Rasa cemas memang hal umum yang dialami banyak orang. Kecemasan bisa muncul kapan pun, termasuk ketika bangun di pagi hari.
Tapi tenang saja, selain dengan meditasi, tidur dengan selimut tebal juga bisa bantu meredakan kecemasan, lho! Tidak percaya? Berikut ulasannya.
Manfaat Tidur Pakai Selimut untuk Redakan Kecemasan
Tidur dengan selimut yang tebal dianggap efektif membantu meredakan masalah gangguan tidur, kecemasan, depresi, autisme, dan sebagainya.
Studi pada tahun 2004 menunjukkan bahwa bobot yang besar dari selimut bisa membantu menekan gejala kecemasan dalam berbagai kondisi.
Selimut tebal dapat membantu mengurangi kecemasan pada anak-anak dan orang dewasa. Bonusnya, metode ini tentu relatif aman dilakukan.
Selimut nantinya akan membantu banyak orang untuk mencapai keadaan rileks, dan membantu penderita gangguan kecemasan tidur lebih nyenyak.
Artikel lainnya: Mengungkap Manfaat Tidur Telanjang bagi Kesehatan
Penulis studi juga mengungkap kalau selimut tebal akan memberikan sedikit beban atau tekanan pada tubuh. Alhasil, ada efek menenangkan yang bisa dirasakan.
Perlengkapan tidur ini juga mensimulasikan sentuhan tekanan dalam (DPT), sejenis terapi untuk mengurangi stres kronis dan tingkat kecemasan yang tinggi.
Hal ini juga dibenarkan oleh psikolog Ikhsan Bella Persada, M. Psi. Dia mengatakan, “Ketika seseorang menggunakan selimut tebal, tubuh akan merasakan tekanan kehangatan dan pijatan pada tubuh.”
“Sensasi inilah yang nantinya membuat seseorang merasa nyaman dan tenang karena mendapatkan relaksasi. Cara ini bisa efektif dalam menurunkan kadar cemas dan stres,” tutur psikolog tersebut.
Memakai selimut tebal juga bisa masuk dalam kategori grounding, yakni teknik yang bertujuan melepaskan pikiran negatif atau trauma masa lalu.
Studi menyebut, grounding dapat membantu mengurangi tingkat kortisol (hormon stres) di malam hari yang membuat Anda sulit tidur.
Stres dapat meningkatkan kadar kortisol. Hal tersebut dapat berdampak negatif pada sistem kekebalan tubuh. Kondisi ini juga yang dapat meningkatkan kadar gula darah dan berefek buruk pada saluran pencernaan.
Artikel lainnya: Pentingnya Menjaga Kebersihan Selimut Bayi
Peningkatan kadar kortisol, terutama yang tidak turun kembali ke tingkat normal secara alami, dapat menyebabkan banyak komplikasi. Beberapa komplikasi yang bisa muncul seperti depresi, kegelisahan, insomnia, plus penambahan berat badan.
Tidur dengan selimut tebal juga bisa memicu pelepasan neurotransmiter dopamin dan serotonin, hormon Bahagia di otak. Hormon-hormon ini membantu memerangi stres, kecemasan, dan juga depresi.
Kondisi yang Tidak Disarankan Pakai Selimut Tebal
Tidur dengan selimut tebal memang tergolong efektif sebagai cara mengatasi cemas. Namun, metode ini sebaiknya dihindari orang dengan kondisi tertentu. Misalnya, orang yang punya masalah dengan sistem pernapasan.
Ikhsan mengatakan, “Orang-orang yang memiliki masalah dengan sistem pernapasan sebaiknya bisa mempertimbangkan kembali jika ingin tidur dengan selimut yang tebal. Pasalnya, selimut tebal ini juga bisa buat orang itu jadi sesak napas dan sulit tidur.”
Selain itu, orang yang punya ketakutan berlebih dengan ruangan sempit juga tidak dianjurkan untuk tidur dengan selimut tebal. Hal ini justru buat penderitanya jadi semakin cemas, panik, dan sesak napas karena merasa tidak ada ruang gerak yang cukup.
Bayi dan balita juga tidak dianjurkan untuk tidur dengan selimut tebal karena berisiko mengalami henti napas saat tidur. Jadi, cek dulu kondisi kesehatan dan kebutuhan Anda sebelum tidur dengan selimut tebal, ya.
Bila Anda butuh berkonsultasi seputar masalah kesehatan mental dengan psikolog, manfaatkan layanan Live Chat dari Klikdokter.
[HNS/JKT]