Kesehatan Mental

Cyberbullying, Apa Pengaruhnya bagi Mental Anak?

dr. Sepriani Timurtini Limbong, 03 Apr 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Tak hanya di dunia nyata, dunia maya kerap jadi wadah untuk melakukan perundungan atau disebut cyberbullying. Apa dampaknya bagi mental anak?

Cyberbullying, Apa Pengaruhnya bagi Mental Anak?

Tindak perundungan kini tidak hanya dilakukan dalam dunia nyata, tapi juga di dunia maya atau cyberbullying. Telepon genggam, komputer, dan laptop adalah sebagian perangkat yang dijadikan media perundungan. Bullying tersebut dapat terjadi melalui pesan singkat, chat, komentar di media sosial, dan forum.

Cyberbullying terjadi ketika pelaku melakukan perundungan melalui komentar tajam bahkan menghina seseorang setelah mengunggah foto atau video. Jejak perundungan digital tersebut akan bertahan secara permanen di internet dan dengan mudah diakses siapa pun.

Orang lain pun bebas memberikan berkomentar karena merasa tidak berhadapan langsung dengan orang tersebut. Sebagian komentator “pedas“ ini juga menggunakan akun palsu dan menyamarkan identitasnya sehingga merasa aman menjelek-jelekkan orang lain.

Sayangnya, cyberbullying tidak mengenal usia. Bahkan anak-anak dan remaja pun bisa jadi sasaran perundungan online ini. Yang perlu diwaspadai, dampak cyberbullying pada anak dan remaja dapat menetap selama beberapa waktu, hingga memengaruhi kondisi kejiwaannya.

Artikel lainnya: Peran Penting Anak dalam Mencegah Bullying

1 dari 1

Dampak Cyberbullying pada Mental Anak

Lantas, apa saja sih dampak cyberbullying pada mental anak dan remaja? Berikut beberapa di antaranya:

  1. Muncul Tekanan Emosional

Untuk korban, cyberbullying yang terjadi terus-menerus terjadi akan menimbulkan tekanan emosional. Mereka akan merasakan sedih, marah, bahkan rasa frustrasi akibat bullying yang ditujukan padanya.

Semakin lama, tekanan emosional akan semakin berat dan menimbulkan stres. Tak jarang anak akan mengalami stres berat dan kecemasan berlebih sebagai dampak dari cyberbullying yang diterima.

  1. Berkurangnya Rasa Percaya Diri

Bagi anak—khususnya saat memasuki usia remaja—pendapat orang lain tentang penampilannya akan sangat berpengaruh pada rasa percaya diri dan penerimaannya pada diri sendiri.

Saat mendapat bully terkait penampilan fisiknya, mereka akan merasa kurang percaya diri, bahkan membenci dirinya sendiri. Jangka panjangnya, hal tersebut akan membuat anak sulit untuk bergaul dengan lingkungan sekitarnya.

Artikel lainnya: Benarkah Korban Bullying Rentan Bunuh Diri?

  1. Cenderung Mengisolasi Diri

Hal ini merupakan kelanjutan dari berkurangnya rasa percaya diri. Anak yang mengalami cyberbullying bisa jadi menjauh dari keluarga dan teman-temannya karena malu. Ia akan menarik diri dari kegiatan yang dulu digemarinya, bahkan hingga menghindari sekolah.

  1. Muncul Kebiasaan Merugikan

Selain mengisolasi diri, salah satu dampak cyberbullying adalah munculnya kebiasaan merugikan, seperti merokok, konsumsi alkohol, dan narkoba.

Anak juga bisa memiliki kebiasaan buruk lain, seperti tidak bertanggung jawab dengan tugas di sekolah atau bolos dari sekolah, bersikap membangkang pada guru, dan sebagainya.

  1. Merasa Kewalahan

Menjadi korban cyberbullying, terutama bila pelakunya adalah banyak orang atau banyak akun akan membuat anak kewalahan dengan berbagai komentar negatif. Ia akan merasa kewalahan dan seluruh dunia seakan melawan dirinya.

Artikel lainnya: Tips Mengedukasi Anak tentang Anti-Bullying

  1. Merasa Tidak Memiliki Kekuatan

Anak yang menjadi korban cyberbullying akan merasa dirinya tidak memiliki kekuatan, tidak memiliki tempat atau ruang yang aman. Selain itu, karena pelaku kerap anonim, hal ini akan meningkatkan rasa takut dalam diri anak.

  1. Merasa Dipermalukan

Karena jejak perundungan di dunia maya dapat bertahan dalam waktu lama, anak yang menjadi korban akan merasa dipermalukan. Apalagi bila teman-temannya menemukan komentar pedas tersebut.

  1. Merasa Tidak Puas dengan Diri Sendiri

Dampak cyberbullying yang berikutnya adalah merasa tidak puas dengan dirinya. Hal tersebut akan menimbulkan perilaku menyimpang lainnya.

Misalnya, seorang remaja perempuan mengalami perundungan karena badannya yang gemuk. Kemudian, dia akan melakukan diet berlebihan, hingga mengalami gangguan pola makan, seperti bulimia.

  1. Muncul Rasa Marah dan Dendam

Beberapa korban cyberbullying juga akan merasa marah dan dendam terhadap perundungan yang terjadi pada dirinya. Hal ini akan membuat ia merasa dendam dan marah.

Dia pun cenderung melampiaskan perasaan itu kepada pihak lain. Inilah yang mencetuskan “lingkaran setan“.

  1. Tidak Semangat Menghadapi Kehidupan

Anak yang menjadi korban cyberbullying juga akan mencetuskan rasa tidak berdaya, tidak ada harapan, dan tidak semangat menghadapi kehidupan. Hal ini terutama terjadi bila perundungan dilakukan oleh banyak orang dan dalam waktu lama.

  1. Timbul Rasa Sakit

Perundungan juga dapat membuat anak merasa sakit di beberapa organ tubuhnya, seperti perut, kepala, atau dada. Akan tetapi, rasa sakit tersebut tidak didukung oleh adanya kelainan di organ terkait. Ini disebut dengan psikosomatis, yakni ketika gangguan mental menimbulkan gejala fisik.

  1. Merasa Cemas Berlebih dan Depresi

Anak yang mengalami cyberbullying juga akan mengalami rasa cemas yang berlebihan dan depresi. Masalah kesehatan mental ini dapat diawali dengan anak kehilangan minat pada sesuatu yang disukainya, murung terus-menerus, dan berlangsung lebih dari dua minggu.

  1. Keinginan Bunuh Diri

Pada akhirnya, bila semua gejala di atas sudah terakumulasi, akan menimbulkan gejala depresi berat yang disertai adanya keinginan bunuh diri.

Efek cyberbullying di atas dapat dipulihkan dengan konsultasi psikolog. Namun, tak jarang yang menetap dan membuat anak butuh pendampingan lebih lama. Oleh karena itu, orang tua sebaiknya tetap mengawasi anak saat menggunakan media sosial dan teknologi lainnya.

Ajak anak bicara apabila Anda menemukan gejala dia mengalami cyberbullying. yuk, cari tahu tips menangkal perundungan di dunia maya di aplikasi KlikDokter.

[HNS/RPA]

Bullying
Anak
Cyberbullying
kesehatan mental