Kesehatan Mental

Mengapa Narsistik dan NPD Kerap Playing Victim?

Narsistik dan Gangguan Kepribadian Narsistik (NPD) sering kali menampilkan sikap playing victim. Artikel ini membahas alasan di balik kecenderungan ini serta cara yang tepat untuk menghadapinya.

Mengapa Narsistik dan NPD Kerap Playing Victim?

Sikap narsistik dan Gangguan Kepribadian Narsistik (NPD) adalah kondisi psikologis yang sering kali menyebabkan individu dengan sifat ini menimbulkan ketidaknyamanan bagi orang-orang di sekitarnya.

Mereka yang narsistik biasanya menginginkan perhatian yang berlebihan, merasa lebih unggul daripada orang lain, dan cenderung memanipulasi keadaan agar terlihat sebagai korban atau "playing victim."

Sikap ini dapat membuat lingkungan sekitar merasa frustasi dan kadang-kadang terjebak dalam perasaan bersalah akibat manipulasi yang dilakukan oleh orang-orang narsistik.

Individu dengan NPD atau kecenderungan narsistik umumnya menunjukkan pola pikir dan perilaku yang mencerminkan kebutuhan untuk mendapatkan pujian, kurangnya empati terhadap orang lain, serta keinginan yang besar untuk menjaga citra diri yang sempurna.

Dalam artikel ini, Psikolog Iswan Saputro akan membahas mengapa individu narsistik dan NPD sering memainkan peran sebagai korban, bagaimana cara mengenali perilaku tersebut, serta strategi terbaik untuk menghadapinya.

Artikel lainnya: Mengenal Gangguan Kepribadian Narsistik, Penyebab, Ciri-ciri, Cara Menghadapinya

Mengapa Narsistik dan NPD Kerap Playing Victim?

Individu dengan sifat narsistik atau yang memiliki Gangguan Kepribadian Narsistik (NPD) sering kali memainkan peran sebagai "korban" untuk menarik perhatian atau mempertahankan kendali atas situasi.

Berikut beberapa alasan yang menjelaskan kebiasaan “playing victim” pada individu narsistik:

1. Mencari validasi dan empati

Individu narsistik memiliki kebutuhan besar akan pengakuan dari orang lain. Mereka kerap merasa perlu divalidasi untuk merasa berharga. Dengan berpura-pura sebagai korban, mereka dapat menarik simpati, empati, dan perhatian dari orang di sekitar.

Hal ini memberi mereka kepuasan emosional, karena mereka mendapatkan respons yang mereka inginkan tanpa harus langsung memintanya.

2. Menghindari kritik atau tanggung jawab

Orang narsistik biasanya sulit menerima kritik atau mengakui kesalahan. Bagi mereka, kesalahan bisa merusak citra diri yang mereka coba jaga.

Dengan memainkan peran korban, mereka bisa mengalihkan kesalahan kepada orang lain atau situasi, sehingga tampak sebagai pihak yang tidak bersalah. Hal ini adalah cara mereka menghindari tanggung jawab tanpa kehilangan wajah.

3. Mengontrol lingkungan dan respon orang lain

Ketika memainkan peran korban, individu narsistik dapat mempengaruhi respon orang lain sesuai keinginannya. Orang-orang di sekitar sering kali merasa kasihan atau terdorong untuk membantu.

Dengan begitu, mereka dapat mempertahankan kendali atas situasi tanpa harus menunjukkan kekurangan diri, karena orang-orang di sekitar cenderung memberi perhatian atau bantuan.

4. Pertahanan diri dari rasa tidak aman

Walaupun terlihat percaya diri, banyak individu narsistik menyimpan rasa tidak aman (insecure) yang mendalam. Dengan berperan sebagai korban, mereka menutupi perasaan rentan atau tidak berharga.

Posisi sebagai “korban” membantu mereka merasa lebih aman dalam lingkungan sosial, karena mereka merasa mendapat dukungan tanpa menunjukkan kelemahan.

5. Membangun narasi untuk membenarkan tindakan

Individu narsistik sering memiliki narasi yang mendukung pandangan positif mereka tentang diri sendiri.

Berpura-pura sebagai korban memberi mereka alasan untuk membenarkan perilaku negatif mereka. Mereka dapat merasa benar karena, dalam pandangan mereka, tindakan mereka hanyalah respons terhadap "perlakuan buruk" dari orang lain.

Artikel lainnya: Tipe Kepribadian Narsistik yang Harus Kamu Tahu

Cara Menghadapi Orang Narsistik dan NPD yang Kerap Playing Victim

Mengelola interaksi dengan individu yang memiliki sifat narsistik atau NPD (Narcissistic Personality Disorder) yang sering berperan sebagai korban memerlukan pendekatan yang cermat.

Berikut adalah beberapa strategi yang dapat membantu Kamu dalam menghadapinya:

1. Menjaga batas pribadi dengan konsisten

Penting untuk menetapkan dan menjaga batas yang jelas saat berinteraksi dengan individu narsistik. Jangan merasa terbebani oleh peran korban yang sering mereka mainkan.

Tentukan batasan mengenai perhatian atau bantuan yang diberikan, dan hindari merasa bersalah atau bertanggung jawab atas perasaan mereka.

2. Tetap tenang dan tidak mudah terpancing

Individu narsistik sering kali menggunakan emosi orang lain untuk memperoleh perhatian atau simpati. Ketika mereka berperan sebagai korban, usahakan untuk tidak bereaksi emosional.

Merespons dengan tenang dan objektif dapat membantu Kamu terhindar dari sikap manipulatif mereka.

3. Berikan validasi tanpa mendukung peran korban

Memberikan validasi pada perasaan mereka dapat meredakan ketegangan, tetapi jangan sampai Kamu memperkuat narasi korban yang mereka bangun.

Misalnya, Kamu bisa menyatakan bahwa Kamu memahami perasaan mereka, namun hindari menyalahkan pihak lain atau situasi tanpa alasan yang jelas.

4. Fokus pada fakta, bukan narasi

Menghadapi individu narsistik yang sering bermain sebagai korban memerlukan fokus pada fakta. Ajukan pertanyaan yang mendorong mereka untuk memeriksa kebenaran cerita mereka.

Mengarahkan diskusi ke fakta yang objektif dapat membantu mereka melihat situasi dari sudut pandang yang lebih rasional.

5. Gunakan empati yang terukur

Menunjukkan empati dengan cara yang terbatas adalah taktik yang efektif. Empati yang berlebihan bisa membuat Kamu mudah dimanipulasi. Dengan pendekatan empati yang terbatas, Kamu dapat menunjukkan perhatian tanpa terlalu larut dalam cerita mereka.

6. Jaga jarak jika diperlukan

Jika hubungan dengan individu narsistik ini mulai menguras emosi atau mempengaruhi kesehatan mental Kamu, menjaga jarak adalah pilihan bijak.

Hubungan dengan individu yang sering memainkan peran korban dapat bersifat toksik, dan jarak dapat melindungi kesehatan emosional Kamu.

Artikel lainnya: Tanda-Tanda Anda Seorang Korban Pelecehan Narsistik

Individu dengan sifat narsistik atau Gangguan Kepribadian Narsistik (NPD) cenderung memainkan peran sebagai korban untuk menarik perhatian, menghindari tanggung jawab, atau bahkan memengaruhi orang di sekitarnya.

Perilaku ini biasanya berakar pada kebutuhan mereka akan validasi, ketidakmampuan menerima kritik, dan rasa tidak aman yang mendalam.

Untuk menghadapi individu narsistik yang sering berperan sebagai korban, penting untuk memahami sifat mereka dan menerapkan pendekatan yang tepat.

Menjaga batas pribadi dan bersikap objektif adalah langkah awal yang efektif, hindari terjebak dalam narasi yang mereka ciptakan.

Dengan cara ini, Kamu dapat mempertahankan keseimbangan dalam hubungan Kamu dan mencegah manipulasi yang bisa merugikan diri sendiri.

Pendekatan ini tidak hanya melindungi kesehatan mental Kamu tetapi juga memungkinkan interaksi yang lebih sehat dan produktif.

Ingin lebih memahami kesehatan mental dan perilaku narsistik? Install aplikasi KlikDokter untuk akses lengkap ke berbagai artikel kesehatan mental lainnya. Dapatkan saran langsung dari para ahli!

  • American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and statistical manual of mental disorders (5th ed.). Arlington, VA: American Psychiatric Publishing.
  • Ronningstam, E. (2005). Identifying and understanding the narcissistic personality. Oxford University Press.
  • Campbell, W. K., & Miller, J. D. (2011). The handbook of narcissism and narcissistic personality disorder: Theoretical approaches, empirical findings, and treatments. John Wiley & Sons.
  • Kohut, H. (1971). The analysis of the self. New York: International Universities Press.
  • Morf, C. C., & Rhodewalt, F. (2001). Unraveling the paradoxes of narcissism: A dynamic self-regulatory processing model. Psychological Inquiry, 12(4), 177-196.