Obsessive compulsive disorder (OCD) merupakan gangguan kecemasan yang membuat seseorang memikirkan atau melakukan suatu hal berulang-ulang.
Menurut organisasi non-profit untuk anak muda dan kehidupan sosial New York, DoSomething, rata-rata orang didiagnosis OCD saat berusia 19 tahun.
Namun, Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog, mengatakan OCD sebenarnya dapat dialami siapa saja, termasuk anak-anak. “Anak juga bisa memiliki gangguan OCD. Gangguan OCD pada anak mirip seperti pada orang dewasa,” jelasnya.
Gangguan OCD memiliki tipe atau jenis berbeda. Berikut ini jenis OCD yang dapat dialami anak-anak hingga orang dewasa, menurut pusat perawatan masalah kecanduan Amerika Serikat, Northpoint Recovery:
1. Checking
Orang dengan kondisi ini akan merasa cemas dan ingin selalu memeriksa suatu hal. Penderita OCD tipe checking sering menunjukkan sikap kompulsif, seperti mengunci dan membuka pintu ratusan kali, ataupun mengecek saklar lampu berulang.
Artikel lainnya: OCD dan Perfeksionis, Ini Bedanya
Orang dengan gangguan ini akan sangat terganggu karena perasaan cemas yang dirasakan. Ia juga akan memikirkannya berjam-jam. Akhirnya, ia bisa sulit atau bahkan tidak mampu beraktivitas atau berhubungan sosial.
Gangguan OCD jenis ini merupakan akibat dari obsesi diri yang akhirnya mengganggu pikiran penderita.
2. Contamination
Individu dengan OCD jenis contamination sering memiliki dorongan atau obsesi untuk membuat dirinya bersih. Ia memiliki ketakutan besar jika tertular suatu penyakit melalui kuman yang mungkin menempel di permukaan benda.
Orang dengan jenis OCD contamination akan menghindari hal-hal seperti ruang terbuka, kontak dengan orang lain, toilet umum, restoran, gagang pintu, dan rumah sakit.
3. Mental Contamination
Mental contamination merupakan subkategori dari OCD jenis contamination. Yang membedakan, gejala mental contamination muncul dari pikiran sendiri.
Individu dengan OCD jenis ini akan menghabiskan waktu berjam-jam untuk melakukan aktivitas kompulsif ketika merasa dirinya “kotor”, seperti mandi setelah diejek orang lain.
Artikel lainnya: Mengenal GERD Anxiety yang Mesti Diwaspadai Kaum Milenial
“Mental contamination itu berdasarkan pikirannya dia. Jadi, ada pemikiran irasional yang didasari atas kecemasan,” jelas Ikhsan.
“Misalnya, merasa dirinya berdosa karena sudah berhubungan seksual pranikah, lalu takut dia nggak diampuni, makanya sampai ibadah berkali-kali melebihi yang telah ditentukan dalam ajaran agamanya,” paparnya.
4. Hoarding
Orang-orang dengan OCD tipe hoarding umumnya akan memiliki banyak barang tidak berguna. Mereka kesulitan untuk membuang barang yang mereka miliki.
Meskipun banyak yang disimpan, namun hanya sedikit barang yang mereka gunakan. Koran bekas, kantung plastik bekas, makanan basi, ataupun sampah lainnya bisa saja tidak mereka buang.
Tipe OCD ini merupakan salah satu jenis yang paling berbahaya. Sebab, lingkungan menjadi tidak bersih dan dapat menyebabkan suatu penyakit.
Hal berbahaya lainnya, jika rumah terbakar, akan sulit bagi mereka untuk menyelamatkan diri karena banyaknya barang di rumah.
5. Ruminations
Orang dengan jenis OCD rumination cenderung terus memikirkan atau merenungkan suatu hal. Pikiran menjadi terganggu dan tidak produktif.
Ia akan menghabiskan waktu berjam-jam setiap harinya untuk “tenggelam” dalam pikirannya tersebut, dan tidak mencoba menghentikannya.
Artikel lainnya: Gangguan Jiwa yang Sering Menyerang Pria
6. Intrusive Thoughts
Gangguan OCD jenis ini juga akan mengganggu pikiran. Bedanya dari rumination, tipe intrusive thoughts dipicu oleh hal atau topik yang bervariasi dan muncul tiba-tiba.
Hal-hal yang dapat mengganggu pikiran orang dengan kondisi ini antara lain seksualitas, hubungan asmara, magical thinking, agama, dan kekerasan.
Lalu, ia juga bisa sangat peduli dengan sensasi atau fungsi tubuh seperti bernapas dan berkedip (bodily sensation), serta terobsesi dengan kesempurnaan (symmetry and order).
Gangguan OCD dapat disembuhkan dengan pengobatan yang menyeluruh. Perawatan dengan terapi dan obat akan bergantung pada tingkat keparahan OCD.
Dalam kasus OCD ringan, terapi perilaku kognitif sudah cukup. Sedangkan, pada kondisi parah, akan diresepkan obat seperti antidepresan untuk menghilangkan kecemasan.
Bila ingin bertanya lebih lanjut seputar OCD, Anda bisa konsultasi dengan psikolog atau dokter spesialis kejiwaan lewat Live Chat Klikdokter.
(FR/JKT)