Ketika stres menghampiri, biasanya keinginan untuk makan akan meningkat. Banyak orang percaya bahwa makan dapat membantu menurunkan stres dan membuat Anda lebih tenang. Benarkan demikian?
Dilansir dari situs web American Psychological Association, penelitian telah menunjukkan hubungan antara stres dan pola makan.
Penelitian itu menyatakan bahwa seseorang yang tengah merasa cemas dan terancam cenderung mencari satu hal yang dapat membantunya melupakan sumber masalah. Dan makan adalah pilihan yang populer.
Saat stres, biasanya orang juga memiliki standar makanan “penghibur”. Tak jarang makanan yang dipilih adalah makanan yang jauh dari kategori sehat, seperti makanan yang tinggi kalori, lemak, dan mengandung banyak gula. Hal itu terjadi karena otak Anda meminta energi lebih saat merasa tertekan.
Otak melepas hormon kortisol saat seseorang berada dalam tekanan. Hormon itulah yang memicu Anda untuk terus memasukkan makanan ke dalam mulut. Nyatanya makan dapat membantu Anda menenangkan hormon kortisol, yang berarti juga Anda telah menang melawan stres.
Dalam penelitian itu, tercatat banyak orang dewasa yang melaporkan perilaku makan tidak sehat sebagai akibat dari stres. Mereka menyebut bahwa makanan, apalagi jenis makanan yang dinilai enak, benar-benar ampuh untuk mengalihkan perhatian sementara dari stres.
Namun, pada akhirnya mereka mengaku menyesal telah melakukan hal-hal itu. Karena nyatanya, makanan penuh lemak yang mereka makan malah membuat mereka lemas dan semakin malas untuk melakukan apa pun. Selain itu, makanan yang tidak sehat juga dapat memicu sejumlah penyakit berbahaya.
Makan untuk menghilangkan stres memang bukan bualan semata. Namun, Anda tetap harus bijaksana dalam memilih asupan makanan saat stres. Alih-alih menuruti keinginan “jahat” tubuh untuk memakan makanan penuh lemak, coba alihkan dengan makanan yang lebih sehat.
Daripada Anda mengonsumsi satu mangkuk berisi gorengan atau junk food, cobalah untuk memilih yoghurt. Selain lebih sehat, sebuah studi UCLA 2013 telah mengonfirmasi bahwa probiotik dalam yoghurt dapat membantu mengurangi stres.
Sebanyak 36 wanita sehat mengungkapkan, mengonsumsi probiotik dalam yoghurt dapat mengurangi aktivitas di bagian otak yang menangani emosi—termasuk stres—dibandingkan dengan orang yang mengonsumsi yoghurt tanpa probiotik atau tak mengonsumsi yoghurt sama sekali.
Disadari atau tidak, makan ternyata dapat membantu Anda mengendalikan stres. Namun, sebaiknya Anda lebih selektif dalam memilih makanan agar lebih sehat dan produktif.
[RS/ RVS]