Psikiater dan psikolog dapat melakukan psikoterapi untuk menangani masalah psikologis yang diidap pasien, seperti stres berat, gangguan kecemasan, hingga depresi.
Metode ini dapat diterapkan pula untuk mengatasi gangguan perilaku, seperti fobia maupun ketergantungan alkohol dan obat-obatan terlarang.
Tujuan psikoterapi ialah meningkatkan kemampuan pasien dalam mengendalikan diri dan merespons situasi sulit.
Meski begitu, terdapat beberapa hal atau fakta psikoterapi yang mungkin belum banyak dipahami masyarakat, antara lain:
1. Tidak Ada Hasil Psikoterapi yang Instan
Tidak sedikit orang mengharapkan perubahan instan usai menjalani sesi psikoterapi. Banyak yang mengira, perubahan mental dan perilaku dapat dirasakan usai menjalani beberapa kali sesi psikoterapi.
Padahal, menurut Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog, durasi psikoterapi sangatlah bervariasi. Hal ini bergantung pada teknik terapi yang digunakan, kondisi pasien, jenis gangguan, maupun konsistensi pasien dalam menjalani psikoterapi.
“Banyak pasien yang tidak menyelesaikan sesi psikoterapi, dengan alasan sudah merasakan perubahannya (di tengah jalan),” jelas Ikhsan.
“Padahal, kalau sesinya dirancang misalnya minimal 12 sesi, maka sebaiknya harus diselesaikan sesuai dengan rancangan. Jangan berhenti di tengah jalan, karena nanti hasilnya tidak maksimal dan terapi bisa dimulai dari awal lagi,” lanjutnya.
Artikel Lainnya: Ayo, Cari Bantuan! Ini Tanda-Tanda Self Harm yang Harus Diketahui!
Berhenti menjalani psikoterapi di tengah sesi diibaratkan Psikolog Ikhsan layaknya berhenti mengobati luka yang belum sembuh sempurna. Akibatnya, masalah mental dan perilaku tidak teratasi optimal.
“Jadi psikoterapi itu nggak ada yang instan kayak satu kali selesai. Kalau satu kali selesai, itu bisa masuknya ke konseling saja. Kalau psikoterapi, biasa dilakukan beberapa sesi,” papar Ikhsan.
Psikoterapi membutuhkan kerja sama antara pasien dan terapis. Kerja sama ini diperlukan untuk mengembangkan kesadaran soal masalah mendasar yang dialami pasien secara perlahan.
Dalam perjalanannya, terapis juga membutuhkan waktu untuk menyesuaikan metode psikoterapi yang tepat untuk pasien. Oleh karena itu, beberapa psikoterapi membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
2. Terapis Mungkin Tidak Memberikan Solusi yang Anda Harapkan
Ketika menjalani psikoterapi, jangan berekspektasi lebih bahwa terapis akan memberikan solusi sesuai yang Anda harapkan.
Pada beberapa kondisi, terapis mungkin akan mengajukan sejumlah pertanyaan serta membantu merefleksikan kembali masalah mental dan perilaku yang Anda keluhkan.
Terapis akan mengajukan sejumlah pilihan dalam mengatasi masalah. Ia juga akan membantu Anda mempertimbangkan kembali konsekuensi dari setiap tindakan.
Metode ini membantu Anda mengendalikan diri dan merespons situasi sulit terkait masalah mental maupun gangguan perilaku di kemudian hari.
Artikel Lainnya: Vitamin untuk Mengatasi Depresi yang Terbukti Efektif
3. Terapis Bukan Teman Anda
Pada dasarnya, terapis merupakan seorang profesional yang membantu mengatasi masalah mental maupun gangguan perilaku.
Oleh karena itu, Anda tidak dapat berekspektasi untuk menjalani relasi lebih jauh dengan terapis, misalnya menjadi teman. Artinya, akan selalu ada batasan di antara Anda dan terapis.
Untuk itu, terapis umumnya tetap berusaha menjaga profesionalitas dan tidak membagikan informasi pribadi kepada pasien.
4. Mencari Terapis yang Sesuai Tidaklah Mudah
Dibutuhkan lebih dari satu sesi untuk Anda mengenal dan merasa cocok dengan terapis maupun metode psikoterapi yang ia gunakan.
Bukan tidak mungkin, di tengah sesi Anda merasakan ketidakcocokan dan memutuskan berhenti, lalu berusaha mencari terapis lain yang punya pendekatan ideal menurut Anda.
Jadi, jangan pernah berekspektasi langsung cocok dengan terapis yang pertama kali Anda temui.
Itu dia serba-serbi psikoterapi yang perlu Anda tahu. Jika ingin konsultasi dengan psikolog, gunakan Live Chat di aplikasi Klikdokter untuk akses lebih mudah.
(FR/JKT)
Referensi:
Very Well Mind. Diakses 2021. Common Misconceptions About Psychotherapy.
US National Library of Medicine. Diakses 2021. One-Session Treatment for Specific Phobias: a Review of Öst’s Single-Session Exposure With Children and Adolescents.