Kesehatan Mental

Kepribadian Narsistik Akan Berkurang atau Melunak Saat Seseorang Menua

Pernahkah Kamu berhadapan dengan orang yang sombong, haus perhatian, dan kurang empati? Sifat-sifat ini bisa jadi ciri-ciri kepribadian narsistik. Simak lebih lengkap mengenai narsisitik di sini.

Kepribadian Narsistik Akan Berkurang atau Melunak Saat Seseorang Menua

Pengalaman menghadapi orang dengan gangguan kepribadian narsistik menjadi topik yang banyak diperbincangkan.

Gangguan kepribadian ini sering kali dikaitkan dengan sifat-sifat seperti kesombongan, kebutuhan akan perhatian yang berlebihan, dan kurangnya empati terhadap orang lain.

Namun, pertanyaannya adalah apakah sifat narsistik ini akan berkurang atau melunak seiring bertambahnya usia seseorang?

Bersama Psikolog Iswan Saputro, artikel ini akan membahas definisi kepribadian narsistik, kapan seseorang perlu mencari bantuan profesional, dan apakah narsisme dapat melunak seiring waktu.

Artikel lainnya: 4 Tipe Kepribadian Narsistik yang Harus Kamu Tahu

Apa yang Dimaksud Kepribadian Narsistik?

Kepribadian narsistik adalah kondisi psikologis yang dicirikan oleh pola perilaku yang berpusat pada diri sendiri, kebutuhan yang berlebihan akan kekaguman, dan kurangnya empati terhadap orang lain.

Kepribadian ini masuk dalam kategori gangguan kepribadian dalam DSM-5 (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition).

Seseorang dengan gangguan kepribadian narsistik biasanya memiliki pandangan yang tinggi terhadap diri sendiri, percaya bahwa mereka lebih istimewa atau lebih penting daripada orang lain, dan sering kali membutuhkan validasi dan perhatian terus-menerus.

Ciri-ciri Kepribadian Narsistik

  • Perasaan kebesaran (grandiose): Pandangan yang berlebihan tentang kebesaran atau pentingnya diri sendiri.
  • Fantasies of power: Memiliki fantasi tentang kesuksesan, kekuasaan, kecerdasan, kecantikan, atau cinta ideal.
  • Kebutuhan akan kekaguman: Kebutuhan yang mendesak untuk mencari perhatian dan pujian dari orang lain.
  • Keyakinan bahwa mereka unik atau spesial: Merasa hanya bisa dimengerti oleh atau harus bergaul dengan orang-orang atau institusi yang memiliki status tinggi.
  • Eksploitatif: Mengambil keuntungan dari orang lain untuk mencapai tujuan mereka sendiri.
  • Kurangnya empati: Tidak mau atau tidak mampu mengenali atau merasakan perasaan dan kebutuhan orang lain.
  • Iri atau percaya orang lain iri pada mereka: Merasa iri terhadap orang lain atau percaya bahwa orang lain iri pada kehidupan mereka.
  • Sikap angkuh dan sombong: Menunjukkan sikap atau perilaku yang arogan.

Penyebab Kepribadian Narsistik

Penyebab pasti dari gangguan kepribadian narsistik tidak sepenuhnya dipahami, tetapi diyakini melibatkan kombinasi faktor genetik, biologis, dan lingkungan.

Beberapa teori menyebutkan bahwa pola asuh yang terlalu memanjakan atau terlalu kritis, serta pengalaman masa kecil yang traumatis, dapat berkontribusi terhadap perkembangan narsisme dalam diri.

Indikator Perlunya Bantuan Profesional

Gangguan kepribadian narsistik bisa sangat berdampak pada hubungan pribadi, pekerjaan, dan kehidupan pribadi. Seseorang perlu mencari bantuan profesional jika mengalami gejala-gejala berikut:

  • Kesulitan dalam hubungan interpersonal: Mengalami konflik terus-menerus dengan teman, keluarga, atau rekan kerja.
  • Gejala kronis depresi atau kecemasan: Mengalami perasaan depresi, kecemasan, atau stres yang berkepanjangan.
  • Kehilangan minat pada aktivitas: Kehilangan minat pada aktivitas yang dulu menyenangkan atau menarik.
  • Kesulitan mengendalikan emosi: Reaktif atau mengalami ledakan emosi yang berlebihan atau sulit mengendalikan amarah.
  • Masalah dalam pekerjaan atau sekolah: Mengalami kesulitan dalam mempertahankan pekerjaan atau mencapai tujuan akademis.
  • Perasaan hampa atau rendah diri: Meskipun terlihat sangat percaya diri, di dalam diri sering merasa hampa atau tidak berharga.

Artikel lainnya: Mengenal Gangguan Kepribadian Narsistik, Penyebab, Ciri-ciri, Cara Menghadapinya

Diagnosis Gangguan Kepribadian Narsistik

Psikolog atau psikiater akan melakukan evaluasi menyeluruh, termasuk wawancara klinis dan mungkin menggunakan kuesioner atau tes psikologis untuk menilai gejala-gejala narsistik.

Diagnosis tidak dapat dilakukan hanya berdasarkan perilaku atau sikap tertentu, namun harus ada pola yang konsisten dan berulang yang sesuai dengan kriteria DSM-5 untuk gangguan kepribadian narsistik.

Asesmen yang komprehensif dibutuhkan sebelum memberikan diagnosa. Tidak disarankan untuk melakukan diagnosa mandiri tanpa pengawasan profesional (self-diagnose).

Apakah Narsistik Bisa Melunak Seiring Waktu?

Penelitian menunjukkan bahwa kepribadian tidaklah statis dan dapat berubah seiring waktu berdasarkan akumulasi pengalaman.

Beberapa studi menyarankan bahwa sifat-sifat kepribadian dapat melunak atau berkurang intensitasnya seiring bertambahnya usia. Hal ini juga dapat berlaku untuk kepribadian narsistik.

Seiring bertambahnya usia, seseorang mungkin mengalami berbagai pengalaman hidup yang memperkaya dan menyadarkan diri, seperti pernikahan, menjadi orang tua, atau menghadapi tantangan karier, yang dapat mempengaruhi dan memperhalus aspek-aspek kepribadian mereka.

1. Bukti empiris

Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Personality and Social Psychology menemukan bahwa tingkat narsisme cenderung menurun seiring bertambahnya usia.

Studi ini melibatkan analisis data dari lebih dari 500 orang selama 23 tahun dan menemukan bahwa aspek narsistik seperti eksploitasi, keinginan akan kekaguman, dan perasaan superioritas cenderung berkurang seiring waktu.

Perubahan ini mungkin disebabkan oleh peningkatan dalam tanggung jawab sosial, pengalaman hidup yang lebih kaya, dan pemahaman yang lebih baik tentang diri sendiri dan orang lain. Proses ini akan lebih baik jika mendapatkan pendampingan terapi.

2. Pengaruh lingkungan dan akumulasi pengalaman hidup

Pengalaman hidup yang signifikan, seperti pernikahan, menjadi orang tua, kehilangan pekerjaan, atau menghadapi masalah kesehatan yang signifikan dapat berkontribusi pada perubahan dalam kepribadian seseorang.

Pengalaman-pengalaman ini dapat membantu individu menjadi lebih rendah hati, empatik, dan kurang fokus pada diri sendiri.

Pengaruh lingkungan dan pengalaman yang signifikan dapat menjadi titik balik seseorang untuk melihat dunia dan diri sendiri dengan cara yang baru.

3. Faktor penghambat

Meskipun banyak orang mengalami penurunan dalam sifat narsistik seiring waktu, tidak semua orang mengalami perubahan ini. Beberapa orang mungkin tetap memiliki ciri-ciri narsistik yang kuat sepanjang hidup mereka.

Faktor yang menghambat pemulihan ini adalah kurangnya introspeksi, tidak mendapatkan dukungan psikologis dari orang lain, resistensi terhadap perubahan, atau lingkungan yang terus memperkuat perilaku narsistik.

Kepribadian narsistik adalah kondisi psikologis yang kompleks dan sering kali berdampak negatif pada hubungan interpersonal dan kualitas hidup.

Meskipun sifat-sifat narsistik cenderung menurun seiring bertambahnya usia, perubahan ini tidak terjadi pada semua penderitanya tergantung kesadaran dan kemauan.

Pengalaman hidup yang signifikan dan tanggung jawab sosial dapat berkontribusi pada penurunan dalam sifat narsistik. Penting untuk mencari bantuan profesional jika gejala-gejala narsistik mulai mengganggu kehidupan sehari-hari dan hubungan interpersonal.

Dengan perawatan dan dukungan yang tepat, individu dengan kepribadian narsistik dapat belajar mengelola gejala mereka dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

Jika Kamu punya pertanyaan tentang topik di atas gunakan layanan Tanya Dokter untuk konsultasi online dengan psikolog atau buat janji dengan psikolog secara langsung dengan layanan Temu Dokter dan temukanlayanan kesehatan lainnnya di KlikDokter.

Yuk, download aplikasi KlikDokter sekarang untuk mendapatkan informasi kesehatan dan belanja keperluan kesehatan lainnya di KALStore. Jangan lupa untuk #JagaSehatmu selalu ya.

  • American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (5th ed.). Arlington, VA: American Psychiatric Publishing.
  • Carlson, E. N., & Gjerde, L. C. (2009). The narcissistic personality: An integrative model and comparison with borderline personality disorder. Clinical Psychology Review, 29(7), 547-557.
  • Luyten, P., & Blatt, S. J. (2011). A hierarchical multiple-level approach to the assessment of interpersonal relatedness and self-definition: Implications for research on personality disorders. Journal of Personality Assessment, 93(1), 84-98.
  • Twenge, J. M., & Campbell, W. K. (2008). The narcissism epidemic: Living in the age of entitlement. New York: Free Press.
  • W. Keith Campbell, Joshua D. Miller, Brent W. Roberts. (2012). Narcissism and the DSM. Journal of Personality, 80(6), 1601-1607.
  • Roberts, B. W., Edmonds, G., & Grijalva, E. (2010). It is developmental me, not generation me: Developmental changes are more important than generational changes in narcissism—Commentary on Trzesniewski & Donnellan (2010). Perspectives on Psychological Science, 5(1), 97-102.
  • Foster, J. D., & Campbell, W. K. (2007). Are there such things as “narcissists” in social psychology? A taxometric analysis of the Narcissistic Personality Inventory. Personality and Individual Differences, 43(6), 1321-1332.
  • Wright, A. G. C., & Simms, L. J. (2015). Stability and change in personality disorder features: Effects of intervention for borderline personality disorder. Journal of Personality, 83(5), 580-593.