Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menemukan, dari 1000 rumah tangga, 6,7 di antaranya memiliki anggota keluarga dengan penyakit skizofrenia. Tercatat bahwa penderita skizofrenia paling tinggi terdapat di Bali dan DI Yogyakarta. Ironisnya, pengetahuan masyarakat mengenai cara pengobatan skizofrenia di Indonesia masih rendah. Namun sudahkah Anda tahu bahwa koyo tempel bisa atasi skizofrenia?
Perlunya penanganan yang tepat
Skizofrenia tidak hanya dialami oleh orang dewasa, tapi juga pada remaja yang berusia di atas 15 tahun. Data menunjukkan bahwa sebesar 9,8 persen remaja di atas usia 15 tahun mengidap skizofrenia. Angka ini meningkat dari tahun 2013 yang ‘hanya’ sebesar 6 persen.
Dari para penderita skizofrenia tersebut, cakupan yang sudah mendapat pengobatan cukup tinggi, yakni hampir 85 persen. Ini memiliki arti bahwa masih ada penderita skizofrenia yang belum mendapatkan pengobatan.
Sebagian penderita skizofrenia yang tidak mendapatkan pengobatan terjadi akibat keluarganya belum mengerti bagaimana cara menangani kondisi tersebut. Akibatnya, ada 14 persen penderita skizofrenia yang malah dipasung oleh anggota keluarganya sendiri.
Berkaca pada realita yang ada, permasalahan kesehatan mental tidak bisa dipandang sebelah mata. Perlu tindakan pencegahan dan pengobatan yang tepat agar penderita skizofrenia tetap bisa produktif dan memiliki kualitas hidup yang layak.
Dengan pengobatan yang tepat dan cepat, penderita skizofrenia dapat beraktivitas seperti sedia kala. Diperlukan terapi rutin agar penyakitnya tidak kambuh kembali. Di sinilah peran keluarga diperlukan, terutama untuk memberikan dukungan moral dan material agar pasien dapat mengonsumsi obat secara teratur.
Sayangnya, berdasarkan data Riskesdas, dari hampir 85 persen pasien skizofrenia yang telah mendapatkan pengobatan, hanya 51,1 persen yang konsumsi obat secara rutin dan teratur. Mereka yang tidak minum obat secara rutin memiliki alasan tersendiri. Ada yang merasa sudah sembuh sehingga tidak perlu konsumsi obat lagi, ada pula yang merasa sangat jenuh karena harus minum obat terus-menerus setiap hari.
Koyo tempel untuk penderita skizofrenia
Sebagai jalan tengah dari kejenuhan dan kebosanan akibat harus minum obat untuk jangka waktu yang lama, pabrik farmasi mengembangkan obat skizofrenia yang mirip dengan koyo tempel. Saat ini, koyo tempel yang merupakan obat skizofrenia telah mendapatkan ‘lampu hijau’ dari Food and Drug Administration (FDA) untuk dipasarkan kepada masyarakat.
Koyo tempel tersebut mengandung obat skizofrenia bernama asenapine. Penggunaan koyo tempel itu sangat praktis dan tidak bikin repot. Cukup ditempelkan satu kali sehari, maka obat skizofrenia yang terkandung di dalamnya akan bekerja selama 24 jam. Pasien pun nyaman dan aman tanpa harus minum obat secara terus-menerus hingga merasa jenuh. Penelitian mengatakan bahwa koyo tempel tersebut telah diuji efektif dalam mengontrol gejala skizofrenia, serta aman untuk digunakan pasien penyakit terkait.
Dengan adanya obat skizofrenia berbentuk koyo tempel, pasien diharapkan bisa terus patuh untuk menjalankan pengobatan agar gejala penyakit bisa dikendalikan. Bukan tidak mungkin, penyakit akan sepenuhnya sembuh sehingga kehidupan bisa kembali normal seperti sedia kala.
(NB/RPA)