Punya kebiasaan sering mengumpulkan barang-barang dan merasa sulit untuk membuang benda-benda karena alasan tertentu? Jika ya, ini bisa menjadi tanda bahwa Kamu mengalami hoarding disorder.
Seseorang yang mengalami gangguan ini sering mengalami kesulitan untuk menyingkirkan barang-barangnya, meski sudah tidak lagi terpakai. Satu hal yang menjadi dasar dari gangguan ini adalah akumulasi barang yang jadi berlebihan, terlepas dari barang yang dibutuhkan atau tidak.
Dalam beberapa kasus, kebiasaan menimbun barang tidak berdampak pada kehidupan. Namun di kasus lain, “hobi” ini bisa memengaruhi kondisi kesehatan, bahkan hingga hubungan sosial seseorang.
Sayangnya, penderita hoarding disorder cenderung tidak melihat gangguan ini sebagai masalah. Lantas, bagaimana gejala hoarding disorder?
Artikel lainnya: Jenis Gangguan Psikologis dan Masalah Kesehatan Mental Pada Anak
Tanda Kamu Memiliki Hoarding Disorder
Pada dasarnya, banyak orang yang mengumpulkan barang-barang karena hobi atau akibat alasan yang sentimental. Akan tetapi, orang-orang yang menderita hoarding disorder memiliki keinginan kuat untuk mengumpulkan barang-barang, bahkan yang nilainya tidak jelas sekali pun.
Melansir dari Journal of Clinical Psychiatry, penderitanya akan ragu untuk membuang benda, sehingga menimbulkan kondisi ruangan yang berantakan dan tidak bisa digunakan. Ini merupakan tanda hoarding disorder yang paling terlihat.
Tak hanya itu, penderita hoarding disorder biasanya percaya bahwa suatu saat barang yang ia simpan akan berguna atau bernilai di masa depan. Tanpa disadari, ini merupakan kebiasaan yang menjadi tanda hoarding disorder.
Selain gemar menimbun barang, ada juga tanda lain yang mengindikasikan seseorang mengalami hoarding disorder. Berikut ciri-ciri hoarding disorder:
- Terlalu banyak membeli barang-barang yang tidak diperlukan atau sudah tidak ada ruang untuk menaruhnya.
- Kesulitan untuk membuang atau berpisah dengan barang-barang, terlepas dari nilai sebenarnya.
- Merasa perlu menyimpan barang-barang tertentu dan kesal jika berpikir harus membuangnya.
- Ruangan di rumah menjadi berantakan dan tampak “kacau” karena tumpukan barang, sehingga ruangan tidak bisa digunakan.
- Cenderung memiliki sifat peragu, perfeksionis, penyangkalan, penundaan, dan masalah dengan perencanaan dan pengorganisasian.
- Konflik dengan orang lain yang mencoba mengurangi atau menghilangkan tumpukan barang-barang dari rumah.
- Kesulitan mengatur barang, bahkan terkadang kehilangan barang-barang penting.
- Penumpukan makanan atau sampah yang berlebihan dan tidak sehat.
- Merasa cemas saat ingin membuang barang.
- Kesulitan untuk mengambil keputusan, mengalami kesulitan yang ekstrim dalam mengambil keputusan tentang barang-barang yang akan disimpan atau dibuang.
Artikel lainnya: Cara Mengatasi Teman dengan Hoarding Disorder
Penyebab Munculnya Penyakit Hoarding Disorder
Sesungguhnya, masih belum diketahui secara pasti apa yang menjadi penyebab hoarding disorder. Akan tetapi, ada beberapa faktor risiko yang dikaitkan dengan masalah penimbunan barang-barang, yaitu:
1. Menurunnya dorongan untuk rawat diri
Menurut Iswan Saputro, M.Psi., Psikolog, jika dilihat dari pola perilakunya, hoarding disorder dapat disebabkan oleh menurunnya minat atau dorongan untuk rawat diri, baik itu kebersihan badan, kebersihan tempat tinggal, dan lainnya.
“Gejala menurunnya rawat diri bisa ditemukan dalam permasalahan kejiwaan, seperti orang dengan gejala depresi yang cukup berat, skizofrenia, dorongan obsesi terhadap benda-benda tertentu, dan kontrol diri yang lemah,” ungkapnya.
2. Kepribadian
Banyak orang yang menderita gangguan penimbunan barang-barang memiliki gaya perilaku yang mencakup kesulitan dalam mengambil keputusan. Pasalnya, mereka sering kali ragu dan sulit untuk membuang barang, karena merasa bahwa barang tersebut akan berguna di masa depan.
Selain itu, penderita hoarding disorder juga umumnya memiliki masalah dengan perhatian, pengorganisasian, dan pemecahan masalah.
3. Apatisme
Disampaikan Psikolog Iswan, penyebab lain dari hoarding disorder juga bisa karena ketidakpedulian yang tinggi atau apatisme.
Apatisme ini terkait dengan ketidakpedulian penderita terhadap penilaian orang lain, tentang kondisi tetangga, atau dampak kebersihan dirinya terhadap orang lain. Dengan menumpuk barang-barang di rumah atau di tempat sampah, ia merasa tidak mengganggu orang lain.
4. Riwayat keluarga
Ternyata, faktor riwayat keluarga juga bisa memicu terjadinya hoarding disorder. Ada hubungan yang kuat antara memiliki anggota keluarga yang menderita gangguan menimbun dengan seseorang yang mengalami gangguan tersebut.
Kamu: Pengobatan Gangguan Kesehatan Mental
5. Pengalaman masa kecil
Pengalaman masa kecil juga bisa menjadi salah satu faktor penyebab seseorang mengalami hoarding disorder.
Misalnya, khawatir terhadap uang atau hidup dalam kemiskinan di masa kecil, barang-barang yang diambil atau dibuang oleh seseorang, atau kebutuhan dasar yang tidak terpenuhi.
Pengalaman-pengalaman ini mungkin akan membuat seseorang kesulitan untuk mengatur barang-barangnya.
6. Trauma dan kehilangan
Beberapa orang mengalami gangguan hoarding disorder setelah mengalami peristiwa kehidupan yang penuh tekanan dan sulit untuk mereka atasi.
Biasanya, ini terjadi ketika ditinggal orang yang dicintai karena kematian atau perceraian. Selain itu, bisa juga karena kehilangan harta benda akibat kebakaran.
7. Ketertarikan emosional dengan barang
Seseorang dengan hoarding disorder mungkin memiliki ketertarikan emosional yang kuat terhadap barang barang mereka, sering kali karena mereka melihat barang-barang tersebut sebagai bagian penting dari identitas atau kenangan mereka.
Meski hoarding disorder tampaknya tidak serius, namun kondisi ini bisa mengancam hidup penderitanya. Bahkan, ini juga bisa menimbulkan konflik dengan orang lain yang mencoba mengurangi atau menghilangkan tumpukan barang-barang dari rumah.
Oleh karenanya, jika Kamu atau orang terdekat mengalami gejala di atas, segera minta bantuan tenaga profesional untuk membantu mengatasinya. Supaya lebih mudah, coba lakukan konsultasi dengan psikolog atau booking psikolog secara online.
Selain itu, bisa juga booking layanan pemeriksaan kesehatan dengan psikolog atau psikiater lewat aplikasi KlikDokter. KlikDokter, solusi untuk #JagaSehatmu dan mentalmu!
- Health Direct. Diakses 2023. Hoarding Disorder.
- Cleveland Clinic. Diakses 2023. Hoarding Disorder.
- Journal of Clinical Psychiatry. Diakses 2023. Hoarding Disorder: More than just a problem of too much stuff.