Depresi adalah kelainan suasana hati yang menyebabkan perasaan sedih dan kehilangan minat terus-menerus. Hal ini biasanya memengaruhi seseorang dalam berpikir dan berperilaku. Seseorang dinyatakan mengalami depresi jika gejala tersebut terjadi selama dua minggu.
Penelitian menunjukkan bahwa depresi bukan sekadar gangguan kesehatan mental. Depresi ternyata juga berhubungan dengan peradangan sistemik. Mari simak selengkapnya mengenai dampak depresi terhadap kesehatan manusia.
Hubungan Antara Depresi dan Peradangan
Berbagai gangguan kesehatan mental, termasuk depresi, dipercaya berhubungan dengan gangguan senyawa kimia di otak. Apa yang menyebabkan gangguan senyawa otak ini?
Ada beberapa penelitian yang menunjukkan kemungkinan hubungan peradangan dengan kejadian depresi. Hubungan pasti antara keduanya masih memerlukan penelitian lanjutan. Namun, pada sebagian kasus depresi, ditemukan peningkatan senyawa yang terlibat dalam proses peradangan.
Artikel Lainnya: Depresi pada Anak, Apa Gejalanya?
Lebih lanjut, penelitian telah menunjukkan peningkatan berbagai penanda inflamasi (peradangan) pada pasien depresi, dibandingkan dengan kelompok kontrol tanpa depresi. Senyawa peradangan yang meningkat adalah tumor necrosis factor (TNF), IL-6 dan protein fase akut C-reactive protein (CRP).
Meski demikian, peningkatan senyawa peradangan ini tidak hanya terjadi pada depresi, tetapi juga gangguan kesehatan mental lain seperti gangguan kecemasan dan bipolar.
Efek Depresi terhadap Kesehatan Tubuh
Hubungan peradangan dengan depresi tidak hanya sebagai kemungkinan penyebab, tetapi juga dapat sebagai akibat dari depresi. Depresi yang tidak ditangani juga berpotensi menyebabkan peradangan sistemik melalui jalur neuroendokrin. Hal inilah yang dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit, seperti:
1. Depresi dan Penyakit Jantung
Penelitian telah menunjukkan bahwa stres mental memiliki efek negatif pada kesehatan jantung seseorang. Depresi yang tidak terkelola dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, kerusakan arteri, serta gangguan irama jantung.
Pasien dengan depresi telah terbukti mengalami peningkatan reaktivitas platelet dan penanda proinflamasi (seperti CRP), yang semuanya merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskular.
Artikel Lainnya: Kiat Menghadapi Pasangan yang Sedang Depresi
2. Depresi dan Gangguan Pencernaan
Pernahkah Anda mendengar mengenai aksis usus-otak (gut-brain axis)? Aksis usus-otak merupakan istilah yang menunjukkan adanya hubungan antara kesehatan mental dengan kesehatan saluran cerna.
Tidak diragukan lagi bahwa otak memiliki efek langsung pada perut dan usus. Misalnya, pikiran tentang makanan dapat menyebabkan pelepasan cairan perut, bahkan sebelum makanan sampai di sana.
Hubungan ini berjalan dua arah. Usus yang bermasalah dapat mengirim sinyal ke otak, sama seperti otak yang bermasalah dapat mengirim sinyal ke usus. Oleh karena itu, gangguan pencernaan dapat menjadi penyebab dari kecemasan, stres, atau depresi.
3. Depresi dan Keluhan Otot
Pasien depresi juga kerap mengalami berbagai masalah kesehatan terkait otot. Misalnya, nyeri kronis, fibromyalgia, dan kelelahan kronis. Penanganan depresi yang tepat dapat memperbaiki keluhan nyeri yang dirasakan.
Artikel Lainnya: Mengatasi Depresi dengan Kunyit, Efektifkah?
Bagaimana Cara Mencegah Depresi?
Hubungan depresi dengan berbagai gangguan kesehatan sangatlah erat. Oleh karena itu, jangan anggap sepele gangguan kesehatan mental ini. Kita dapat mencegahnya dengan melakukan beberapa tips berikut:
-
Kelola Stres dengan Baik
Usahakan untuk mengelola stres Anda dengan benar. Bahkan ketika Anda sedang sibuk, temukan cara untuk menjaga diri dan mengurangi stres. Menjaga kesehatan psikis tidak hanya baik untuk pikiran Anda, tetapi juga tubuh Anda.
-
Jaga Pola Makan
Hindarilah makanan yang berdampak buruk untuk kesehatan Anda, seperti makanan yang digoreng, soda, margarin, dan daging merah. Perkaya diet Anda dengan makanan sehat, misalnya buah, minyak zaitun, sayuran berdaun hijau, dan kacang-kacangan.
-
Berolahraga secara Rutin
Cobalah untuk berolahraga secara rutin demi kesehatan fisik dan mental. Anda dapat memulai secara perlahan dengan olahraga ringan sebanyak tiga kali seminggu selama 30 menit tiap sesi. Pilihlah berbagai olahraga sederhana seperti berjalan cepat, joging, atau berenang.
-
Konsultasi dengan Dokter
Jangan ragu untuk bercerita jika Anda menghadapi masalah dalam kehidupan. Anda dapat berbicara dengan orang kepercayaan Anda. Selain itu, Anda juga bisa berkonsultasi dengan dokter jika merasa keluhan psikis mulai mengganggu aktivitas sehari-hari.
Depresi bukan sekadar masalah kesehatan mental. Depresi juga berkaitan dengan berbagai penyakit lainnya, mulai dari penyakit jantung hingga gangguan pencernaan. Dengan melakukan pencegahan dan penanganan depresi yang tepat, kita juga turut mencegah berbagai penyakit lain.
Jika Anda masih memiliki pertanyaan terkait depresi, bisa bertanya kepada dokter melalui fitur Live Chat 24 jam di aplikasi KlikDokter.
[RS]