Begadang saat ini sedang banyak digandrungi oleh sebagian kaum laki-laki, bukan karena melakukan aktivitas ibadah maupun bekerja, namun karena menyaksikan tim kesayangan berlaga di Piala Eropa. Namun hati-hati, jangan terlalu sering begadang dan mengabaikan waktu tidur Anda, karena menurut penelitian kurang waktu tidur dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan termasuk gangguan kesehatan mental. Mengapa bisa demikian?
Waktu tidur yang direkomendasikan para ahli ialah 6-8 jam perhari, kekurangan waktu tidur dalam waktu lama dapat menyebabkan seseorang mengalami masalah pada pada otak yang akan berpengaruh pada kesehatan mental. Kurang tidur dapat menyebabkan seseorang mengalami kantuk pada keesokan harinya; kantuk yang dilawan karena harus melakukan aktivitas dapat menyebabkan kecemasan, suasana hati memburuk, mudah tersinggung dan gampang emosi. Selain itu, kebiasaan kurang waktu tidur yang menahun berdampak pada menurunnya perasan optimisme, malas, hingga depresi.
Menurut Harvard Medical School, dalam publikasinya Sleep and Mental Health, terdapat beberapa gangguan kejiwaan yang dapat diakibatkan karena terlalu sering begadang, di antaranya:
Gangguan Kecemasan
Sebuah studi menjelaskan bahwa lebih dari 50% orang dewasa yang mengalami kurang waktu tidur memiliki masalah gangguan kecemasan umum. Kecemasan atau kegelisahan yang dirasakan akibat ketidakmampuan menanggapi rangsangan sosial. Dalam tahap ringan, keluhan ini dapat hilang hanya dengan memperbaiki waktu istirahat. Keadaan yang bugar serta pikiran yang fresh, setelah beristirahat yang cukup membuat seseorang merasa percaya diri untuk beraktivitas secara normal, sehingga mengurangi kecemasan penderita.
Stres
Orang yang selalu begadang merasa sulit untuk menghadapi aktivitas sehari-hari, dan hal tersebut akan menimbulkan rasa putus asa dan emosional yang meningkat. Di saat Anda tidak dapat menahan rasa emosional, atau mengalami alam perasaan yang kacau yang tidak bisa Anda atasi, maka akan terjadi banyak perubahan negatif dalam tubuh. Tubuh akan mengeluarkan banyak hormon adrenalin dan kortisol yang menyebabkan Anda stres.
Stres juga merupakan sumber dari berbagai penyakit, seperti obesitas, hipertensi, diabetes melitus, hingga penyakit jantung.
Depresi
Dalam sebuah studi, diperkirakan bahwa 65% sampai 90% orang mengalami depresi akibat kekurangan waktu tidur. Selain itu, kurangnya waktu tidur pada penderita depresi dapat memperparah kondisinya tersebut. Kelelahan otak membuat seseorang tidak dapat berpikir jernih dan rasional, dan cenderung mudah berputus asa. Orang yang mengalami depresi juga mengalami penurunan optimisme, tidak bersemangat dalam hidup, dan cenderung malas. Jika tidak ditangani maka akan memperberat depresinya.
Depresi berat dapat menyebabkan penderitanya jatuh dalam risiko bunuh diri, dan hal tersebut harus dikonsultasikan kepada psikiater. Pada kasus normal, memperbaiki waktu istirahat dapat memperingan gejala depresinya.
Jika Anda memiliki masalah tidur seperti insomnia, maka segeralah berkonsultasi kepada dokter untuk mencari penyebab dari penyakit tersebut. Karena insomnia dapat memperberat gajala depresi, stres, maupun kecemasan yang telah dimiliki sebelumnya.
Jika Anda memiliki kebiasaan begadang, maka mulai hari ini hentikanlah, kecuali jika memiliki sebuah kewajiban seperti bekerja atau belajar. Itupun tidak dapat dibenarkan untuk dilakukan terus-menerus, karena akan menyebabkan dampak negatif bagi kesehatan termasuk kesehatan mental Anda.