Pasti Anda pernah mengonsumsi obat untuk meringankan keluhan atau sembuh dari suatu penyakit. Namun, obat yang dikonsumsi mungkin dapat menimbulkan efek samping. Salah satu efek samping yang perlu diperhatikan adalah rasa gelisah. Keluhan gelisah setelah minum obat kemungkinan besar merupakan gejala akathisia.
Apa itu Akathisia?
Umumnya, akathisia dikenal sebagai sebuah keluhan yang timbul akibat efek samping suatu obat. Hingga saat ini, mekanisme detail mengenai terjadinya akathisia belum diketahui dengan jelas.
Akathisia memiliki berbagai gejala berupa adanya perasaan gelisah dan sulit merasa tenang. Gerakan tubuh pun cenderung berlebihan. Gerakan tubuh yang sering dilakukan oleh penderita akathisia adalah mengetuk-ngetukkan telapak kaki ke lantai terus-menerus, menggerakkan tungkai bawah, tidak bisa duduk diam, dan tidak bisa berdiri dalam posisi statis.
Penderita akathisia biasanya merasa sangat terganggu dengan perasaan gelisah dan gerakan berlebihan yang dilakukannya. Namun, ia tidak bisa mengontrol perasaan dan gerakannya. Selain dua gejala tersebut, penderita biasanya juga merasa cemas, mudah marah atau tersinggung, dan cenderung tidak sabar.
Artikel lainnya: Susah Minum Obat? Jangan Asal Menggerus Obat!
Dilansir dari Medical News Today, akathisia terbagi dua kategori yaitu akathisia akut dan kronik. Akathisia dianggap akut bila gejalanya terjadi selama kurang dari 6 bulan. Sementara, akathisia kronik ditandai dengan keluhan gelisah dan gejala lain yang terjadi selama lebih dari 6 bulan.
Apa Semua Obat Bisa Menyebabkan Akathisia?
Tidak semua obat memiliki efek samping akathisia. Jenis obat yang paling sering menyebabkan kondisi ini adalah obat-obatan yang digunakan untuk mengobati skizofrenia, gangguan bipolar, dan depresi berat.
Obat untuk penyakit-penyakit tersebut bekerja dengan cara menghambat bagian otak yang sensitif terhadap dopamin. Dopamin merupakan zat kimia di otak yang berfungsi mengontrol gerakan. Saat mengonsumsi obat tersebut, sinyal transmisi dopamin terganggu dan kontrol gerakan pun terganggu.
Beberapa jenis obat depresi, obat antivertigo, dan obat anti muntah juga dapat memiliki efek samping akathisia. Risiko akathisia lebih mudah terjadi pada orang-orang tertentu. Contohnya lansia, pengguna obat berdosis tinggi, dan penderita penyakit otak seperti parkinson, gegar otak, dan radang otak.
Artikel lainnya: 7 Asupan yang Tak Boleh Disantap Saat Minum Obat
Jika seseorang mengonsumsi obat lalu merasa gelisah dan tidak henti bergerak, segera berkonsultasi pada dokter untuk memastikan apakah akathisia telah terjadi. Jika akathisia memang terjadi, umumnya dokter akan menurunkan dosis obat yang diduga menjadi penyebab akathisia dan menghentikan obat tersebut secara perlahan.
Lalu, bila akathisia terjadi pada penderita skizofrenia atau gangguan bipolar yang membutuhkan obat dalam jangka panjang, dokter akan mengganti obatnya dengan obat yang memiliki risiko akathisia lebih rendah. Contohnya risperidon, clozapine, dan olanzapine.
Untuk menghilangkan gejala akathisia, dokter dapat menambahkan obat untuk mengurangi rasa gelisah dan mengontrol gerakan. Misalnya, obat golongan benzodiazepin, beta blocker, atau antikolinergik.
Rasa gelisah akibat akathisia tak boleh dibiarkan dan perlu segera ditangani. Menunda penanganan akathisia dapat menyebabkan terjadinya gangguan kejiwaan sebagai lanjutan dari gejala akathisia.
Bila Anda mengalami beberapa gejala akathisia setelah minum obat tertentu, jangan ragu untuk memeriksakan diri ke dokter agar mengetahui kondisi dan penanganan yang tepat.
(FR/RPA)