Cara setiap orang mengatasi dan merespon masalah dalam hidup tentu berbeda-beda. Setiap orang memiliki tingkat stres masing-masing. Tekanan di kantor, masalah di sekolah atau kuliah, konflik dengan pasangan, problem keluarga, bahkan kemacetan di jalan bisa membuat stres. Sebelum Anda ikut-ikutan stres seperti orang lain di sekitar Anda, lakukan kiat ini agar tetap tenang dan tidak terpengaruh pada reaksi stres orang lain:
Penuhi kebutuhan dasar
Ketika seseorang merasa lapar, sering kali emosinya akan terpengaruh dan mudah “menerkam” orang lain. Oleh karena itu, untuk menghindari stres, penuhi kebutuhan dasar mulai dari makan makanan bergizi teratur serta cukup minum. Meski terdengar sangat sederhana, namun berdasarkan riset dari Yale Stress Center, ketika kebutuhan dasar terpenuhi, maka Anda akan lebih mudah beradaptasi pada situasi yang penuh tekanan. Terlebih lagi ketika Anda sehari-hari harus bergumul dengan lingkungan yang terpapar polusi, kemacetan serta banyaknya tindak kriminal yang bisa dengan mudahnya meningkatkan faktor stres seseorang.
Berpikir positif
Memang terkadang sulit sekali berada pada situasi penuh tekanan dan semua orang di sekitar Anda stres. Meski demikian, Anda harus tetap berusaha positif. Pengaruh pikiran yang positif akan berdampak pada bagaimana Anda merespon suatu masalah. Melakukan kegiatan positif seperti bercanda dengan teman-teman dapat membantu Anda tetap tenang. Selain itu, ketika Anda mulai merasa stres, coba tarik napas panjang dan menjauhkan diri sejenak untuk menenangkan diri, supaya tak ada perkataan kasar atau menyakitkan keluar dari mulut, yang akan Anda sesali di kemudian hari.
Selalu bersyukur
Cobalah untuk selalu melihat sisi baik dari setiap masalah. Ketika Anda dimarahi atasan atau setumpuk deadline pekerjaan membuat rekan-rekan kerja Anda di kantor stres, jangan biarkan suasana tersebut memengaruhi Anda. Coba nikmati pekerjaan Anda, dan bersyukur bahwa Anda masih memiliki pekerjaan, masih ada anggota keluarga yang tak sabar menanti Anda di rumah sepulang kerja, masih diberikan kesehatan untuk pergi bekerja dan hal-hal lain yang mungkin Anda lewatkan. Ya, rasa syukur sangat ampuh dalam mengurangi tingkat stres.
Selanjutnya
Pengaruh media sosial
Pernah dengar bahwa fenomena media sosial mendekatkan yang jauh namun menjauhkan yang dekat? Tak ada salahnya ikut aktif meramaikan media sosial, namun gunakan dengan bijak. Karena jika berlebihan, alih-alih menghilangkan jenuh dan bosan, Anda justru bisa semakin stres akibat melihat berbagai konten yang di-posting orang lain. Ingatlah bahwa interaksi langsung bersama orang-orang sekitar Anda jauh lebih baik daripada berinteraksi lewat smartphone. Ketika Anda sedang makan siang bersama teman-teman kantor, nikmatilah momen tersebut dengan makan diselingi mengobrol. Bukannya sibuk foto makanan atau swafoto untuk di-posting di media sosial Anda.
Jaga berat badan
Malas bergerak dapat menyebabkan berat badan naik. Berdasarkan penelitian dari University of Pennsylvania di Philadelphia, Amerika Serikat, seseorang dengan berat badan berlebih ternyata tak hanya memberikan beban bagi tubuh secara fisik namun juga bisa membebani pikiran. Oleh karena itu, orang yang mengalami obesitas dan diabetes melitus tipe 2 dapat mengalami peningkatan risiko depresi.
Berolahraga teratur
Melakukan olahraga secara teratur dapat membantu menyehatkan mental Anda. Bahkan menurut penelitian, olahraga secara teratur dapat membantu menurunkan risiko depresi seseorang. Ketika Anda berolahraga, tubuh akan memproduksi hormon endorfin, yaitu candu alami tubuh yang berfungsi untuk menghilangkan stres, memicu perasaan tenang, senang, bahagia, dan tentu saja membuat Anda tetap berpikir positif.
Ketika Anda berada di lingkungan yang penuh tekanan dan diperparah dengan orang-orang di sekitar yang bereaksi negatif terhadap tekanan tersebut, sangat mungkin suasana tersebut membuat Anda tertular stres. Cobalah untuk tetap tenang, berpikiran positif, bersyukur dengan hal-hal yang Anda miliki, dan ingat bahwa kebahagiaan itu tak ada batasnya.
[RN/ RVS]