Prestasi cemerlang dan gelar bergengsi tak lantas menjadi tameng pelindung dari luka batin. Kasus bunuh diri seorang mahasiswi dokter spesialis di Universitas Diponegoro menjadi bukti nyata bahwa di balik wajah ceria seorang mahasiswa, tersimpan beragam tekanan dan masalah yang tak terduga.
Kepergiannya yang tragis, hanya beberapa hari menjelang Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia, menjadi alarm bagi kita semua untuk lebih peduli terhadap kesehatan mental generasi muda.
Tanggal 10 September, setiap tahunnya dunia memperingati Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia atau World Suicide Prevention Day (WSPD).
Peringatan ini sudah dimulai sejak tahun 2003 setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganggap bahwa bunuh diri adalah isu yang sangat serius untuk ditangani bersama.
Memang, akhir-akhir ini, kasus bunuh diri semakin meningkat. Menurut WHO, setiap tahunnya lebih dari 700.000 orang meninggal karena bunuh diri.
Sementara berdasarkan Berdasarkan data Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusiknas) Kepolisian RI (Polri), terdapat 287 kasus bunuh diri di Indonesia sepanjang 1 Januari-15 Maret 2024
Sulit untuk membayangkan apa yang menjadi penyebab bunuh diri pada seseorang. Namun, alasan seseorang memutuskan untuk bunuh diri mungkin sangat bervariasi dan kompleks, yang mana menurutnya sudah tidak bisa tertahankan.
Berikut ini adalah beberapa alasan kenapa orang memutuskan untuk bunuh diri:
1. Depresi
Salah satu alasan umum kenapa orang bunuh diri adalah depresi berat. Ketika mengalami depresi, seseorang bisa merasakan sakit emosional yang parah dan kehilangan harapan.
Hal tersebut dapat membuat mereka tidak bisa menemukan cara lain untuk mengatasi situasi ini, selain dengan mengakhiri hidup mereka sendiri. Dilansir dari laman American Foundation for Suicide Prevention, depresi menjadi penyebab dari hampir semua kasus bunuh diri.
Artikel lainnya: Mitos dan Fakta Seputar Bunuh Diri
2. Gangguan Bipolar
Gangguan bipolar merupakan kondisi seseorang yang memiliki perubahan suasana hati yang ekstrem. Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog, menyampaikan bahwa individu yang mengalami gangguan bipolar sangat mungkin untuk memiliki pemikiran bunuh diri, bahkan tindakan untuk bunuh diri.
Dalam bipolar sendiri, terdapat kondisi di mana individu berada dalam episode depresi. Pada kondisi ini, pemikiran untuk bunuh diri akan cenderung tinggi, bahkan hingga 20-60% individu penderita bipolar akan melakukan percobaan mengakhiri hidupnya.
Salah satu tindakan bunuh diri ini disebabkan oleh perilaku impulsif pada penderita saat berada dalam episode depresi. “Perilaku impulsif ini sebenarnya menjadi gejala dari episode mania, tapi biasanya gejala ini muncul di episode depresi.
Oleh karenanya, bisa sampai muncul percobaan dan tindakan bunuh diri,” tutur Ikhsan. Namun perlu diketahui, perilaku impulsif bukan hanya faktor tunggal terjadinya tindakan bunuh diri.
3. Gangguan Makan
Gangguan makan atau eating disorder juga bisa menjadi alasan orang bunuh diri. seseorang yang mengidap anoreksia nervosa, bulimia nervosa, dan gangguan makan berlebihan, dapat meningkatkan perilaku bunuh diri.
Kondisi ini bisa berdampak pada kesehatan, kehidupan sosial, dan kebahagiaan, sehingga sering kali bunuh diri menjadi penyebab utama kematian seseorang yang memiliki gangguan makan.
4. Skizofrenia
Sebuah studi yang dilakukan di Journal of the American Medical Association Psychiatry menyatakan bahwa penderita skizofrenia usia 18-34 tahun memiliki risiko bunuh diri yang tinggi.
Gangguan mental ini membuat seseorang kesulitan untuk membedakan mana yang nyata dan tidak nyata. Hal tersebut membuat mereka sulit untuk berpikir jernih, memiliki respon emosional yang normal, dan bertindak secara normal dalam situasi tertentu.
Artikel lainnya: Punya Keinginan Bunuh Diri Selalu Pertanda Depresi?
5. Stres Traumatis
Seseorang yang memiliki pengalaman traumatis seperti pelecehan seksual hingga trauma perang, memiliki risiko lebih besar untuk bunuh diri. Bahkan, hal ini bisa terjadi bertahun-tahun setelah mengalami trauma.
Selain itu, risiko bunuh diri juga akan semakin meningkat apabila seseorang didiagnosis dengan post-traumatic stress disorder atau PTSD. Pemicu dari kondisi ini adalah depresi yang terjadi setelah trauma.
Umumnya, pasien juga merasa tidak berdaya dan putus asa, sehingga menyebabkan mereka untuk mengakhiri hidupnya.
6. Penggunaan Zat dan Impulsif
Penggunaan narkoba dan alkohol dapat meningkatkan keinginan untuk bunuh diri. Hal ini disebabkan karena seseorang menjadi lebih impulsif dan cenderung bertindak spontan.
Pengidap depresi dan gangguan psikologis lainnya memiliki risiko tinggi untuk menggunakan zat narkotika dan menjadi kecanduan alkohol.
Artikel lainnya: Risiko Mengkonsumsi Alkohol Terhadap Gangguan Kecemasan
7. Takut Kehilangan
Mengalami kehilangan atau takut akan kehilangan seseorang bisa membuat seseorang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya sendiri.
Kondisi ini bisa terjadi dalam berkaitan dengan hal akademik, perundungan atau bullying, hukum, masalah keuangan, pekerjaan, hubungan asmara, hingga status sosial.
Selain itu, tidak diterima oleh teman atau keluarga karena mengungkapkan orientasi seksual juga bisa memicu rasa kehilangan dan keinginan untuk bunuh diri.
8. Putus Asa
Saat seseorang merasa kehilangan semua harapan dan tidak mampu untuk mengubahnya, hal-hal baik dalam hidup akan terlupakan. Keinginan untuk bunuh diri pun mulai muncul.
Orang lain mungkin merasa bahwa masih ada harapan untuk menjalani dan menikmati hidup. Akan tetapi, orang yang mengalami depresi mungkin merasa begitu pesimistis dan sangat putus asa.
Artikel lainnya: Kenali Tanda dan Pencegahan Bunuh Diri pada Pengidap Bipolar
9. Mengalami Penyakit Kronis
Pasien yang mengalami penyakit kronis berisiko punya pemikiran untuk bunuh diri lebih tinggi. Dampak dari sakit kronis ini tentu mengakibatkan pengidapnya menjadi stres, bahkan depresi karena sakit yang dialaminya tidak kunjung sembuh.
“Ketika itu terjadi, perlahan harapan dan keyakinan diri yang dimiliki individu untuk pulih atau mungkin harapan lainnya di masa mendatang pun perlahan akan memudar,” ungkap Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog.
Terlebih lagi, jika ia merasa tidak mendapatkan dukungan dari orang sekitarnya. Saat kondisi ini terjadi, risiko pemikiran bunuh diri akan meningkat. Bahkan, muncul percobaan untuk mengakhiri hidup
10. Isolasi Sosial
Seseorang bisa terisolasi secara sosial karena berbagai hal. Beberapa kemungkinannya karena kehilangan teman atau pasangan, sakit fisik atau mental, gangguan kecemasan sosial, pensiun, atau pindah ke lingkungan baru.
Selain itu, isolasi sosial juga dapat terjadi karena memiliki rasa rendah diri. Hal ini menyebabkan seseorang menjadi kesepian, sehingga memicu timbulnya perasaan ingin bunuh diri.
11. Membutuhkan Bantuan
Terkadang, seseorang ingin mencoba mengakhiri hidupnya bukan karena benar-benar ingin mati. Akan tetapi, ia tidak mengetahui bagaimana caranya untuk mendapatkan bantuan.
Percobaan bunuh diri sebenarnya bukanlah untuk mencari perhatian, tetapi bisa menjadi tanda permintaan pertolongan.
Seseorang yang pernah gagal saat mencoba bunuh diri memiliki risiko yang jauh lebih tinggi untuk mencoba mengakhiri hidupnya kembali. Bahkan, percobaan kedua mungkin akan jauh lebih mematikan.
Artikel lainnya: Cara tepat Menghadapi Orang yang Mencoba Bunuh Diri
Mungkin kita tidak akan pernah tahu mengapa seseorang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Akan tetapi, apabila ada teman atau anggota keluarga yang sering menganggap bahwa dirinya tidak berguna, cobalah untuk membantunya dan menjadi pendengar yang baik untuknya.
Jika Kamu yang mengalami gejala depresi atau timbul keinginan untuk bunuh diri, segera hubungi layanan kesehatan jiwa.
Untuk informasi seputar kesehatan pribadi, keluarga, parenting, kehamilan, dan hewan peliharaan, segera unduh aplikasi KlikDokter atau pilih topik kesehatan sesuai keinginanmu.
#JagaSehatmu secara fisik dan mental untuk tetap memiliki semangat serta menjalankan sekaligus menikmati hidup dengan baik.
- World Health Organization. Diakses 2022. Suicide.
- MedlinePlus. Diakses 2022. Suicide and suicidal behavior.
- Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI. Diakses 2022. Situasi dan Pencegahan Bunuh Diri.