Manfaat Pelukan sebagai Obat untuk Penderita Gangguan Bipolar

Mengungkapkan kasih sayang tak hanya dalam bentuk memberikan kado seperti bunga atau cokelat saja. Tetapi bisa juga diekspresikan dalam bentuk kontak fisik, misalnya pelukan.

Ada segudang manfaat pelukan untuk kesehatan. Tahukah Anda bahwa salah satunya adalah sebagai terapi untuk gangguan bipolar?

Ya, penderita bipolar bisa mendapatkan manfaat dari pelukan sebagai salah satu cara penyembuhan. Beberapa penelitian pun menyatakan bahwa pelukan dapat menjadi obat untuk penderita bipolar. Untuk lebih jelasnya, yuk simak ulasannya di bawah ini.

Bipolar adalah gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan perubahan suasana hati (mood) yang ekstrem. Fluktuasi mood ini meliputi energi yang tinggi (mania atau hipomania) dan energi yang rendah (depresi).

Artikel Lainnya: Jenis-jenis Bipolar yang Perlu Anda Kenali

Ketika suasana hati sedang mania, orang dengan bipolar bisa mengalami euforia, berbicara tidak henti, percaya diri yang tinggi, hingga perilaku agresif. Kemudian dapat berubah menjadi episode depresi seperti perasaan sedih berkepanjangan, merasa bersalah, kelelahan hebat, hingga keinginan untuk bunuh diri.

Penyebab pasti dari gangguan bipolar belum diketahui. Namun para ahli mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang mungkin memengaruhi, seperti genetik dan perubahan fisik pada otak.

Ada pula beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena bipolar. Contohnya, mengalami stres berat, kecanduan obat-obatan dan minuman beralkohol, serta memiliki riwayat keluarga dengan bipolar.

Artikel Lainnya: Jangan Asal Sebut! Ini Perbedaan Moody dan Bipolar

Penanganan bipolar dapat melalui psikoterapi hingga pemberian obat-obatan. Tak hanya itu, pemberian pelukan juga bisa membantu penderita bipolar untuk merasa lebih baik. Apa saja manfaat pelukan untuk orang-orang dengan gangguan bipolar? Berikut di antaranya:

• Menurunkan Tingkat Stres

Menurut studi yang dipublikasikan di jurnal Psychosomatic Medicine, memberikan dukungan berupa sentuhan fisik dapat menurunkan tingkat stres seseorang. Seperti yang telah dijelaskan, salah satu faktor risiko dari bipolar adalah paparan stres yang tinggi.

Saat berpelukan, tubuh akan mengeluarkan hormon oksitosin yang dikenal juga sebagai hormon cinta. Berbagai penelitian menyebut bahwa pengeluaran hormon oksitosin dari kelenjar hipotalamus di otak ini dapat menimbulkan perasaan bahagia sekaligus menurunkan stres.

• Mengurangi Kecemasan

Studi lain yang dipublikasikan dalam jurnal Psychological Science mengatakan, pelukan dapat mengurangi tingkat kecemasan pada orang yang sedang mengalami rasa kurang percaya diri.

Artikel Lainnya: Mengapa Sebagian Orang Tak Suka Pelukan?

Lalu menurut studi lainnya yang dipublikasikan di jurnal Emotion, disebutkan bahwa memberikan sentuhan fisik atau pelukan dapat membantu mengurangi rasa marah, rasa takut, kecewa hingga kesedihan. Tentunya hal ini penting bagi penderita gangguan bipolar.

Pelukan juga dapat mengurangi risiko terjadinya gangguan kesehatan mental di masa mendatang. Berdasarkan studi yang dipublikasikan di Proceedings of The National Academy of Sciences of the United States of America pada tahun 2013, disebutkan bahwa kasih sayang orang tua dapat menjadi indikator kesehatan anak di masa depan.

Hasil dari studi tersebut adalah anak yang jarang mendapatkan perhatian dan kasih sayang (termasuk dalam bentuk pelukan) dari orang tua, cenderung berisiko tinggi untuk mengalami gangguan kesehatan mental di kemudian hari. Gangguan kesehatan mental ini bisa berupa gangguan kecemasan, paranoid, dan sebagainya.

Berbagai penelitian telah membuktikan manfaat pelukan untuk kesehatan, terutama untuk penderita bipolar. Meski terkesan sederhana, memberikan pelukan nyatanya dapat memberikan manfaat yang besar. Yuk, berikan pelukan untuk orang-orang tersayang Anda!

Jika memiliki pertanyaan seputar gangguan bipolar atau masalah kesehatan lainnya, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter kami melalui fitur Live Chat yang tersedia di aplikasi KlikDokter. Gratis!

[FY/RS]