“Sulit mengajak dia pergi, orangnya ansos.”
Mungkin kalimat ini sering Anda dengar. Antisosial atau yang kerap disebut ansos sering kali ditujukan untuk orang yang menutup diri dan tidak mau bergaul dengan orang lain.
Karena anggapan sifat tertutup tersebut, orang yang mengaku introver pun jadi disamakan dengan sifat antisosial. Padahal, introver dan antisosial memiliki pengertian yang bertolak belakang. Sudahkah Anda memahaminya?
Apa yang Membedakan Antisosial dan Introver?
Mungkin banyak yang terjebak dengan kata antisosial. “Anti” dalam kata ini biasa diartikan sebagai keengganan untuk bergaul.
Nyatanya, antisosial di sini bukan berarti maknanya sesederhana seperti tidak mau bergaul.
Akhirnya, banyak yang menyamakan maknanya dengan introver. Menurut Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog, antisosial adalah sebuah masalah kepribadian yang melanggar norma dan aturan.
“Dalam dunia psikologi, orang dengan antisocial personality disorder memiliki masalah atau gangguan kepribadian yang melanggar norma. Lalu, tidak merasa bersalah ketika melukai orang lain dan umumnya melakukan tindak kriminal,” jelas Ikhsan.
“Orang tersebut punya pandangan negatif terhadap diri atau lingkungannya sehingga ia merasa tidak mampu berinteraksi dengan lingkungan. Pandangan negatif ini bisa karena rasa tidak percaya diri atau kecemasan yang ia miliki,” lanjutnya.
Artikel Lainnya: Anak Introver dan Pemalu Itu Beda, Lho!
Nah, berbeda dengan introver. Meski terkesan menutup diri, namun orang introver masih tetap berteman dan bersosialisasi.
“Orang introver mampu berinteraksi sosial, tapi cenderung membatasi hubungan sosialnya. Itu sebabnya, kesannya seperti nggak bisa berinteraksi sosial. Ia biasanya cenderung memilih teman yang memiliki kesamaan dengannya,” ungkap Ikhsan.
Menurut Ikhsan, masih banyak orang yang keliru mengenai dua kepribadian itu. Ia meluruskan, bila seseorang benar-benar menarik diri dari pergaulan, terdapat istilah lainnya yaitu “asosial”.
“Kalau asosial, seseorang akan cenderung menarik diri dari lingkungan. Ini jelas berbeda halnya dengan antisosial dan introver,” tuturnya.
Agar dapat lebih memahami perbedaan antisosial dan introver, berikut perbandingannya:
-
Introver
- Cenderung menghindari keramaian bukan karena cemas, tapi lebih menyukai kesendirian.
- Bisa berinteraksi dengan orang lain namun memilih membatasinya, sehingga lingkaran pertemanan terbatas.
- Sering kali fokus dengan diri sendiri.
- Cenderung tertutup dengan orang lain.
- Lebih senang memerhatikan sekitar dibanding terlibat di dalamnya.
-
Antisosial
- Melihat sesuatu dari sudut pandang negatif.
- Tidak mampu mengikuti aturan atau norma sosial.
- Cenderung tidak mampu mengendalikan emosi.
- Mudah menaruh dendam dengan orang lain.
Artikel Lainnya: Ini Manfaat Kesehatan Menjadi Seorang Introver
Faktor Apa yang Memengaruhi Antisosial dan Introver?
Melihat perbedaan dari dua kepribadian tersebut, sebenarnya apa, sih, yang melatarbelakangi antisosial dan introver?
Ikhsan menjelaskan, biasanya kedua hal itu dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan pola asuh.
“Untuk introver, kalau pola asuh orang tua memang biasa membatasi anak untuk keluar rumah atau lebih banyak di rumah, bisa jadi anak terbiasa dengan lingkungan atau suasana yang tenang seperti itu,” ujar Ikhsan.
“Kalau antisosial, bisa jadi ada pola asuh atau faktor lingkungan yang membuatnya menjadi merasa nggak percaya diri, atau ada trauma yang pernah dialami seperti di-bully,” sambungnya.
Artikel Lainnya: Mitos Introver dan Ekstrover yang Tak Perlu Dipercaya
Apa Gangguan Antisosial Bisa Dihilangkan?
Orang dengan gangguan kepribadian antisosial tentu menjadi terhambat dalam hubungan sosialnya. Ini karena orang lain akan cenderung terganggu dengan cara berinteraksinya dan akhirnya bisa berdampak buruk pada pergaulannya.
Lantas, apa bisa kepribadian buruk itu dihilangkan? Menurut Ikhsan, butuh proses perbaikan diri yang sangat panjang bagi orang antisosial untuk lepas dari gangguannya. Selain itu, dibutuhkan konsistensi dalam menjalani treatment.
“Ditambah lagi, orang itu pun harus menyadari bahwa ia mau keluar dari kondisi tersebut,” tambah Ikhsan.
Treatment yang dijalankan berupa CBT (Cognitive Behaviour Therapy) atau terapi kognitif dan perilaku untuk mengubah pola pikir yang salah atau tidak rasional. Lalu, ada terapi modifikasi perilaku yang menyasar ke perilaku apa yang perlu diubah.
Sekarang, Anda sudah paham, kan, perbedaan introver dan antisosial? Jadi, jangan salah anggap lagi, ya!
Bila ingin tahu informasi lebih lengkap seputar gangguan kepribadian dari psikolog, download aplikasi KlikDokter dan temukan banyak artikel kesehatan mental menarik lainnya.
(AYU/ARM)