Video viral yang kini beredar di masyarakat memperlihatkan sosok Ibu Dendy yang meluapkan emosi kepada wanita yang dianggap meminta uang pada suaminya. Dalam video tersebut tampak Ibu Dendy 'menyawer' wanita tersebut dengan sejumlah uang, sambil berteriak-teriak penuh kekesalan dan kemarahan. Lalu benarkah emosi yang diumbar tersebut berkaitan dengan ciri tantrum pada orang dewasa?
Tantrum tidak hanya terjadi pada anak-anak. Orang dewasa pun bisa mengalaminya. Ada beberapa penyebab mengapa orang dewasa mengalami tantrum. Simak penjelasannya di bawah ini:
1. Emotional immaturity
Ketidakdewasaan emosi membuat seseorang tidak dapat mengontrol emosi terhadap suatu situasi yang tidak ia sukai. Seseorang yang dewasa dalam emosi seharusnya mampu menerima dan menghadapai kekecewaan dalam hidup. Kemampuan ini umumnya dimiliki ketika seseorang melewati masa remaja.
2. Unforgiveness
Ketidakmampuan untuk memaafkan menjadi pemicu tantrum pada orang dewasa. Suatu situasi yang tidak sesuai dengan harapan membuat seseorang kecewa. Kondisi ini pun dapat menjadi awal mula timbulnya kemarahan dan dendam. Mereka yang tidak mampu memaafkan cenderung meluapkan emosi pada orang atau keadaan yang tidak mereka sukai.
3. Stres
Hal ini dapat menyebabkan luapan emosi yang bertubi-tubi. Stres membuat kesehatan mental Anda terganggu, sehingga emosi yang terpendam dapat meledak seketika. Dan jika hal ini terjadi ledakan, emosi yang timbul pasti sangat kuat.
4. Kepribadian
Tipe kepribadian yang cenderung iri terhadap orang lain, terlalu cemas, dan curiga membuat seseorang mudah mengalami tantrum. Pada tipe kepribadian ini, pemicu sedikit saja mungkin sudah dapat menyebabkan luapan emosi.
5. Keluarga dan lingkungan sekitar
Memiliki keluarga yang tidak bisa mengontrol emosi, bisa menyebabkan seseorang mengalami tantrum saat dewasa. Selain itu, berada di lingkungan dengan orang-orang yang sering meluapkan emosi juga berisiko yang sama.
Menurut pakar, tantrum yang ditunjukkan seseorang disebabkan karena mereka merasa berhak melakukan hal tersebut terhadap orang lain, ata merasa orang lain dapat memahami perlakuan mereka. Semua hal ini dapat dihindari dengan kontrol ketat pada saat remaja.
Orang tua memiliki peran penting dalam mengontrol perilaku anak menjelang remaja agar mereka memahami bahwa perlakuan tersebut tidak pantas atau tidak baik dilakukan. Selain itu seseorang dengan tantrum juga harus selalu diingatkan agar mereka tahu mana yang baik dan buruk.
Dalam kasus Ibu Dendy, ia merasa berhak melakukan hal tersebut karena menduga adanya perlakuan sang wanita dalam video yang dianggap tidak pantas. Ibu Dendy meluapkan emosinya dan merekam kejadian tersebut serta mengumbarnya ke media sosial.
Berikut adalah tips menghadapi tantrum pada orang dewasa yang mungkin Anda temui dalam kehidupan sehari-hari:
-
Tetap tenang
Jika Anda bersikap defensif dan ikut emosi justru akan memperburuk keadaan. Hadapi orang yang sedang meledak emosinya dengan tenang. Anda lebih baik diam daripada melawan atau beradu argumen. Setelah ledakan emosi usai, barulah Anda dapat berbicara baik-baik dan menjelaskan duduk perkara.
-
Minta maaf dan akui kesalahan anda
Jika memang Anda salah, akui dan segeralah meminta maaf secara baik-baik. Hal ini akan meredam emosi dan membuat keadaan lebih baik. Tidak ada salahnya untuk mengalah. Saat emosi sudah stabil Anda dapat mengajaknya berbicara dengan lebih mudah.
-
Akui kondisi emosi tersebut
Jika Anda membantah dan mengatakan orang tersebut salah justru akan membuat ledakan emosi semakin menjadi. Dengan mengatakan bahwa perasaan emosi tersebut wajar adanya, mereka yang tantrum diharapkan melunak dan lebih tenang.
Tindakan Ibu Dendy dalam video tersebut tidak dapat disalahkan sepenuhnya, namun juga tidak dapat dibenarkan. Agar dapat lebih mengontrol emosi dan terindar dari tantrum, Anda dapat mencoba berolahraga yoga secara rutin. Olahraga yoga dapat membantu Anda dalam mengendalikan emosi. Namun jika Anda merasa kondisi tantrum yang Anda alami tidak mereda dan semakin menjadi-jadi, segera temui psikolog untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
[NP/ RVS]