rekomendasi waktu tidur di atas, remaja dianjurkan untuk tidur selama 8-10 jam per hari. Namun, kenyataannya banyak remaja atau pelajar usia dini tidak mendapatkan jumlah waktu tidur yang sesuai. Menurut sebuah penelitian, kondisi kurang tidur bisa memicu perilaku negatif pada remaja yang secara psikis diketahui tengah bergejolak.
Bagaimana kurang tidur memengaruhi perilaku negatif remaja?
Sebuah studi yang tercantum dalam jurnal “JAMA Pediatrics” membeberkan, bahwa lebih sedikit jam tidur pada remaja di malam hari dikaitkan dengan peningkatan peluang munculnya perilaku negatif. Perilaku ini seperti mengemudi tanpa mengutamakan keselamatan, perilaku agresif, melakukan seks yang tidak aman, konsumsi alkohol, merokok, penggunaan obat-obatan terlarang, dan masih banyak lagi.
Pada studi ini, durasi tidur partisipan dikategorikan dalam beberapa kelompok, yaitu waktu tidur 8 jam, waktu tidur 7 jam, waktu tidur 6 jam, dan waktu tidur kurang dari 6 jam. Kategori tersebut kemudian diukur terhadap perilaku yang berisiko tinggi.
Remaja yang kurang tidur lebih mungkin untuk bunuh diri
Lebih buruk lagi, para peneliti menemukan kaitan kuat antara kurang tidur dengan suasana hati dan keinginan untuk menyakiti diri (self-harm). Remaja dengan waktu tidur kurang dari 6 jam berisiko tiga kali lebih besar mempertimbangkan bunuh diri, merencanakan bunuh diri, atau melakukan percobaan bunuh diri dibanding dengan remaja yang tidur 8 jam per hari atau lebih. Mereka pun berisiko empat kali lebih mungkin melakukan percobaan bunuh diri yang mengakibatkan mereka membutuhkan perawatan.
Untuk studi ini, para peneliti menggunakan data milik Youth Risk Behavior Survey, sebuah survei di Amerika Serikat (AS) yang mengeksplorasi perilaku yang terkait dengan risiko kesehatan pada remaja, dari bulan Februari tahun 2007 hingga bulan Mei 2015. Dari survei ini, ditemukan hingga 70 persen pelajar sekolah menengah memiliki waktu tidur kurang dari 8 jam seperti yang direkomendasikan.
"Studi kami memperkuat fakta ini dengan menggunakan kumpulan data yang diperbarui dengan memperdalam informasi tidur yang lebih rinci, dan melihat lebih banyak jenis perilaku negatif pada remaja sekarang ini,” ujar Matthew Weaver, salah satu peneliti studi dari Harvard Medical School, AS.
Tips memperbaiki kualitas tidur
Jika Anda mendapati anak remaja Anda berperilaku negatif, cenderung agresif, bahkan hingga prestasinya menurun di sekolah, cobalah cari tahu penyebabnya. Jika ternyata perubahan perilaku ini disebabkan oleh kurang tidur, Anda bisa membantunya untuk memperbaiki kualitas tidurnya. Ikuti saran dari dr. Theresia Rina Yunita dari KlikDokter ini.
1. Buat jadwal tidur yang teratur
Tidur dan bangun pada jam yang sama setiap harinya akan memprogram tubuh untuk tidur lebih baik.
2. Buat lingkungan tidur yang baik
Jaga kamar tidur setenang dan segelap mungkin. Suhu kamar tidak boleh terlalu dingin atau panas. Temperatur, pencahayaan, dan suara sebaiknya dikontrol sehingga lingkungan tempat tidur membantu anak untuk mudah terlelap dan tidak terjaga pada dini hari.
3. Pastikan tempat tidur nyaman
Siapa pun akan sulit tidur di tempat tidur yang terlalu keras, kotor, atau terlalu kecil.
4. Berolahraga secara teratur
Ajak anak untuk berolahraga secara teratur seperti renang, joging, atau sekadar berjalan. Meski demikian, jangan berolahraga terlalu berat mendekati jam tidur.
5. Tidur dalam keadaan gelap
Pada keadaan gelap, tubuh akan menghasilkan hormon melatonin yang berperan dalam mengatur siklus bangun dan tidur. Dengan meningkatkan kadar hormon melatonin, maka anak dapat tidur dalam keadaan yang lebih nyenyak.
“Cahaya yang masuk ke dalam kamar anak akan memengaruhi seberapa banyak melatonin diproduksi tubuh. Melatonin biasanya dikeluarkan di saat gelap dan menginstruksikan tubuh untuk segera tidur,” ujar dr. Theresia.
Meski dikatakan masa remaja adalah masa aktualisasi diri yang penuh gejolak, tapi jangan sampai mereka kurang tidur. Seperti yang sudah disebutkan, durasi tidur yang dianjurkan adalah yaitu 8-10 jam per hari, terlebih jika mereka bersekolah. Ini tak hanya penting bagi kesehatan dan kebugaran mereka, tapi juga mencegahnya dari risiko perilaku negatif yang lebih tinggi.
[RN/ RVS]