Beberapa waktu lalu, media sosial dihebohkan dengan berita wanita yang melakukan perilaku eksibisionis. Wanita tersebut diketahui menunjukkan payudara dan alat kelaminnya ketika berada di salah satu bandara di Yogyakarta.
Perlu diketahui, eksibisionisme adalah gangguan yang ditandai dengan mengekspos alat kelamin kepada orang yang tidak dikenal tanpa persetujuan. Eksibisionisme termasuk dalam kategori gangguan parafilia, yaitu aktivitas seksual yang tidak umum.
Pelaku eksibisionis umumnya tidak melakukan aksinya dengan memaksa atau menyakiti korban. Namun, tindakan ini termasuk ke dalam bentuk pelecehan seksual dan dapat berdampak negatif terhadap korbannya.
Pria dan wanita dapat menjadi pelaku eksibisionis. Lantas, apa yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan ini? Berikut penjelasan psikolog.
Penyebab Seseorang Melakukan Eksibisionisme
Dijelaskan oleh Gracia Ivonika, M.Psi., Psikolog, belum diketahui secara pasti penyebab seseorang melakukan tindakan eksibisionisme.
Namun, ada beberapa faktor yang diperkirakan menjadi faktor penyebab tindakan ini.
Berikut beberapa faktor penyebab eksibisionis.
1. Faktor Biologis
Diperkirakan pelaku eksibisionisme memiliki tingkat hormon testosteron yang lebih tinggi. Testosteron adalah hormon yang memengaruhi dorongan seksual pria dan wanita.
Artikel Lainnya: Waspadai Kelainan Seksual yang Mungkin Ada di Sekitar Anda
Beberapa peneliti mencoba menghubungkan kelebihan hormon testosteron dengan perilaku seksual yang menyimpang.
Kemudian, kelainan kromosom seperti sindrom Klinefelter (di mana pria memiliki kromosom X ekstra), diyakini dapat menjadi faktor risiko seseorang untuk mengembangkan gangguan parafilia seperti eksibisionisme.
2. Trauma Masa Kanak-Kanak
Psikolog Gracia mengatakan, beberapa penelitian menemukan riwayat pelecehan emosional saat masa kanak-kanak dan disfungsi keluarga dapat menjadi faktor risiko seseorang mengambangkan gangguan eksibisionisme.
3. Perilaku Impulsif
Menurut Psikolog Gracia, eksibisionisme mungkin dapat disebabkan oleh masalah pengendalian diri yang berhubungan dengan impulsivitas, termasuk untuk dorongan seksual.
Impulsif ditandai ketika seseorang cenderung bertindak tanpa memikirkan dampaknya terlebih dahulu. Pada dasarnya semua orang memiliki sifat impulsif, namun tidak semua orang memiliki kontrol atau kendali diri yang baik.
4. Gangguan Kepribadian
“Masalah kepribadian seperti narsistik yang ditambah dengan kontrol diri buruk atau dorongan seksual yang tinggi, dapat membuat seseorang memiliki gangguan eksibisionisme,” ucap Gracia.
Artikel Lainnya: Kenapa Ada Orang yang Memiliki Fantasi Seks Ekstrem?
5. Faktor Lain
Melansir Psychology Today, faktor risiko gangguan eksibisionis pada pria atau wanita dapat dihubungan dengan gangguan kepribadian antisosial, penyalahgunaan alkohol, dan kecenderungan pedofilia.
Beberapa orang dengan eksibisionisme biasanya juga memiliki gangguan seksual yang mengarah kepada perilaku hiperseksual.
Penanganan Eksibisionisme
Perawatan untuk eksibisionisme umumnya mencakup psikoterapi dan pengobatan.
Terapi perilaku kognitif dapat membantu mengidentifikasi penyebab seseorang sengaja menunjukkan alat kelaminnya.
Terapi ini juga dapat mencari tahu dan membantu mengelola keinginan untuk menunjukkan alat kelamin dengan cara yang lebih sehat.
Orang dengan gangguan eksibisionisme juga dapat mengonsumsi obat untuk menghambat hormon dan menurunkan libidonya.
Itulah tadi penjelasan mengenai eksibisionisme. Apabila ingin berkonsultasi dengan psikolog terkait dengan gangguan psikologis, Anda dapat menggunakan layanan Live Chat di aplikasi Klikdokter.
(OVI/JKT)
Referensi
Healthline. Diakses 2021. Is Technology Causing a Lifetime of Pain for Millennials?
WebMd. Diakses 2021. Paraphilias
Psychology Today. Diakses 2021. Exhibitionism
Medicinet. Diakses 2021. Facts you should know about paraphilia
MSD Manual. Diakses 2021. Exhibitionistic Disorder