Dunia politik memang penuh intrik, dengan agenda eksplisit maupun implisit. Jelang pemilihan presiden dan legislatif tahun depan, semua partai politik berlomba-lomba mencari pendukung. Banyaknya pikiran serta tenaga yang terkuras, dan ditambah dengan stres yang berkepanjangan, membuat para politisi mudah mengalami gangguan kesehatan jangka panjang.
Media kini dipenuhi berita politik menjelang Pemilu 2018. Mulai kedua calon presiden dan wakil presiden, berbagai manuver yang dilancarkan semua partai politik, hingga kiprah para tim sukses di balik layar. Dengan besarnya tekanan kerja yang menguras fisik dan mental, inilah beberapa gangguan kesehatan yang rentan dialami politisi.
-
Sakit kepala
Stres dapat mengakibatkan sakit kepala dan sakit kepala yang berkepanjangan bisa membuat politisi stres. Jelang Pemilu, merencanakan cara-cara untuk memenangkan calon presiden dan calon wakil presiden yang diusung atau membawa diri mengamankan kursi legistalif bukanlah hal yang mudah. Akibatnya para politisi rentan mengalami stres dan kelelahan.
Stres memang tidak dapat dihindari, tapi para politisi harus bisa mengontrol stres dan mencegah datangnya sakit kepala. Sering-sering melakukan teknik relaksasi dapat mengurangi gejala sakit kepala. Luangkan waktu untuk melakukan kegiatan menyenangkan seperti bertamasya, menonton film, memancing, atau melakukan hobi lainnya, bisa membantu tubuh lebih relaks. Bisa juga menjadwalkan yoga, tai chi, ataupun meditasi setidaknya 10 menit per hari untuk menyegarkan otak dan tubuh.
-
Kelelahan
Para politisi sering mengalami kelelahan akibat kurangnya waktu istirahat. Padatnya aktivitas, melobi, hingga kampanye menyebabkan politisi sulit menetapkan waktu tidur yang rutin dan berkualitas. Idealnya, seseorang membutuhkan waktu 7-8 jam tidur untuk memulihkan kembali tubuh setelah seharian beraktivitas.
Politisi bisa saja hanya tidur 3-5 jam. Oleh karena itu, luangkanlah waktu untuk tidur siang setidaknya 20 menit di sela kegiatan. Konsumsi banyak air putih, sayur, dan buah untuk membantu meningkatkan daya tahan tubuh.
Selanjutnya
-
Tekanan darah tinggi
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), seseorang mengalami tekanan darah tinggi atau hipertensi jika tekanan darah >140/90 mmHg saat beristirahat. Tekanan saat bekerja yang dialami para politisi jika terjadi terus-menerus, dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah.
Kurangnya olahraga, sering mengonsumsi makanan berkadar garam tinggi atau berlemak tinggi juga merupakan penyebab hipertensi. Jam tidur yang tidak teratur, juga merupakan pemicu hipertensi.
Jika seorang politisi sudah mengalami hipertensi, ubah gaya hidup menjadi lebih sehat dengan berolahraga minimal tiga kali per minggu selama 20 menit dan mengonsumsi makanan bergizi seimbang. Hipertensi yang tidak ditangani bisa berujung pada serangan jantung dan stroke.
-
Serangan jantung dan stroke
Dari tahun ke tahun, tidak sedikit politisi yang tutup usia akibat penyakit pembuluh darah. Tekanan darah tinggi dan gaya hidup yang tidak sehat jika dibiarkan berlarut-larut bisa menyebabkan sumbatan pada pembuluh darah. Kondisi ini sewaktu-waktu bisa menyebabkan serangan jantung ataupun stroke.
Adanya sumbatan plak di pembuluh darah ini tidak terjadi dalam waktu singkat. Keadaan ini merupakan proses panjang yang terjadi sejak bertahun-tahun sebelumnya, hingga saat keluhan dirasakan. Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan garam merupakan faktor pemicu kondisi ini. Merokok dan mengonsumsi alkohol pun dapat memperparah sumbatan di pembuluh darah
-
Gangguan mental
Kesehatan bukanlah terfokus pada kesehatan fisik saja, tapi juga kesehatan jiwa. Gangguan mental mudah menyerang para politisi. Kekalahan saat pemilihan anggota legislatif, kepala pemerintahan, atau kepala daerah bisa membuat seorang politisi mengalami depresi.
Selain depresi, gangguan cemas dan psikosomatis juga bisa dialami. Kondisi ini sering terjadi akibat ekspektasi yang melebihi kenyataan. Keinginan untuk mendapatkan kekuasaan yang tak bisa tergapai - padahal sudah mengeluarkan banyak uang - bisa membuat politisi stres seketika. Selain itu, tekanan pekerjaan mereka pun sebenarnya sudah berisiko menyebabkan gangguan mental.
Depresi merupakan gangguan mental yang menyebabkan perasaan sedih dan kehilangan minat secara terus-menerus. Depresi dapat ditandai dengan adanya gangguan tidur, kehilangan minat, perubahan nafsu makan, berpikiran negatif (seperti ada keinginan ingin bunuh diri), emosi yang tidak terkontrol, dan kehilangan harapan.
Para politisi sebaiknya perlu waspada terhadap adanya gangguan kesehatan yang mungkin menyerang. Periksakan kesehatan secara rutin, baik kesehatan jiwa maupun raga. Jangan biarkan tekanan kerja akibat musim politik mengontrol tubuh. Perbanyak kegiatan positif dan jalani hidup sehat.
[RN/ RVS]