Self care menjadi salah satu hal yang sedang digaungkan demi meningkatkan kesehatan mental. Namun sayangnya, tak sedikit juga yang menganggap bahwa self care sama saja dengan menumbuhkan keegoisan semata.
Karena mengedepankan self care, kita jadi lebih fokus kepada diri sendiri dan tak peduli dengan orang lain. Kalau sudah begini, perbedaan self care dan selfishness mesti diketahui.
Self Care vs Selfishness, Apa Bedanya?
Sementara itu, Gracia Ivonika, M.Psi., Psikolog berpendapat, self care merupakan bagian dari proses untuk melindungi dan memelihara kesehatan mental sendiri.
“Artinya, kita paham akan batasan toleransi diri kita sendiri. Berdasarkan berbagai penelitian, hal ini penting sekali bagi kesejahteraan psikologis setiap orang, kesehatan fisik pun termasuk,” jelasnya.
“Ibaratnya mobil butuh bensin, kita sebagai manusia pun sama. Ketika bensinnya tidak cukup atau habis, apa yang kita lakukan juga tidak akan maksimal. Karena itulah, self care tidak bisa disamakan dengan selfishness atau keegoisan. Yang perlu diingat, self care juga mesti dilakukan secara sehat,” tambah psikolog Gracia.
Agar lebih jelas lagi, berikut perbedaan self care dan selfishness.
- Menghabiskan waktu bersama teman untuk membahas hal-hal lucu dan pengalaman yang pernah dilalui bersama, itu self care.
Sedangkan, mengajak bertemu teman Anda untuk memenuhi kepentingan diri sendiri, misalnya minta dikerjakan tugasnya, itu adalah selfishness.
- Beristirahat sejenak karena badan rasanya lelah sekali sebelum mengerjakan pekerjaan tim itu self care.
Sedangkan, sengaja tidur berlama-lama agar pekerjaan tersebut dikerjakan oleh rekan lain yang stand by dari tadi itu adalah selfishness.
“Karyawan yang mengalami burn-out dan membutuhkan self care, bukan berarti bisa menjadikan self care sebagai alasan untuk mengabaikan kewajiban bekerja. Self care artinya memanfaatkan waktu dan kesempatan yang ada, meskipun sedikit untuk merawat diri sendiri” tutur psikolog Gracia.
Artikel Lainnya: Kata Peneliti, Melajang Bikin Bahagia! Ini Pendapat Psikolog
- Self care merupakan kepedulian terhadap diri sendiri dan tidak sampai mengambil hak orang lain.
Dalam kasus selfishness, ada hak orang lain yang terampas dan hal itu menguntungkan Anda.
“Kuncinya di sini, self care adalah dampak positif ke diri sendiri tanpa merugikan pihak lain,” kata psikolog Gracia.
- Saat melakukan self care, biasanya sadar atau tidak sadar, kita punya batasan sendiri untuk merasa cukup. Akan tetapi, pada kondisi selfishness, kita seperti merasa tak pernah cukup dan tak pernah puas.
- Self care berarti berani mengatakan “tidak” saat kondisinya benar-benar tidak memungkinkan dan merugikan Anda sendiri, bahkan orang lain.
Sedangkan selfishness, Anda mengatakan “tidak”, padahal itu tidak merugikan diri sendiri sama sekali dan bahkan memberikan keuntungan buat orang banyak, termasuk Anda.
- Orang yang melakukan self care tidak butuh verifikasi dari orang lain, mereka percaya diri dengan caranya sendiri.
Bagi orang yang melakukan selfishness, mereka tidak memiliki kepercayaan diri yang kuat sehingga butuh pengakuan dari orang lain.
- Ketika Anda melakukan self care, hati menjadi lebih tenang dan produktivitas meningkat.
Namun saat melakukan selfishness, apa pun yang dilakukan tetap tak membuat Anda tenang dan bahagia. Kinerja dan lingkungan pun stuck, bahkan menurun.
Artikel Lainnya: Selalu Tidur Seharian saat Libur, Tanda Ada Gangguan Mental?
Bagaimana agar Self Care Tak Sampai Berubah Jadi Selfishness?
Self care bukan berarti menghabiskan waktu sendirian. Memang, dengan punya waktu sendiri, kita jadi bisa mengisi ulang energi dan mengenali apa keinginan kita yang paling sejati.
Namun, menjalin relasi dan berinteraksi sosial secara sehat dengan lain itu juga merupakan bentuk self care yang tepat.
Kalau semua hal hanya mau dilakukan sendiri terus-menerus, lama kelamaan self care dapat berubah menjadi selfishness.
Anda menjadi tidak percaya dengan orang lain. Anda pun jadi susah untuk memahami sudut pandang orang lain karena terlalu terbiasa sendiri. Menyeimbangkan kepedulian terhadap diri sendiri, orang lain, dan lingkungan itu perlu.
Menyenangkan diri sendiri merupakan sebuah bentuk self care, apalagi jika kesehariannya Anda diisi dengan bekerja terus.
Namun, menyenangkan diri juga harus disesuaikan dengan batas kemampuan Anda, ya, khususnya dalam hal ekonomi.
Jangan sampai, proses memanjakan diri tersebut menguras tabungan Anda, apalagi menguras keuangan orang lain (orang tua, teman, dan lain-lain).
Kalau sudah begitu, self care pun akan berubah menjadi selfishness karena merugikan pihak di luar diri sendiri!
Itu dia perbedaan self care dan selfishness. Apabila masih ada pertanyaan seputar kesehatan mental, konsultasikan hal itu kepada psikolog kami lewat fitur LiveChat di aplikasi Klikdokter.
(OVI/AYU)