Alopecia alias rambut rontok merupakan salah satu kondisi kesehatan yang menghantui pria dan wanita. Menurut studi yang dimuat The New England Journal of Medicine, rambut rontok menjangkiti sekitar 50 persen pria dan wanita di sepanjang hidup mereka.
Kendati demikian, dibandingkan pria, ada lebih banyak wanita yang mengalami rambut rontok. Penyebab rambut rontok pada wanita pun sangat beragam, salah satunya dipicu oleh penyakit autoimun alopecia areata.
Kondisi tersebut menyebabkan sistem kekebalan menyerang sel-sel sehat di folikel rambut (tempat tumbuhnya rambut). Kondisi ini tidak hanya membuat rambut rontok, namun juga menyebabkan folikel berhenti memproduksi rambut, sehingga mencetuskan gejala khas alopecia areata berupa kebotakan.
Rambut rontok yang dialami wanita bisa pula disebabkan oleh kondisi medis, seperti anemia, gangguan tiroid, hiperandrogenisme, maupun penggunaan obat-obatan tertentu, termasuk kemoterapi untuk mengatasi kanker.
Bahkan, beberapa wanita juga mengalami kerontokan rambut parah usai melahirkan. Selain memengaruhi tampilan fisik, dampak rambut rontok nyatanya juga bisa mengganggu kondisi psikologis wanita.
Artikel Lainnya: Beragam Faktor Risiko Alopecia Areata
Dampak Rambut Rontok Pada Kesehatan Mental Wanita
Dibandingkan pria, wanita lebih sulit menerima kerontokan rambut yang sangat parah. Pasalnya, rambut rontok dapat menghancurkan harga diri dan rasa percaya diri wanita. Hal ini pada gilirannya memengaruhi kualitas hidup mereka secara keseluruhan.
Disampaikan dr. Shani Francis, selaku direktur Hair Disorders Center of Excellence, di Northshore University HealthSystem, Amerika Serikat, wanita lebih mudah mengalami gangguan psikologis akibat rambut rontok. Hal itu karena masyarakat membangun persepsi keliru soal kecantikan seorang wanita.
Menurut dia, wanita yang cantik dan menarik kerap diasosiasikan dengan orang yang memiliki rambut. Rambut bagi wanita adalah mahkota dan simbol kecantikan.
“Karena persepsi tersebut, ketika seorang wanita mengalami kebotakan, hal ini menimbulkan tekanan psikologis bagi mereka,” papar dokter yang juga tergabung dalam American Academy of Dermatology itu.
Menurut riset yang dirilis Journal of Loss and Trauma, gangguan psikologis akibat rambut rontok terjadi karena wanita gagal menyesuaikan diri dengan norma dan standar penampilan fisik yang dipatok oleh masyarakat.
Kondisi tersebut kian rumit, terutama ketika rambut rontok disertai dengan pengalaman pahit di masa lalu yang menghantui hidup seorang wanita. Peningkatan stres menyebabkan wanita 11 kali lebih berisiko mengalami kerontokan rambut.
Belum lagi, kerontokan rambut parah akibat kondisi medis tertentu juga menyebabkan wanita kehilangan rambut di bagian tubuh lainnya, seperti bulu mata maupun alis.
“Pada gilirannya, rambut rontok menyebabkan wanita merasa dirinya tidak lagi menarik,” kata dr. Francis.
Hal ini mengakibatkan wanita dengan rambut rontok parah berisiko tinggi mengalami gangguan mental berikut:
1. Depresi
Rambut rontok parah dapat menyebabkan wanita mengalami depresi, yaitu gangguan suasana hati yang menyebabkan pengidapnya merasakan kesedihan mendalam, putus asa, dan merasa dirinya tidak berharga. Perasaan tersebut bisa bertahan hingga dua pekan lamanya.
Depresi sangatlah berbahaya, karena jika tidak ditangani oleh profesional bisa menurunkan produktivitas, merusak hubungan sosial, bahkan memicu keinginan bunuh diri.
Artikel Lainnya: Sering Dianggap Sama, Ini Beda Hair Fall dan Hair Loss
2. Gangguan Kecemasan
Gangguan kecemasan merupakan gangguan mental serius yang menyebabkan penderitanya merasakan cemas terlalu sering dan berlebihan. Hal ini bisa dialami wanita yang mengalami rambut rontok parah.
Kerontokan rambut menyebabkan wanita sulit mengendalikan perasaan cemas berlebih. Rasa cemas berlebih meningkatkan debar jantung, sehingga membuat wanita jadi sering berkeringat.
3. Fobia Sosial
Karena merasa dirinya tidak lagi menarik dan punya kekhawatiran berlebih dianggap jelek oleh orang lain, wanita yang mengalami kebotakan juga berisiko mengembangkan social anxiety disorder alias fobia sosial.
Fobia sosial merupakan gangguan mental yang membuat penderitanya memiliki rasa takut berlebih dinilai, dihakimi, dan dipermalukan oleh orang lain. Kondisi ini dapat mengganggu hubungan sosial dan produktivitas wanita.
Artikel Lainnya: Kekurangan Sederet Nutrisi Ini Bisa Picu Kerontokan Rambut
4. Paranoid
Dampak dari rambut rontok pada wanita berikutnya yaitu memicu paranoid. Ini merupakan gangguan psikologis yang menyebabkan penderitanya kerap curiga dan punya perasaan takut berlebih.
Paranoid menyebabkan wanita yang mengalami kebotakan menjadi sulit memercayai orang lain. Tentunya, kondisi ini dapat memengaruhi kualitas hidup wanita secara keseluruhan.
Itu dia sederet dampak rambut rontok pada kesehatan mental wanita. Menerima perubahan fisik seperti rambut rontok tidaklah mudah bagi wanita.
Meski begitu, ingatlah bahwa kerontokan rambut bukanlah akhir dari segalanya. Disampaikan Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog, untuk dapat bangkit dan menghindari gangguan psikologis akibat rambut rontok, penting bagi wanita untuk menerima kondisinya.
“Selain itu, wanita perlu pula menyadari bahwa kecantikan bukan hanya dari rambut, tetapi juga dari sikap dan penampilan. Penampilan bisa dimaksimalkan dengan mengenakan makeup ataupun pakaian yang membuat orang lain fokus pada hal yang kita tonjolkan,” jelasnya.
Ikhsan menambahkan, menerima kondisi fisik, memaksimalkan penampilan, dan bersikap baik, bisa membantu wanita yang mengalami rambut rontok untuk bangkit dan lebih percaya diri.
Jika ingin tanya lebih lanjut seputar info kesehatan mental lainnya, konsultasi ke psikolog via Live Chat KlikDokter.
(OVI/JKT)
Referensi:
Medical News Today. Diakses 2022. Hair loss: how does it affect women?
DermNet NZ. Diakses 2022. Psychological effects of hair loss.
The New England Journal of Medicine. Diakses 2022. Treatment of Hair Loss.
Journal of Loss and Trauma. Diakses 2022. REPORTED EXPERIENCES OF PERSONS WITH ALOPECIA AREATA.
Ditinjau oleh Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog