Membuat resolusi tahunan adalah obrolan yang sering muncul setiap menjelang pergantian tahun. Pengaruh media sosial juga membuat banyak orang menjadikan resolusi tahunan sebagai ajang pembuktian atau pencapaian untuk menjadi pribadi yang lebih baik.
Resolusi tahunan bisa membuat seseorang termotivasi, namun tidak sedikit yang gagal mencapai resolusi yang sudah dibuat. Jika tidak disikapi dengan baik, kegagalan mencapai target resolusi tahunan dapat mempengaruhi kesehatan mental seseorang. Oleh karena itu, penting mengetahui alasan kenapa resolusi tahunan banyak gagal dan cara untuk memperbaikinya.
Bersama Psikolog Iswan Saputro dan tim konten KlikDokter, kita akan membahas 10 alasan mengapa resolusi tahunan sering gagal dan bagaimana dampaknya terhadap kesehatan mental seseorang.
1. Tidak Spesifik dan Tidak Realistis
Resolusi atau target yang masih umum atau abstrak membuat motivasi tidak bertahan lama. Resolusi yang tidak spesifik dan tidak realistis membuat seseorang lebih mudah merasa gagal karena tidak mengetahui tolak ukur atau indikator pencapaian yang diharapkan.
Rasa gagal atau kecewa yang disebabkan tidak realistisnya ekspektasi yang dibuat dapat mempengaruhi kebahagiaan dan kesehatan mental.
Misalnya, kamu memiliki resolusi tahunan memiliki berat badan ideal, maka coba untuk deskripsikan lebih rinci tentang target berat badan setiap bulannya, jadwal dan jenis olahraga yang dipilih, dan jenis makanan seperti apa yang dapat mendukung untuk mencapai berat badan ideal.
Artikel Lainnya: 10 Cara Mengatasi Commuting Stress Biar Tak Kena ‘Mental’
2. Kurangnya Perencanaan
Perencanaan membuat kamu bisa mengukur kapasitas diri dan upaya yang bisa dilakukan secara bertahap. Buatlah rencana berjangka dalam resolusi tahunan yang dibuat dengan membaginya menjadi tiga, yaitu rencana jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.
Memiliki perencanaan berjangka membuat fokus kamu terarah dan terukur. Jelasnya target yang dibuat dalam rencana berjangka dapat menurunkan rasa cemas karena mengetahui upaya atau bantuan yang dibutuhkan untuk merealisasikannya.
3. Tidak Ada Dukungan Sosial
Menjaga motivasi sendirian seringkali membuat kamu mudah menyerah dan sulit untuk konsisten. Perasaan berjuang sendiri dapat meningkatkan risiko self-talk yang negatif, overthinking, kesepian, dan tidak ada validasi dari orang lain yang didapatkan selama proses menjalankan resolusi tahunan.
Dukungan sosial dapat kamu peroleh dari keluarga, sahabat, atau komunitas yang bisa memahami alasan dan tujuan kamu memiliki resolusi tahunan. Kehadiran mereka tidak hanya menambah semangat, namun menjaga motivasi untuk proses diri menjadi lebih baik.
Dukungan emosional dari psikolog juga dapat membuat kamu menata ekspektasi, menemukan sumber motivasi yang kuat, dan membantu dalam menghadapi kesulitan dalam realisasi resolusi tahunan.
Artikel Lainnya: Jangan Pernah Malu dan Gengsi untuk Mencari Bantuan Psikolog untuk Kesehatan Mental
4. Perasaan Rendah Diri (insecure)
Tidak sedikit orang yang merasa tidak percaya diri membuat resolusi tahunan. Hal ini bisa disebabkan dari pengalaman gagal yang tidak disikapi dengan baik, membandingkan pencapaian dengan orang lain, atau belum mengenal kekuatan dalam diri.
Kepercayaan diri bisa kamu dapatkan ketika mampu mengenal potensi dan kelebihan dalam diri. Diwaktu yang bersamaan mengetahui bagaimana cara mengatasi kekurangan yang menghambat resolusi tahunan yang dibuat.
5. Terlalu Banyak Resolusi
Secara psikologis, seseorang membutuhkan fokus untuk mendapatkan hasil yang optimal. Jika kamu memiliki banyak daftar resolusi tahunan, prioritaskan kembali apa resolusi yang paling kamu mampu lakukan dan capai selama satu tahun kedepan.
Banyaknya resolusi yang dibuat tanpa diimbangi manajemen ekspektasi yang baik dapat memicu kecemasan, overthinking, stres berkepanjangan, menyalahkan diri sendiri, dan bahkan bisa berujung depresi ketika merasa menjadi pribadi yang gagal.
Artikel Lainnya: Ide Resolusi untuk Anak di Tahun Baru
6. Kurangnya Disiplin
Melaksanakan resolusi tahunan artinya kamu perlu menaklukan diri sendiri. Membutuhkan kedisiplinan dan konsistensi untuk bisa mendapatkan tujuan yang kamu harapkan. Disiplin akan membantu kamu melawan rasa malas dan menghargai setiap proses yang diajalani.
7. Terlalu Tertekan Pada Hasil
Orientasi pada hasil memang dapat membangkitkan motivasi dan rasa semangat, namun jika tidak diimbangi dengan menghargai dan sabar dengan proses akan membuat kamu mudah merasa putus asa. Sadarilah jika rencana dapat berubah karena hal diluar kendali dan kamu membutuhkan sikap yang dewasa terhadap perubahan dan proses.
Terlalu berorientasi pada hasil dapat membuat kamu terjebak pada proses instan. Proses yang instan dapat meningkatkan risiko munculnya perilaku impulsif dalam mewujudkan sesuatu.
8. Kurangnya Kesabaran
Menjalani proses dengan kesabaran dapat membantu kamu memiliki kepribadian yang lebih kuat dan tidak reaktif dengan perubahan. Ketika ada hal diluar rencana terjadi tidak membuat kamu langsung mengubah tujuan, namun menyikapinya dengan sabar dan fokus pada solusi.
Kurangnya kesabaran dalam melakukan resolusi tahunan dapat membuat kamu rentan mengalami stres, putus asa, cemas, dan takut dalam menjalani hari. Kurangnya kesabaran juga dapat menurunkan fokus dan kehati-hatian karena tergesa-gesa dalam melakukan sesuatu.
9. Ketidakmampuan Menyikapi Kegagalan
Kegagalan adalah bagian alami dari sebuah proses dan resolusi tahunan. Sikap kamu terhadap rasa gagal akan menentukan kedewasaan dan kemampuan dalam menyelesaikan masalah. Jika kegagalan disikapi dengan menyalahkan diri sendiri atau keadaan secara berlebihan akan meningkatkan risiko munculnya stres, rendah diri, overthinking, cemas, dan gejala depresi.
Artikel Lainnya: Sering Menyalahkan Diri Sendiri, Apakah Tanda Gangguan Mental
10. Kurangnya Fleksibilitas
Resolusi tahunan seringkali tidak berbanding lurus dengan rencana yang sudah kamu buat. Bisa jadi terjadi perubahaan atau krisis yang dirasakan ditengah kamu mewujudkan resolusi tahunan yang sudah dibuat.
Melatih fleksibilitas dengan mencari perspektif baru terhadap keadaan, fokus pada solusi, dan mencari bantuan dari profesional akan membantu kamu tetap termotivasi mewujudkan resolusi tahunan.
Itulah alasan mengapa resolusi tahunan mu banyak yang gagal. Namun, jangan menyerah dan terus semangat, ya. #JagaSehatmu! selalu, ya agar resolusi yang ingin kamu wujudkan dapat tercapai.
Bila kamu perlu konsultasi dengan dokter untuk menceritakan permasalahanmu. Kamu bisa chat dengan dokter spesialis psikolog atau bisa booking psikolog melalui aplikasi KlikDokter, ya.