Dunia hiburan Tanah Air dihebohkan dengan berita ditangkapnya Lucinta Luna pada Selasa, (11/02) lalu. Melansir dari Kompas.com, tes urine yang dilakukan Lucinta menyatakan positif adanya penggunaan benzodiazepin yang masuk ke dalam golongan psikotropika.
Selain itu, polisi juga menemukan barang bukti berupa obat penenang berjenis tramadol dan riklona. Kedua obat ini pun masuk ke dalam kategori psikotropika.
Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan obat tramadol dan riklona? Seperti apa efeknya bagi tubuh? Berikut ulasan lengkapnya.
Apa Itu Tramadol dan Riklona?
Mungkin banyak dari Anda yang belum familiar dengan jenis obat-obatan ini. Tramadol ialah jenis obat analgetik atau anti-nyeri yang dapat digunakan untuk membantu tubuh mengurangi rasa sakit tingkat sedang hingga berat.
Tramadol bekerja di sistem saraf untuk mengubah tubuh merasakan dan merespons rasa sakit. Biasanya, obat ini diberikan pada pasien kanker dan orang yang telah menjalani operasi atau pengobatan akibat kecelakaan, patah tulang, dan lainnya.
Sementara itu, riklona adalah jenis yang bisa digunakan untuk membantu menangani kejang-kejang akibat epilepsi, gangguan bipolar, dan gangguan kecemasan.
Bila kedua jenis obat ini dikonsumsi berlebihan dan tidak berada dalam pengawasan dokter, efeknya bisa sangat merugikan bagi kesehatan tubuh.
Artikel Lainnya: Kecanduan Minum Obat Sakit Kepala, Apa Akibatnya?
Bahaya Kecanduan Tramadol dan Riklona
Pada dasarnya, setiap obat memiliki efek samping yang berbeda-beda. Tak terkecuali dengan tramadol dan riklona. Bila dikonsumsi sembarangan, tentu dapat membahayakan kesehatan pemakainya!
Efek Samping Tramadol
Menurut dr. Andika Widyatama dari KlikDokter, tramadol merupakan golongan opioid (sejenis dengan morfin dan heroin). Bila digunakan dalam jangka panjang, dapat menimbulkan ketergantungan dan efek samping.
Apalagi bila dikonsumsi tanpa anjuran dokter. “Overdosis tramadol dapat berakibat fatal. Gejalanya berupa sesak napas, penurunan denyut jantung, rasa kantuk yang berat, hipotensi, kelemahan otot, serta kulit dingin dan pucat,” jelas dr Andika.
“Sangat tidak disarankan untuk mengonsumsi tramadol dengan dosis dan cara pemakaian yang tidak tepat,” tambahnya.
Selain itu, kecanduan tramadol juga dapat menyebabkan mual, muntah, sembelit, pusing, dan sakit kepala yang bisa terjadi kapan saja. Lebih parahnya lagi, obat ini juga dapat menyebabkan penurunan fungsi otak hingga kematian bila dosisnya sudah sangat berlebihan.
Lantas, bolehkah pemakaian tramadol yang terus-menerus dihentikan begitu saja? Tentu tidak! Dokter Resthie Rachmanta Putri, M.Epid dari KlikDokter mengatakan mengatasi kecanduan tramadol tidak bisa dengan langsung memutus penggunaannya.
Hal ini bisa menimbulkan gejala putus obat atau sakau. Selain itu, pecandu tramadol yang langsung menghentikan pemakaian juga dapat mengalami efek samping seperti diare, restless leg syndrome, nyeri otot, insomnia, tremor, dan lain-lain.
Artikel Lainnya: Mengenal Efek Samping Dumolid pada Tubuh
Efek Samping Riklona
Nah, bagaimana dengan riklona? Tentu efek samping yang ditimbulkan juga sangat mengganggu.
Biasanya, efek yang ditimbulkan dari obat jenis ini yaitu mudah lupa, ataksia, kelelahan, gangguan koordinasi tubuh, sulit konsentrasi, bicara tidak jelas, peningkatan volume air liur (khususnya pada anak), hilang nafsu makan, dan lain sebagainya.
Pemakaian obat riklona menjadi berisiko dan berbahaya bila terjadi beberapa gejala lain seperti berikut ini.
- Mudah marah, hiperaktif, dan agresif.
- Berhalusinasi dan berperilaku aneh.
- Detak jantung tidak beraturan.
- Sulit BAB.
- Perdarahan hebat.
Lalu, efek samping yang cukup berat dari pemakaian obat riklona (khususnya tanpa dosis yang tepat dan anjuran dokter) adalah timbul rasa ingin menyakiti diri sendiri bahkan bunuh diri pada beberapa orang!
Artikel Lainnya: Perbedaan antara Narkotika dan Psikotropika
Bagaimana Cara Mengatasi Kecanduan Tramadol dan Riklona?
Karena kedua obat ini mengandung zat adiktif yang bisa menimbulkan kecanduan, menghentikan pemakaian obat dalam upaya keluar dari siklus ketergantungan tentunya menjadi cara yang tepat. Namun, tidak bisa dilakukan secara langsung dan tiba-tiba.
Menurut dr. Arina Heidyana dari KlikDokter, menghentikan kecanduan obat seperti tramadol dan riklona memang cukup tricky. Oleh karena itu, sebaiknya periksakan dan konsultasikan diri terlebih dahulu pada dokter (khususnya spesialis kejiwaan).
Ini untuk mengetahui kondisi dan cara penanganan yang tepat. Umumnya, cara yang cukup efektif adalah melakukan pengurangan dosis tramadol atau riklona yang biasa dikonsumsi pecandu, hingga akhirnya berhenti sama sekali.
Bisa juga dengan dibarengi oleh obat lainnya (contohnya, methadone) untuk membantu mengurangi efek kecanduan. Namun, hal ini tidak selalu dilakukan karena bergantung pada kondisi pribadi si pemakai.
Selama proses penurunan dosis tersebut, tentu pecandu akan tetap mengalami efek samping. Paling sering dialami dalam tahap ini adalah rasa pusing atau sakit kepala.
Untuk itu, perlu adanya motivasi dari diri sendiri supaya berhenti total dari kecanduan tramadol dan riklona.
Satu hal yang juga penting, usahakan pecandu berada dalam lingkungan yang suportif dan positif. Sehingga, upaya berhenti dari kecanduan tramadol dan riklona dapat berjalan lebih maksimal.
Itulah beberapa bahaya dari kecanduan tramadol dan riklona bagi kesehatan. Ingat, semua obat memang memiliki efek samping. Konsumsilah dengan bijak dan ikuti saran dari dokter. Bila ingin berkonsultasi seputar penggunaan obat, Anda bisa memakai layanan Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter.
[RPA/AYU]