Masalah kecanduan heroin sedang banyak dibicarakan. Pasalnya, Demi Lovato, penyanyi asal Amerika Serikat, mengungkapkan bahwa dirinya sempat menjadi pecandu obat terlarang yang terbuat dari morfin itu.
Orang yang menggunakan heroin memang merasakan euforia. Lama-kelamaan, gangguan mental, disfungsi organ, dan infeksi menular seksual bisa terjadi kepada penggunanya.
Jika langsung putus obat, mereka akan sakau dan bukan tak mungkin meninggal dunia. Karena itu, peran dan manfaat metadon dibutuhkan dalam kasus sakau dan rehabilitasi pengguna heroin.
Apa Itu Metadon?
Metadon adalah zat opioid sintetik dan memiliki sifat yang sama dengan morfin, yakni mampu meredakan nyeri (analgesik).
Metadon akan mengubah cara kerja saraf dan otak sehingga pasien bisa menolerasi rasa sakit dengan lebih baik.
Metadon atau methadone adalah obat yang teksturnya cair seperti sirop. Karena termasuk golongan opioid, jika digunakan secara berulang dan mandiri tanpa dosis jelas, penderitanya bisa ketagihan.
Obat ini hanya boleh digunakan oleh kalangan medis untuk pengobatan jangka pendek. Penangkal sakau ini hanya boleh dikonsumsi oleh orang yang sudah berusia 18 tahun ke atas.
Waktu pengonsumsian metadon bisa sesudah ataupun sebelum makan. Jika pasien punya riwayat sakit lambung, sebaiknya metadon diminum sesudah makan saja.
Artikel Lainnya: Kenali 6 Dampak Heroin bagi Kesehatan
Cara Kerja Metadon untuk Menghentikan Kecanduan Heroin
Menurut dr. Devia Irine Putri, methadone bekerja pada reseptor opioid yang ada di sistem saraf pusat serta organ yang memiliki otot halus.
“Obat ini akan bekerja memblokir reseptor N-methyl D aspatate atau NMDA yang menyebabkan munculnya nyeri berlebih,” terang dr. Devia.
Ketika pengguna heroin telanjur ketagihan dan ketergantungan, terdapat dua pilihan pengobatan.
“Pertama, tindakan pemutusan obat secara tiba-tiba atau abrupt termination. Kedua, terapi tapering off. Untuk opsi yang pertama, risiko untuk mengalami sakau tetap ada, beda halnya jika yang dipilih adalah tapering off,” jelasnya.
Ia menambahkan, “Terapi tapering off itu maksudnya adalah mengganti dengan obat lain, dalam hal ini metadon. Dosisnya pun akan diturunkan secara perlahan-lahan. Terapi ini lebih bisa mencegah timbulnya gejala putus obat.”
Artikel Lainnya: Mengenal Jenis dan Efek Narkoba pada Tubuh
Dosis awal yang diberikan biasanya 20-30 miligram dulu sebanyak sekali per hari. Dosis maksimalnya adalah 40 mg, baik itu diberikan secara tunggal ataupun di bagi beberapa kali dalam sehari.
Dosis akan disesuaikan lagi dengan kebutuhan pasien rehabilitasi secara hati-hati demi meminimalkan efek samping.
Obat wajib diminum setiap hari selama minimal setahun di depan petugas pusat rehabilitasi atau rumah sakit ketergantungan obat.
Program terapi rumatan metadon (PTRM) tak hanya fokus kepada treatment obat. Pemeriksaan kesehatan secara berkala, terapi kelompok, pendidikan kesehatan, pertemuan keluarga, dan lain-lain juga dilakukan secara rutin untuk mendukung kesembuhan pasien.
Artikel Lainnya: Kenali Golongan dan Jenis Narkotika
Apa Efek Sampingnya?
Meski manfaat metadon untuk mengatasi kecanduan heroin sudah tak diragukan lagi, obat yang satu ini tetap memiliki efek samping.
“Biasanya, efek samping yang berpotensi muncul adalah sakit kepala, perubahan emosi, serta mual, atau sembelit,” kata dr. Devia.
Terkadang pasien juga akan sering berkeringat dan mengalami gangguan tidur. Akan tetapi tak perlu khawatir, efek tersebut akan hilang beberapa hari atau minggu ketika tubuh sudah beradaptasi.
Apabila methadone dikonsumsi secara mandiri tanpa rekomendasi, resep, dan pengawasan dokter, risiko alergi, sesak napas, dan overdosis yang mengancam nyawa bisa terjadi.
Itu dia penjelasan tentang manfaat dan peran metadon dalam menghentikan kecanduan heroin.
Apabila masih ada pertanyaan seputar pengobatan dan rehabilitasi, konsultasikan pada dokter kami lewat fitur LiveChat di aplikasi Klikdokter.
(OVI/AYU)