Banyak di antara kita pernah mengalami momen di mana kita merasa kesal atau marah namun memilih untuk menahannya. Situasi semacam ini bisa terjadi di rumah, di tempat kerja, atau dalam interaksi sosial sehari-hari.
Terkadang kita tidak menyadari bahwa menahan kekesalan dan marah dapat berdampak signifikan pada kesehatan kita, terutama dalam bentuk timbulnya rasa sakit di bagian belakang kepala.
Dalam artikel ini, dr. Gia Pratama akan menjelaskan mengapa menahan kekesalan dan marah dapat menyebabkan rasa sakit di bagian belakang kepala serta berbagai faktor yang terlibat.
Artikel lainnya: Jangan Ditahan Terus, Ini Manfaat Marah bagi Kesehatan
Respon Fisiologis terhadap Emosi
Ketika kita mengalami rasa kesal atau marah, tubuh kita merespons dengan melepaskan hormon-hormon stres seperti kortisol dan adrenalin ke dalam aliran darah.
Respon ini adalah bagian dari mekanisme "fight or flight" alami tubuh kita, yang bertujuan untuk membantu kita mengatasi situasi yang menantang atau berpotensi berbahaya.
Namun, ketika kita menahan kekesalan dan marah, respons fisiologis ini tetap terjadi tanpa adanya pelepasan energi yang sesungguhnya. Sebagai akibatnya, hormon stres terus berkeliaran dalam tubuh, menyebabkan peningkatan tekanan darah dan ketegangan otot.
Nah, ketegangan otot ini terutama terjadi di daerah leher dan kepala, yang dapat menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan, terutama di bagian belakang kepala.
Ketegangan Otot dan Rasa Sakit
Ketika kita merasa kesal atau marah, otot-otot di sekitar kepala dan leher cenderung menjadi tegang. Ini adalah respons alami tubuh terhadap emosi yang kuat.
Namun, jika emosi tersebut tidak diungkapkan atau diatasi dengan baik, ketegangan otot ini dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama.
Ketegangan otot yang berlanjut dapat menyebabkan penumpukan asam laktat dan zat-zat kimia lainnya dalam otot-otot tersebut. Hal ini dapat mengakibatkan rasa sakit dan ketidaknyamanan, terutama di bagian belakang kepala, karena otot-otot di daerah tersebut menjadi kaku dan tegang.
Gangguan Aliran Darah
Emosi negatif seperti kekesalan dan marah juga dapat menyebabkan gangguan aliran darah ke otak dan otot-otot di sekitar kepala dan leher. Ketika kita merasa marah, tubuh melepaskan hormon-hormon stres yang menginisiasi respons "fight or flight".
Salah satu efek dari respons ini adalah peningkatan tekanan darah dan penyempitan pembuluh darah. Hal ini dapat mengganggu aliran darah ke otak dan otot-otot, menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan.
Rasa sakit yang dihasilkan terutama terlokalisasi di bagian belakang kepala karena pembuluh darah di daerah tersebut menjadi lebih sempit.
Artikel lainnya: Benarkah Kebiasaan Menahan Marah Menyebabkan Tekanan Darah Tinggi?
Pengaruh Psikologis
Selain dampak fisiknya, menahan kekesalan dan marah juga berdampak signifikan secara psikologis. Ketika kita menahan emosi negatif, pikiran kita cenderung fokus pada perasaan tersebut.
Ini bisa meningkatkan ketegangan mental dan perasaan tegang yang pada akhirnya dapat memperburuk rasa sakit di bagian belakang kepala.
Menahan emosi negatif juga dapat mengganggu keseimbangan emosional dan psikologis secara keseluruhan, memicu peningkatan stres, kecemasan, dan bahkan depresi. Semua ini berpotensi mempengaruhi persepsi kita terhadap nyeri dan ketidaknyamanan.
Dampak Jangka Panjang
Menahan kekesalan dan marah secara terus-menerus dapat berdampak jangka panjang yang merugikan bagi kesehatan kita.
Penelitian telah menunjukkan bahwa stres kronis yang disebabkan oleh menahan emosi negatif dapat meningkatkan risiko berbagai kondisi kesehatan, seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan gangguan kecemasan.
Selain itu, rasa sakit kronis di bagian belakang kepala dapat mengganggu kualitas hidup sehari-hari dengan mengacaukan konsentrasi, produktivitas, dan kesejahteraan secara keseluruhan.
Artikel lainnya: Mengapa Orang Mudah Marah?
Cara Mengatasi
Pelajari keterampilan mengelola emosi secara sehat agar kita dapat menghindari dampak merugikan dari menahan kekesalan dan marah. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu:
- Mengidentifikasi pemicu emosi negatif dan mencoba untuk menghadapinya dengan cara sehat, seperti berbicara dengan seseorang yang dapat dipercaya atau mencatat perasaan dalam jurnal.
- Berlatih teknik relaksasi seperti meditasi, pernapasan dalam, atau yoga untuk mengurangi ketegangan otot dan menurunkan tingkat stres.
- Mencari bantuan dari profesional kesehatan mental jika menahan kekesalan dan marah secara terus-menerus mengganggu kualitas hidup sehari-hari.
Menahan kekesalan dan marah dapat memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan kita, termasuk menyebabkan rasa sakit di bagian belakang kepala. Hal ini terkait dengan berbagai faktor seperti stres, ketegangan otot, gangguan aliran darah, dan pengaruh psikologis.
Oleh karena itu, mempelajari cara mengelola emosi dengan sehat sangat berguna untuk mencegah dampak negatif dan meningkatkan kualitas hidup.
Jika Kamu mengalami rasa sakit yang persisten atau berkepanjangan, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional medis untuk evaluasi dan perawatan yang tepat.
Jika Kamu ada pertanyaan seputar tema di atas Kamu bisa gunakan layanan Tanya Dokter dan buat janji dengan dokter dengan layanan Temu Dokter jangan lupa untuk unduh aplikasi KlikDokter di PlayStore dan AppStore. Jangan lupa untuk #JagaSehatmu selalu.