Pandemi COVID-19 menyisakan kebiasaan yang sebagian orang tidak dapat menghindarinya, yaitu kebiasaan berselancar di internet tanpa mengenal batas waktu, serta didukung oleh keadaan, dimana pemerintah membatasi mobilisasi masyarakat di luar rumah.
Hal tersebut memang wajar, apalagi jika Anda termasuk orang yang patuh terhadap anjuran pemerintah. Namun. Anda tetap harus berhati-hati, apalagi jika sebagian besar waktu dalam sehari dihabiskan untuk berselancar internet.
Faktanya, terlalu lama berselancar internet dan ‘tenggelam’ dalam media sosial dapat meningkatkan risiko digital fatigue. Kondisi ini bisa menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan fisik dan mental, lho!
Mengenal Digital Fatigue Lebih Dekat
Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog mengatakan, digital fatigue dapat diartikan sebagai perasaan lelah secara fisik dan mental akibat mengakses internet termasuk media sosial secara terus menerus atau berlebihan.
“Jadi, karena terlalu sering main sosial media, maka timbul keluhan yang membuat penggunanya merasa kelelahan secara fisik dan mental,” ucap Ikhsan, melengkapi penjelasan.
Digital fatigue ternyata tak hanya bisa terjadi akibat terlalu sering berselancar internet. Menurut dr. Devia Irine Putri, kondisi demikian juga bisa terjadi akibat sering terpapar blue light dari gawai.
“Secara tidak langsung, blue light juga bisa mencetuskan keluhan pada mata, seperti kering dan perih,” kata dr. Devia.
Artikel lainnya: Lelah Mengambil Keputusan? Mungkin Kamu Alami Decision Fatigue
Dampak Digital Fatigue bagi Kesehatan Fisik dan Mental
Beberapa dampak digital fatigue pada kesehatan fisik, antara lain:
- Muncul rasa lelah yang berlebihan, meski sudah cukup istirahat.
- Selalu timbul rasa bosan dan malas bergerak.
- Timbul perasaan lelah jika dihadapkan dengan kegiatan digital, seperti zoom meeting, webinar, dan sebagainya.
- Sering pusing atau migrain (sakit kepala sebelah).
- Otot dan sendi terasa nyeri, terutama di bagian leher, pundak, dan punggung.
- Mata jadi lebih sensitif terhadap cahaya.
- Sulit berkonsentrasi dan mudah lupa.
- Muncul gangguan suasana hati (mood).
- Sering merasa lelah ketika dihadapkan dengan situasi yang berulang.
Artikel lainnya: Awas, Kamu Sudah Masuk ke Fase Pandemic Fatigue!
Sedangkan pada kesehatan mental, Ikhsan mengatakan bahwa digital fatigue bisa menyebabkan kondisi-kondisi sebagai berikut:
-
Pola tidur berubah
Pola tidur bisa saja berubah, karena terlalu asyik dan sibuk berselancar di dunia digital. Akibatnya, Kamu bisa saja tidur terlalu pagi dan bangun selalu kesiangan.
-
Perubahan mood
“Karena mulai merasa lelah dan jenuh akibat dunia digital, seseorang lebih rentan mengalami perubahaan mood. Tidak heran jika mood Kamu hari itu sangat bervariasi, bisa menyenangkan, menyebalkan, menyedihkan, dan lain-lain,” jelas Ikhsan. “Jika dibiarkan, perubahaan mood ini bisa berdampak juga pada orang sekitar,” tegasnya.
-
Sulit fokus
Merasa jenuh dengan kegiatan yang berulang, Kamu jadi sulit fokus dan jadi tidak bisa konsentrasi dalam bekerja. Alhasil, omelan dari atasan, komentar dari klien bisa jadi makan siang Kamu setiap harinya. Makin kesal bukan?
-
Stres
Perpaduan antara pandemi virus corona dan digital fatigue memang menghasilkan kadar stres yang luar biasa hebat. Kamu jadi lebih mudah lelah, sulit konsentrasi, mudah marah, dan gampang cemas. Jika tidak ditangani dengan benar, kondisi ini bisa berubah menjadi depresi. Waspada ya!
Artikel lainnya: Kelelahan Berkepanjangan, Hati-hati Chronic Fatigue Syndrome
Tips Terhindar dari Digital Fatigue
Penggunaan gadget saat pandemi bisa memicu digital fatigue, apalagi jika dilakukan secara berlebihan. Nah, agar Kamu tidak sampai mengalami kondisi tersebut dan segala dampak buruknya bagi fisik maupun mental, berikut ini tips yang bisa dilakukan:
- Sebisa mungkin luangkan waktu sekitar 15 sampai 30 menit untuk istirahat setelah menatap layar ponsel atau laptop. Pejamkan mata, dan redupkan ruangan agar indra penglihatan Kamu lebih relaks.
- Lakukan kegiatan selain berhadapan dengan layar sepanjang hari, misalnya berjalan mengelilingi ruangan setiap satu atau dua jam sekali. Dengan kata lain, ada break dari kegiatan menatap layar.
- Sebisa mungkin hindari kegiatan menatap layar dalam waktu lama. Jadi, saat sedang beristirahat, usahakan tidak memainkan handphone. Lebih baik lakukan kegiatan lain, seperti mandi, makan, membersihkan rumah, peregangan, dan sebagainya.
- Pastikan postur tubuh yang benar saat menatap layar. Usahakan duduk di kursi yang ergonomis dan gunakan meja dengan tinggi yang tepat.
- Tetap lakukan interaksi sosial dengan orang lain, meski melalui digital. Kamu dapat melakukan perbincangan mengenai hal apa saja dengan orang-orang terdekat.
Waspadai digital fatigue akibat terlalu sering dan lama berselancar di dunia digital, baik ketika pandemi maupun di saat-saat lainnya.
Segera konsultasikan kepada dokter atau psikolog melalui menggunakan fitur tanya dokter dan buat janji dokter dengan psikolog untuk konsultasi yang lebih praktis.
Kamu bisa mendapatkan pemeriksaan kesehatan di fasilitas kesehatan terdekat, dengan cara booking di layanan medis & lab di KlikDokter!
Yuk, #JagaSehatmu dengan mengunduh aplikasi KlikDokter di Google Play dan App Store dan gunakan juga KALStore untuk beli suplemen dan vitamin untuk menjaga kesehatan Kamu.
(NB/JKT)