Anda termasuk orang yang suka merasa menjadi superior dan hebat dibanding orang lain? Bahkan, menunggu-nunggu pujian dari orang-orang di sekitar Anda. Bisa jadi Anda terkena gangguan narsistik. Ini bukan cuma sekadar istilah narsis yang selama ini dikenal, lho.
Narsis merupakan istilah yang mungkin sudah tidak asing lagi di telinga Anda. Ini bukan hanya perilaku foto selfie di mana saja dan kapan saja. Lebih dari itu, narsis merupakan sebuah gangguan mental yang biasa disebut sebagai gangguan narsistik atau narcissistic personality disorder.
Seputar Narsistik
Dikutip dari Mayo Clinic, gangguan kepribadian narsistik adalah kondisi mental di mana seseorang menganggap dirinya jauh lebih penting daripada orang lain. Mereka juga punya keinginan yang besar untuk mendapat perhatian, pujian, dan kekaguman dari orang lain.
Di sisi lain, seorang narsistik memiliki masalah dalam berhubungan dengan orang lain dan dan kurangnya rasa empati terhadap orang lain. Di balik “topeng” kepercayaan diri yang ekstrem ini, mereka juga punya harga diri yang rapuh dan rentan terhadap kritik sekecil apa pun.
Artikel Lainnya: 3 Tipe Gangguan Kepribadian Narsistik yang Perlu Anda Tahu
“Pengidap gangguan narsistik biasanya sering merasa tidak nyaman dalam kehidupan kesehariannya. Selain memiliki gangguan dalam berinteraksi dengan orang sekitar, mereka juga selalu ingin terlihat lebih baik dari orang lain,” kata dr. Dyah Novita Anggraini dari KlikDokter,.
Pada dasarnya, sisi narsisme dimiliki oleh semua orang. Namun jika berlebihan, kondisi ini sudah masuk pada ranah gangguan kepribadian. Lantas, jika semua orang memiliki sisi narsisme, mengapa ada beberapa orang yang memiliki sifat tersebut secara menonjol?
Dikutip dari KlikDokter, sikap narsistik timbul dari pemikiran destruktif seseorang yang terbentuk akibat berbagai macam hal. Salah satunya adalah karena adanya pengalaman yang menyakitkan. Seiring berjalannya waktu, luka inilah yang nantinya berubah sebagai proteksi diri dari individu tertentu. Sebelum pada akhirnya pihak luar berusaha untuk menyakitinya lagi.
Seseorang yang mengalami narsistik, suara batinnya akan mengarahkan diri mereka untuk menjatuhkan harga diri orang lain. Ini untuk membuat mereka merasa menang dan lebih baik dari orang tersebut.
Artikel Lainnya: Kenali Ciri-Ciri Ayah Narsistik
Meski sampai saat ini belum ada penyebab yang pasti namun ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko terjadinya gangguan kepribadian tersebut, yakni sebagai berikut.
- Sejak kecil sering dianggap remeh oleh orang lain, terutama orang tua.
- Kurang mendapatkan pujian dan kasih sayang saat anak-anak.
- Mendapatkan pujian dan dimanjakan secara berlebihan dari orang-orang sekitar.
- Mendapat pola asuh kurang baik dari orang tua.
- Selalu dapat ejekan dan kritikan ketika anak gagal.
- Orang tua juga memiliki gangguan narsistik sehingga mempengaruhi kondisi kejiwaan anak sejak kecil.
Ciri Orang yang Mengidap Narsistik
Lantas, seperti apakah ciri-ciri orang yang mengidap gangguan narsistik? Dokter Dyah Novita mengatakan orang yang merasa dirinya lebih tinggi dari orang lain merupakan ciri paling umum dari seseorang yang mengidap gangguan narsistik.
“Selain itu, orang tersebut juga akan melebih-lebihkan bakat yang dia miliki. Punya keinginan untuk selalu dipuji dan dikagumi oleh banyak orang,” ujar dia.
Orang dengan gangguan narsistik juga memiliki fantasi bahwa dirinya berkuasa, sukses, pandai, cantik atau tampan, dan sering mengambil keuntungan dari orang lain.
Pada saat yang sama, orang-orang dengan gangguan kepribadian narsisistik kesulitan menangani apa pun yang mereka anggap sebagai kritik. Respons mereka antara lain akan sebagai berikut ini.
- Menjadi tidak sabar atau marah ketika mereka tidak menerima perlakuan khusus.
- Mudah merasa diremehkan.
- Saat dikritik, bereaksi dengan marah dan mencoba meremehkan orang lain agar dirinya tampak lebih unggul.
- Kesulitan mengatur emosi dan perilaku.
- Kesulitan menangani stres dan sulit beradaptasi dengan perubahan.
- Dapat merasa depresi, murung, dan tertekan saat mereka gagal sempurna.
- Memiliki perasaan tidak aman, malu, dan rentan.
Lalu, bagaimana cara mengatasi sifat narsistik? Ternyata, sikap narsis jika muncul dalam taraf normal, tidak apa-apa.
“Jika Anda dan orang terdekat sudah tak nyaman, pengidap narsistik dapat berkonsultasi dengan psikolog dan melakukan psikoterapi. Penanganan yang tepat sejak dini akan membuat hidup pengidap gangguan kepribadian ini lebih nyaman dan memiliki kualitas hidup yang lebih baik,” ujar dr. Dyah Novita.
Itulah beberapa ciri utama gangguan narsistik yang mudah dikenali. Apabila Anda menemukan ciri-ciri tersebut pada diri atau orang terdekat Anda, tidak ada salahnya segera berkonsultasi pada ahlinya. Bila diperlukan, pengidap akan diberikan psikoterapi untuk membangun harga diri dan membimbingnya kepada realita yang ada.
[HNS/AYU]