Kesehatan Mental

Mengatasi Mental Block untuk Kesuksesan Masa Depan

Mental block dapat menghambat kesuksesan dengan mengurangi kepercayaan diri dan kemampuan mengambil keputusan. Hal ini mempengaruhi kehidupan profesional, karir, tujuan, dan cita-cita.

Mengatasi Mental Block untuk Kesuksesan Masa Depan

Mental block sering menjadi penghambat seseorang dalam meraih kesuksesan. Kondisi psikologis ini dapat mengurangi kepercayaan diri dan kemampuan dalam mengambil keputusan.

Tidak hanya berdampak pada kehidupan profesional atau karir, namun juga tujuan dan cita-cita. Bersama Psikolog Iswan Saputro akan membahas tentang ciri-ciri mental block dan cara mengatasinya untuk meraih kesuksesan dan kesehatan mental yang lebih baik.

Artikel lainnya: 12 Kebiasaan yang Bisa Memicu Gangguan Kesehatan Mental

Pengertian Mental Block

Mental block adalah kondisi psikologis dimana seseorang tidak mampu untuk mengingat informasi atau berpikir tentang sesuatu.

Hal ini dapat disebabkan stres berkepanjangan, kecemasan berlebihan, ekspektasi yang tidak realistis, pesimisme, rendah diri (insecurity), ketidakpastian dimasa depan, dan impostor syndrome.

Dalam kondisi tertentu, mental block dapat membuat seseorang merasa tidak berharga, terjebak dengan keadaan, sulit konsentrasi, dan demotivasi.

Berbeda dengan burnout atau kelelahan psikis, mental block membuat seseorang merasa tugas atau tanggungjawab yang ada terasa tidak mungkin dihadapi walaupun sebenarnya sederhana untuk diselesaikan.

Ciri-Ciri Mental Block

1. Kehilangan fokus

Kesulitan untuk mempertahankan fokus, konsentrasi mudah teralihkan, sulit untuk memulai atau menyelesaikan tugas, dan kesulitan memahami sesuatu.

2. Cemas atau stres berlebihan

Kecemasan dan stres berlebihan membuat mental block mudah muncul yang membuat seseorang mudah tertekan oleh ekspektasi atau tugas yang diberikan.

3. Kesulitan dalam mengambil keputusan

Mengambil keputusan menjadi terhambat dan bahkan sulit dilakukan karena mental block mempengaruhi pengolahan informasi, kebingungan, dan tidak yakin dengan diri sendiri.

4. Kehilangan kreativitas

Berpikir kreatif menjadi tidak bisa dilakukan karena mental block menghambat seseorang untuk memiliki sudut pandang yang luas, ide yang inovatif, dan mengambil risiko.

5. Menghindari tugas atau tanggungjawab

Mental block berdampak pada kepercayaan diri untuk mencoba, menyelesaikan, atau memahami suatu tugas atau tanggungjawab yang dianggap menantang.

6. Mudah tersinggung atau reaktif

Tingkat stres yang tinggi dan frustasi dengan keadaan dapat mempengaruhi kontrol emosi terhadap sesuatu yang dinilai menantang.

7. Demotivasi

Frustasi dengan diri sendiri dan keadaan bisa menyebabkan demotivasi yang kuat sehingga muncul rasa malas dan demotivasi memulai dan menyelesaikan sesuatu.

Artikel lainnya: Kenali Tanda-tanda Anda Stres karena Pekerjaan

Kasus Mental Block

Kasus mental block sering ditemui dalam dunia profesional dan kehidupan sehari-hari. Berikut beberapa contoh kasus mental block yang bisa ditemui:

1. Kebuntuan kreatif pada seorang penulis

Seorang penulis yang biasanya produktif tiba-tiba mengalami kebuntuan kreatif (writer’s block). Dia duduk di depan komputer selama berjam-jam tetapi tidak bisa menulis satu kata pun.

Setiap ide yang muncul terasa tidak cukup baik, dan rasa cemas semakin meningkat karena deadline yang semakin dekat. Penulis ini akhirnya merasa terjebak dalam lingkaran setan antara perfeksionisme dan ketakutan akan kegagalan.

2. Kesulitan dalam membuat keputusan di tempat kerja

Seorang manajer di sebuah perusahaan besar mengalami kesulitan dalam membuat keputusan penting terkait proyek baru. Dia merasa tertekan oleh tanggung jawab besar dan takut membuat kesalahan yang bisa merugikan perusahaan.

Akibatnya, dia terus menunda-nunda pengambilan keputusan dan menghindari diskusi dengan timnya, yang akhirnya memperlambat progres proyek.

3. Mahasiswa yang mengalami rasa cemas berlebihan

Seorang mahasiswa yang berprestasi tinggi mulai merasa cemas berlebihan menjelang ujian akhir. Dia merasa tidak mampu mengingat materi yang telah dipelajari dan merasa takut tidak lulus.

Rasa cemas ini mengakibatkan dia tidak bisa fokus saat belajar dan merasa putus asa setiap kali mencoba memahami materi.

Artikel lainnya: 10 Tanda Mental Sehat, Kamu Baik-baik Saja!

Cara Mengatasi Mental Block

Mental block adalah kondisi yang bisa diatasi dan dicegah selama ada kesadaran diri yang kuat dan dukungan dari lingkungan. Berikut adalah beberapa cara yang efektif untuk menghindari mental block:

1. Manajemen stres

  • Meditasi dan relaksasi: Praktik meditasi dan teknik relaksasi seperti pernapasan dalam dapat membantu menenangkan pikiran dan mengurangi stres.
  • Olahraga teratur: Aktivitas fisik dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kesehatan mental.

2. Membuat tujuan yang realistis

  • Teknik SMART: Tetapkan tujuan yang Spesifik, Measurable (dapat diukur), Achievable (dapat dicapai), Relevant (relevan), dan Time-bound (dengan batas waktu).
  • Prioritas tugas: Fokus pada tugas-tugas yang paling penting dan buat daftar prioritas untuk membantu mengorganisir pekerjaan.

3. Manajemen waktu yang efektif

  • Teknik pomodoro: Gunakan teknik Pomodoro untuk bekerja dalam interval waktu tertentu dengan istirahat di antara interval untuk melatih fleksibilitas.
  • Hindari prokrastinasi: Identifikasi penyebab prokrastinasi dan gunakan strategi untuk mengatasinya, seperti membagi tugas besar menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.

4. Meningkatkan keterampilan manajemen diri

  • Self-talk positif: Latihlah berbicara kepada diri sendiri dengan cara yang positif dan konstruktif untuk meningkatkan kepercayaan diri.
  • Refleksi diri: Lakukan refleksi diri secara berkala untuk memahami kekuatan dan kelemahan pribadi serta mencari cara untuk memperbaiki diri.

5. Mengembangkan kreativitas

  • Berpikir di luar kotak: Latih kemampuan berpikir kreatif dengan mencari solusi yang tidak konvensional dan eksplorasi ide-ide baru.
  • Jurnal kreatif: Buat jurnal kreatif untuk mencatat ide-ide dan inspirasi yang muncul.

6. Mencari dukungan sosial

  • Bergabung dengan kelompok dukungan: Bergabung dengan kelompok dukungan atau komunitas yang memiliki minat yang sama dapat memberikan dukungan emosional dan ide-ide baru.
  • Mentoring dan bimbingan: Mencari mentor atau pembimbing yang dapat memberikan panduan dan saran dalam menghadapi tantangan.
  • Konseling: Penyebab dan dampak dari mental block dapat diatasi dengan sesi konseling bersama profesional untuk mengurai pikiran dan strategi kedepan.

Mental block adalah kondisi psikologis yang dapat menghambat kemampuan seseorang untuk berpikir, memahami, atau mengingat informasi dengan efektif. Kondisi ini sering kali disebabkan oleh stres, tekanan, atau ketakutan, dan dapat menghambat perkembangan pribadi dan profesional.

Untuk menghindari mental block, penting untuk mengelola stres dengan baik, menetapkan tujuan yang realistis, mengelola waktu dengan efektif, meningkatkan keterampilan manajemen diri, mengembangkan kreativitas, dan mencari dukungan sosial.

Dengan strategi-strategi ini, individu dapat mengatasi mental block dan mencapai kesuksesan di masa depan.

Kamu bisa dapatkan informasi kesehatan lainnya seputar kesehatan pribadi, keluarga, parenting, kehamilan hingga hewan peliharaan, segera download aplikasi KlikDokter atau kamu bisa memilih langsung topik kesehatannya.

  • Andrews, G., & Hobbs, M. J. (2010). The effect of anxiety on mental block in performance tasks. Journal of Anxiety Disorders, 24(1), 23-28.
  • Brown, T. A., & Barlow, D. H. (2009). A proposal for a dimensional classification system based on the shared features of the DSM-IV anxiety and mood disorders: Implications for assessment and treatment. Psychological Assessment, 21(3), 256-271.
  • Cain, M. S., & Mitroff, S. R. (2013). Distractor filtering in media multitaskers. Perception, 42(3-4), 366-370.
  • Cheng, C., & Cheung, M. W. L. (2005). Cognitive processes underlying stress and coping. In Handbook of Stress and Coping (pp. 123-147). Springer, Boston, MA.
  • Ericsson, K. A., & Kintsch, W. (1995). Long-term working memory. Psychological Review, 102(2), 211-245.
  • Lazarus, R. S., & Folkman, S. (1984). Stress, appraisal, and coping. Springer Publishing Company.
  • Parnes, S. J. (1992). Creative problem-solving and visioning. Journal of Creative Behavior, 26(2), 124-134.