Kemajuan teknologi memang mempermudah melakukan aktivitas sehari-hari para orang tua milenial, termasuk dalam merawat dan membesarkan anak. Mulai dari memesan barang yang dibutuhkan anak, memantau tumbuh kembang anak lewat aplikasi hingga memantau keberadaannya. Namun sayangnya, hal ini justru cenderung membuat orang tua "tertekan" karena standar tinggi, hingga lebih rentan stres dan cemas.
Menurut studi yang dilakukan oleh the American Psychiatric Association pada 1000 orang di Amerika Serikat, disebutkan bahwa dibandingkan generasi baby boomers (yang lahir pada tahun 1946-1964) dan generasi X (yang lahir tahun 1961-1981), generasi milenial (yang lahir pada tahun 1981-1996), merupakan yang paling rentan stres dan cemas.
Penyebabnya diduga karena para orang tua milenial cenderung "berlebihan" dalam hal rasa khawatir, lebih berhati-hati, super protektif hingga terlalu banyak berpikir karena banyaknya informasi yang masuk.
Pengaruh teknologi
Jika dahulu ponsel tergolong barang "mewah", kini ponsel pintar sudah menjadi kebutuhan primer yang tidak lepas dari genggaman. Di satu sisi, ponsel pintar dengan beragam kecanggihan teknologi dapat memudahkan Anda melakukan aktivitas sehari-hari.
Dulu, untuk mendapatkan informasi mengenai kesehatan dan tumbuh kembang anak, para orang tua harus berkonsultasi langsung dengan dokter. Kini hanya dengan 1 klik dari rumah seseorang, orang tua bisa mendapatkan beragam informasi seputar anak.
Sayangnya, tidak setiap informasi ini terbukti benar secara medis. Mulai dari ragam informasi mengenai sabun yang cocok untuk anak, porsi makan anak, pola makan anak, vaksin, bahkan stroller atau sekolah mana yang terbaik untuk anak.
Setiap orang pun berlomba-lomba untuk melakukan review mengenai produk mana yang terbaik digunakan untuk anak, padahal belum terbukti secara medis. Belum lagi di media sosial banyak orang pun turut berlomba-lomba membentuk citra diri yang sempurna, termasuk sosok orang tua yang sempurna.
Sayangnya, hal ini bisa membuat seseorang menjadi rentan stres dan cemas, termasuk para orang tua millenial.
Penyebab lain orang tua milenial mudah stres
Bahkan menurut sebuah survei yang dilakukan di Amerika Serikat, 6 dari 10 orang tua milenial pernah mengalami stres, cemas dan tertekan akibat derasnya informasi yang didapat.
Setiap orang tua tentu ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya. Namun, terkadang mereka membebani diri sendiri secara berlebihan dalam merawat anak, dan hal ini hanya akan membuat stres.
Sebab, pada dasarnya Anda sebagai orang tua tidak akan mampu untuk selalu melindungi anak dari setiap hal yang menurut Anda buruk. Semisal karena Anda takut anak terpapar kuman, Anda melarang anak untuk bermain di luar rumah atau bahkan memelihara binatang.
Padahal, membatasi anak dan bersikap protektif secara berlebihan tak hanya membuat Anda sebagai orang tua menjadi stres, namun juga membuat anak ikut mengalaminya. Akibatnya, anak menjadi takut dan tidak percaya diri untuk melakukan sesuatu.
Ada baiknya, beri anak kebebasan untuk bereksplorasi dan mengembangkan dirinya. Dengan demikian, anak pun sekaligus bisa belajar hal mana yang baik atau tidak baginya.
Setiap orang tua, termasuk orang tua milenial, tentu memiliki cara masing-masing dalam mendidik, membesarkan dan merawat anak. Jadi sebaiknya, berhenti membanding-bandingkan diri Anda dengan orang lain. Selain itu, pastikan Anda mendapatkan informasi dari sumber yang valid dan terpercaya agar tidak rentan stres dan cemas.
[NP/ RVS]