Setiap orang memiliki cara masing-masing untuk menghadapi rasa berduka. Ada yang mengalihkannya dengan berlibur, menikmati makanan favorit, berjalan santai dengan sahabat, atau diam di rumah dan tidak melakukan aktivitas apa pun. Namun yang pasti, saat berduka, sebagian besar orang merasakan tubuh menjadi lebih lemah dari biasanya. Akibatnya, sulit untuk beraktivitas dengan baik. Bagaimana hal ini bisa terjadi?
Kesedihan membuat otak mengeluarkan zat kimia seperti interleukin-8 (IL-8) yang dapat memicu respons inflamasi atau radang di seluruh tubuh. Senyawa interleukin tersebut dapat melemahkan sistem daya tahan tubuh dan membuat tubuh mudah terserang penyakit.
Selain itu, adanya hormon stres yaitu kortisol dapat mengganggu kualitas tidur, membuat kadar gula darah tidak stabil, dan menaikkan tekanan darah sehingga makin melemahkan kondisi fisik saat berduka.
Tak hanya itu, fakta lainnya adalah kesedihan juga memengaruhi kesehatan jantung. Sebuah penelitian yang dimuat di Openheart menunjukkan bahwa mereka yang berduka karena kematian pasangan rentan mengalami gangguan irama jantung (atrial fibrilasi).
Hal ini terjadi karena adanya senyawa sitokin yang dikeluarkan saat sedang berduka. Senyawa ini bersifat aritmogenik atau dapat membuat irama jantung tidak teratur. Bila dibiarkan, gangguan irama jantung ini dapat berakibat fatal bahkan bisa menyebabkan serangan jantung.
Lantas, apa yang dapat dilakukan saat berduka?
Sering kali memang perlu waktu lama untuk benar-benar pulih dari rasa sedih saat berduka. Yang dapat Anda lakukan adalah tetap menjaga pola makan dan istirahat cukup. Sekalipun tubuh terasa lemah, dengan istirahat cukup dan tetap menjaga asupan makanan, Anda akan terhindar dari berbagai penyakit.
Saat kondisi hati mulai membaik, Anda bisa berjalan di sekitar rumah. Selain baik untuk memulihkan kondisi fisik, aktivitas fisik ringan dapat membuat tubuh mengeluarkan dopamin yang membantu menciptakan perasaan nyaman dan senang.
Kejadian menyedihkan yang membuat berduka sering kali tak terelakkan. Cara terbaik untuk melaluinya adalah dengan menghadapinya sambil tetap menjaga kondisi tubuh dan jiwa. Jangan sungkan untuk membicarakan kesulitan yang dialami dengan sahabat, atau bahkan psikolog jika memang membutuhkan. Dengan begitu, Anda dapat tetap kuat dan siap menjalani kehidupan dengan semangat yang baru kembali.
[RS/ RVS]