Media sosial bukan hanya sebagai wadah untuk berbagi dan berinteraksi secara maya dengan khalayak. Belakangan, platform tersebut juga dimanfaatkan oleh korban pelecehan seksual untuk speak up menyoal ketidakadilan yang dialami.
Banyak dari mereka membagikan pengalaman traumatis tersebut, setelah memendamnya sekian lama.
Psikolog Gracia Ivonika, M. Psi., mengungkapkan sejumlah faktor yang mendorong korban akhirnya berani speak up (mengungkap) pelecehan tersebut.
1. Tumbuhnya Kesadaran
Gracia mengatakan, tidak sedikit korban yang mengalami tindakan pelecehan seksual di masa kanak-kanak maupun remaja usia sekolah. Namun, mereka belum memahami bahwa hal tersebut merupakan pelecehan.
Kesadaran soal pelecehan seksual tumbuh seiring berkembangnya pengetahuan korban.
Artikel lainnya: Mengapa Korban Pelecehan Seksual Cenderung Diam?
“Ketika mengalami pelecehan, mereka merasa tidak nyaman, takut dan sebagainya. Tapi ada korban yang tidak benar-benar paham sejak awal bahwa mereka mengalami pelecehan seksual,” jelas Gracia.
“Ketika mereka sadar saat semakin dewasa, hal itu mendorong mereka untuk speak up. Mereka menyadari bahwa pernah menjadi korban pelecehan seksual. Lalu menilai hal itu berbahaya, tidak adil dan mereka tidak menerima tindakan pelecehan tersebut,” dia menambahkan.
2. Siap Secara Mental
Setiap individu, menurut Gracia, punya cara masing-masing untuk mengatasi pengalaman traumatis akibat pelecehan seksual. Cara tersebut antara lain dapat melalui proses penyembuhan mental secara mandiri maupun memperoleh bantuan profesional.
Kedua metode tersebut dapat membantu korban pelecehan seksual memperbaiki kesehatan mental mereka secara perlahan.
Pada gilirannya, saat kondisi mental korban lebih siap, mereka terdorong untuk berbicara soal pelecehan yang pernah dialami.
“Karena traumatis, untuk mengucapkan dan membahasnya saja terkadang bagi korban pelecehan itu berat banget. Flashback saja berat banget, apalagi mikirin, ditanya-tanya dan diceritakan,” kata psikolog Gracia.
Artikel lainnya: Tanda-Tanda Anda Seorang Korban Pelecehan Narsistik
“Terkadang mereka enggak siap. Nah, ketika mereka sudah mulai bisa menerima bahwa kasus tersebut harus diungkapkan, mereka lantas terdorong untuk speak up,” tambahnya.
3. Dukungan dari Orang Terdekat
Berdasarkan Very Well Mind, pelecehan seksual dapat menyebabkan korban mengalami perasaan takut, marah, cemas dan sedih.
Akumulasi perasaan tersebut terjadi karena korban khawatir pada penilaian orang lain terhadap dirinya. Selain itu, menurut Gracia, kondisi ini dapat muncul karena korban cenderung menyalahkan diri sendiri.
Oleh karena itu, support system seperti dukungan orang-orang terdekat yang dapat dipercaya sangatlah penting. Dukungan tersebut membantu korban mengatasi trauma. Pada gilirannya mendorong mereka berani angkat bicara.
“Mereka (support system) akan selalu menerima kondisi korban—seberapa pun dia menyalahkan diri sendiri—karena merasa tidak bisa melawan saat itu,” kata Gracia.
Mereka akan mendukung korban dalam kondisi apa pun. Hal ini dapat menguatkan korban berani speak up.
4. Dukungan dari Korban Lainnya
Selanjutnya, faktor yang turut mendorong keberanian korban mengemukakan pelecehan seksual yang dialaminya adalah dukungan dari korban lain.
Gracia mengatakan dukungan dari korban lain sangat penting guna mengatasi ketakutan korban terhadap pelaku.
“Jadi banyak pertimbangan-pertimbangan yang jadinya membuat dia ketakutan untuk speak up sebelumnya. Misalnya, bagaimana ia akan dipandang orang lain, atau bagaimana pelaku akan bereaksi jika ia speak up” katanya.
“Ketika korban menemukan korban lain yang mengalami kasus serupa, mereka kemudian jadi merasa getting stronger. Dorongan untuk speak up pun semakin kuat,” jelas Gracia.
Artikel lainnya: Mengapa Ada Orang yang Tak Sadar Lakukan Pelecehan Seksual?
5. Tidak Ingin Ada Korban Lain
Terakhir, pertimbangan korban pelecehan seksual mengungkapkan pengalaman traumatis yang mereka alami adalah karena tidak ingin ada korban lainnya.
“Misalnya takut si pelaku nantinya membahayakan orang lain. Atau karena merasa tidak adil si pelaku masih berkeliaran luas, dan lain sebagainya,” jelas Gracia terkait dorongan korban speak up seputar pelecehan yang dilakukan pelaku.
Bagi korban, tidak mudah mengungkapkan atau membicarakan pengalaman traumatis pelecehan yang pernah dialami. Jadi, apa pun alasannya, yuk kita beri dukungan kepada mereka.
Jika Anda ingin bertanya lebih lanjut seputar kesehatan mental, konsultasikan kepada psikolog via Live Chat.
[HNS/JKT]