Kesehatan Mental

Fufufafa dan Kecenderungan Netizen Memiliki Burner Account Sebagai Pelampiasan Emosi

Viral! Akun burner "Fufufafa" tuduh Gibran Rakabuming Raka. Simak dampak negatif burner account bagi politik dan psikologi masyarakat. Psikolog Iswan Saputro ungkap fakta mengejutkan.

Fufufafa dan Kecenderungan Netizen Memiliki Burner Account Sebagai Pelampiasan Emosi

Baru-baru ini, media sosial dihebohkan dengan sebuah akun burner bernama "Fufufafa" yang menjadi viral setelah diduga menghina tokoh politik Indonesia, Prabowo Subianto, dan keluarganya. Akun ini menjadi sorotan karena melontarkan kritik tajam dan bahkan fitnah yang disebarkan secara luas.

Publik sempat berspekulasi bahwa akun ini mungkin terkait dengan Gibran Rakabuming Raka, anak Presiden Joko Widodo, namun spekulasi ini dibantah oleh Gibran sendiri.

Akhirnya, pihak yang mengendalikan akun ini masih menjadi misteri, tetapi dampaknya sudah dirasakan luas di dunia maya, terutama terkait isu politik.

Kasus ini membuka kembali diskusi mengenai burner account, sebuah fenomena dimana pengguna media sosial membuat akun anonim atau akun kedua untuk berbicara secara bebas tanpa khawatir terhadap konsekuensi sosial atau hukum.

Burner account seperti "Fufufafa" sering digunakan untuk melampiaskan emosi, baik berupa kritik, kebencian, atau sekadar untuk melepaskan diri dari citra pribadi di dunia maya.

Lalu, mengapa burner account menjadi begitu populer, dan apa dampaknya bagi masyarakat? Psikolog Iswan Saputro akan mengungkapkannya.

Artikel lainnya: Baikkah Melampiaskan Amarah di Media Sosial untuk Kesehatan Mental?

Mengenal Apa Itu Burner Account

Burner account adalah akun media sosial yang dibuat dengan tujuan untuk tetap anonim atau menggunakan identitas palsu. Istilah ini berasal dari "burner phones," yang merujuk pada ponsel sementara yang digunakan untuk tujuan tertentu dan bisa dibuang setelah selesai digunakan.

Dalam konteks media sosial, burner account digunakan untuk berbagai alasan, termasuk berinteraksi tanpa identitas utama, mengamati percakapan tanpa terdeteksi, atau bahkan untuk menyuarakan pendapat yang kontroversial tanpa takut dikenali.

Burner account sering kali digunakan oleh selebriti, politisi, atau figur publik lainnya untuk berpartisipasi dalam diskusi tanpa menarik perhatian publik atau media.

Namun, di luar lingkaran figur publik, burner account juga menjadi alat yang umum digunakan oleh netizen biasa untuk mengekspresikan perasaan atau opini mereka tanpa perlu takut akan konsekuensi dari pengikut atau teman di akun utama mereka.

Artikel lainnya: Debat di Media Sosial Bisa Bikin Kamu Stres

Mengapa Netizen Kerap Memiliki Burner Account Sebagai Pelampiasan Emosi

Ada beberapa alasan mengapa banyak orang di dunia maya memilih untuk menggunakan burner account, terutama untuk menyalurkan emosi yang mungkin tidak bisa mereka ekspresikan melalui akun utama mereka. Beberapa faktor atau alasan psikologis dibaliknya meliputi:

1. Anonimitas

Salah satu daya tarik utama dari burner account adalah anonimitas yang ditawarkannya. Orang merasa lebih bebas untuk mengekspresikan diri mereka, terutama ketika ingin menyampaikan kritik tajam atau komentar yang kontroversial.

Anonimitas secara psikologis membuat individu merasa lebih aman untuk mengekspresikan isi pikiran dan emosi tanpa khawatir untuk dipermalukan atau diketahui oleh orang lain.

Dengan akun utama, mereka mungkin khawatir dengan reputasi mereka atau takut akan dampak sosial dari komentar mereka. Anonimitas ini memberikan ruang untuk berbicara tanpa rasa takut.

2. Pelarian dari citra pribadi

Media sosial menciptakan kebutuhan untuk terlihat baik atau sempurna dimata orang lain. Banyak orang merasakan tekanan untuk mempertahankan citra positif di akun utama mereka.

Di media sosial, seseorang mungkin harus menjaga kesopanan, profesionalitas, atau citra tertentu yang mereka ciptakan untuk teman, keluarga, atau kolega.

Burner account memberikan kebebasan untuk melepaskan diri dari citra ini, memungkinkan seseorang untuk menunjukkan sisi diri mereka yang berbeda atau bahkan mengungkapkan perasaan negatif.

3. Pelampiasan emosi

Media sosial sering menjadi tempat di mana emosi dapat dilampiaskan, terutama ketika seseorang merasa marah, frustrasi, atau tidak puas terhadap sesuatu.

Burner account memungkinkan netizen untuk melampiaskan emosi dan agresivitas dalam diri tanpa harus memikirkan dampak jangka panjang terhadap hubungan sosial atau reputasi mereka.

Hal ini terutama terlihat dalam kasus akun seperti "Fufufafa," di mana seseorang menggunakan akun tersebut untuk melontarkan kritik keras secara subjektif terhadap tokoh publik.

4. Keinginan untuk terlibat dalam diskusi sensitif

Beberapa diskusi di media sosial menyentuh topik sensitif seperti politik, agama, atau sosial. Dalam situasi seperti ini, seseorang mungkin tidak nyaman untuk berbicara secara terbuka menggunakan akun utama mereka, karena takut akan serangan balik atau dikucilkan.

Burner account memberikan perlindungan bagi mereka untuk berpartisipasi dalam diskusi tersebut tanpa cemas. Namun, tetap perlu melatih kontrol diri dan jangan sampai berujung pada cyberbullying.

Artikel lainnya: Dampak Media Sosial pada Kesehatan Mental

Dampak Positif Memiliki Burner Account

Tidak semua dampak dari burner account bersifat negatif. Ada beberapa manfaat yang bisa diambil dari penggunaan akun semacam ini, terutama ketika digunakan dengan bijak:

1. Kebebasan ekspresi

Burner account memungkinkan seseorang untuk mengekspresikan pendapat mereka tanpa takut akan konsekuensi sosial. Bisa mengekspresikan diri secara psikologis baik dilakukan secara rutin sejauh tidak merugikan diri sendiri atau orang lain kedepannya.

Ini bisa menjadi outlet penting bagi mereka yang merasa tertekan oleh opini mayoritas atau yang tidak memiliki tempat untuk menyuarakan opini minoritas.

2. Privasi yang lebih baik

Di era di mana informasi pribadi sering dieksploitasi di dunia maya, burner account memberikan perlindungan ekstra terhadap data pribadi. Ini sangat bermanfaat bagi mereka yang khawatir tentang privasi atau yang ingin menjaga identitas mereka tetap rahasia dalam diskusi tertentu.

3. Mengurangi tingkat stres

Dengan menggunakan burner account, seseorang dapat melampiaskan perasaan negatif tanpa harus melibatkan identitas utama mereka, yang mungkin dapat menimbulkan lebih banyak tekanan emosional.

Ini bisa menjadi cara untuk menyalurkan stres atau frustasi tanpa takut akan dampaknya terhadap hubungan sosial di dunia nyata.

Artikel lainnya: Mengapa Ada Orang yang Gemar Sebarkan Hoaks?

Dampak Negatif Memiliki Burner Account

Meskipun ada manfaat tertentu, penggunaan burner account juga memiliki beberapa dampak negatif yang perlu dipertimbangkan:

1. Penyebaran kebencian dan bullying

Karena anonimitas yang diberikan oleh burner account, banyak orang merasa bebas untuk menyebarkan kebencian, melakukan bullying, atau menyebarkan informasi yang salah.

Ini dapat menyebabkan iklim beracun di media sosial, di mana orang merasa aman untuk melakukan tindakan yang mereka tidak akan lakukan dengan identitas asli mereka.

2. Kurangnya rasa tanggungjawab

Ketika seseorang menggunakan akun anonim, mereka sering merasa tidak perlu bertanggung jawab atas tindakan mereka.

Ini bisa menciptakan budaya di mana orang merasa bebas untuk menyakiti atau merugikan orang lain tanpa takut akan konsekuensi. Hal ini dapat merusak etika berkomunikasi di media sosial dan menciptakan konflik yang tidak perlu.

3. Memburuknya kesehatan mental

Menggunakan burner account untuk terus melampiaskan emosi negatif bisa memperburuk kondisi mental seseorang. Mengekspresikan emosi negatif tanpa mengetahui batasan norma atau sosial dapat membuat seseorang kesulitan menempatkan diri atau mengontrol diri di dunia nyata.

Alih-alih menyelesaikan masalah atau mengatasi perasaan, seseorang mungkin terus terjebak dalam lingkaran emosi negatif, yang bisa berdampak buruk pada kesejahteraan mereka secara keseluruhan.

4. Menurunnya empati

Anonimitas membuat seseorang merasa bebas untuk mengutarakan isi pikiran tanpa khawatir mendapatkan konsekuensi.

Disisi lain, mudahnya untuk kebebasan berekspresi ini dapat membuat seseorang melakukan sesuatu tanpa harus memikirkan dampak kedepannya bagi psikologis orang lain atau sosial.

5. Pemicu konflik sosial

Burner account sering digunakan dalam konteks diskusi yang memanas, seperti dalam politik atau isu sosial. Hal ini bisa memicu konflik dan memperburuk perpecahan sosial, karena orang merasa lebih bebas untuk mengkritik atau menyerang pihak lain tanpa takut akan dampak personal.

Fenomena akun burner seperti "Fufufafa" yang viral menunjukkan bahwa burner account memiliki peran yang signifikan dalam lanskap media sosial modern.

Mereka memberikan ruang bagi anonimitas dan kebebasan berbicara, namun juga membawa dampak negatif seperti penyebaran kebencian dan kurangnya akuntabilitas.

Bagi netizen, penting untuk memahami bagaimana dan kapan burner account harus digunakan, serta mempertimbangkan dampak emosional dan sosial dari tindakan mereka di dunia maya.

Jelajahi topik kesehatan pribadi, keluarga, parenting, kehamilan, hingga hewan peliharaan dengan mengunduh aplikasi KlikDokter atau pilih topik kesehatan yang diinginkan.

  • Lapidot-Lefler, N., & Barak, A. (2012). Effects of anonymity, invisibility, and lack of eye-contact on toxic online disinhibition. Computers in Human Behavior, 28(2), 434-443. doi:10.1016/j.chb.2011.10.014
  • Udris, R. (2014). Cyberbullying among high school students in Japan: Development and validation of the Online Disinhibition Scale. Computers in Human Behavior, 41, 253-261. doi:10.1016/j.chb.2014.09.036
  • Suler, J. (2004). The online disinhibition effect. Cyberpsychology & behavior, 7(3), 321-326. doi:10.1089/1094931041291295