Perasaan insecure atau ketidakpercayaan diri adalah hal yang umum dialami oleh banyak orang di berbagai tahap kehidupan. Meskipun perasaan ini bisa menjadi motivasi untuk memperbaiki diri, insecure juga dapat menghalangi seseorang dari meraih potensinya jika tidak dikelola dengan baik.
Dalam artikel ini, dr. Dyah Novita Anggraini akan membahas pengertian insecure, jenis-jenis insecure, penyebab, faktor risiko, gejala, diagnosis, serta cara mengatasi perasaan insecure, terutama dalam konteks kesehatan mental dan psikologis.
Artikel lainnya: Sering Merasa Insecure? Ini Dampak Psikis yang Bisa Dialami
Pengertian Insecure
Insecure berasal dari kata "security" yang berarti rasa aman, dan "in-" yang berarti tidak. Insecure artinya adalah perasaan tidak aman atau kurang percaya diri terhadap diri sendiri atau situasi tertentu.
Dalam psikologi, insecure merujuk pada kondisi di mana seseorang merasa tidak mampu, tidak cukup baik, atau tidak nyaman dengan dirinya sendiri. Perasaan ini bisa muncul dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk hubungan pribadi, pekerjaan, dan penampilan fisik.
Jenis-jenis Insecure
Perasaan insecure dapat muncul dalam berbagai bentuk, tergantung dari aspek kehidupan yang terpengaruh. Berikut adalah beberapa jenis insecure yang umum terjadi:
1. Insecure fisik
Insecure fisik berkaitan dengan ketidakpuasan seseorang terhadap penampilannya, seperti bentuk tubuh, warna kulit, atau fitur wajah. Contoh insecure fisik misalnya, seseorang yang merasa tubuhnya terlalu gemuk, terlalu kurus, atau memiliki jerawat yang membuatnya tidak percaya diri.
2. Insecure dalam hubungan
Arti insecure dalam hubungan adalah ketika seseorang merasa tidak aman atau tidak yakin dengan hubungan yang dijalani, baik itu hubungan romantis, persahabatan, maupun hubungan keluarga.
Insecure ini sering kali disebabkan oleh rasa takut kehilangan atau perasaan tidak cukup baik bagi pasangannya.
Artikel lainnya: Penyebab dan Cara Mengatasi Insecurity dalam Hubungan
3. Insecure sosial
Insecure sosial adalah ketidaknyamanan yang dirasakan seseorang saat berinteraksi dengan orang lain. Mereka yang mengalami insecure sosial cenderung merasa cemas ketika berada dalam situasi sosial, khawatir akan penilaian negatif dari orang lain.
4. Insecure akademik atau profesional
Insecure ini muncul dalam konteks pendidikan atau pekerjaan. Seseorang mungkin merasa tidak cukup pintar, kompeten, atau berbakat dalam bidang akademik atau karirnya. Mereka sering merasa kurang percaya diri dalam mengambil keputusan atau bersaing dengan orang lain.
Artikel lainnya: 9 Cara Mengatasi Insecure saat Kumpul Keluarga di Momen Lebaran
Penyebab Insecure
Perasaan insecure bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor. Berikut adalah beberapa penyebab umum munculnya perasaan insecure:
1. Pengalaman masa kecil
Masa kecil yang penuh dengan kritik, pengabaian, atau kurangnya dukungan dari orang tua atau orang-orang terdekat dapat mempengaruhi rasa percaya diri seseorang di masa dewasa.
2. Perbandingan dengan orang lain
Media sosial dan lingkungan sosial sering kali menjadi pemicu perbandingan diri dengan orang lain. Ketika seseorang terus-menerus membandingkan dirinya dengan standar yang tidak realistis, mereka cenderung merasa insecure.
3. Peristiwa trauma
Pengalaman traumatis seperti perundungan, kegagalan besar, atau kehilangan orang yang dicintai dapat memicu perasaan insecure. Trauma ini bisa memengaruhi pandangan seseorang terhadap dirinya sendiri dan dunia di sekitarnya.
4. Perfeksionisme
Perfeksionisme adalah dorongan untuk selalu sempurna dalam segala hal. Ketika harapan yang terlalu tinggi tidak terpenuhi, seseorang bisa merasa gagal dan tidak cukup baik, yang pada akhirnya menimbulkan insecure.
5. Pola asuh
Cara orang tua mendidik anak dapat mempengaruhi bagaimana anak memandang diri mereka sendiri. Pola asuh yang otoriter atau terlalu menuntut dapat menurunkan rasa percaya diri anak dan membuat mereka merasa insecure.
Faktor Risiko Insecure
Tidak semua orang yang menghadapi situasi sulit atau kritik akan merasa insecure. Namun, ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami perasaan ini:
1. Tingkat kepercayaan diri yang rendah
Orang dengan kepercayaan diri rendah cenderung lebih mudah merasa insecure, terutama dalam menghadapi situasi baru atau tantangan yang mereka rasa tidak mampu untuk diatasi.
2. Riwayat perundungan atau pelecehan
Orang yang pernah mengalami perundungan, baik secara verbal, fisik, maupun emosional, memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami insecure.
3. Kondisi mental
Kondisi mental seperti gangguan kecemasan, depresi, dan gangguan obsesif-kompulsif (OCD) sering kali terkait dengan perasaan insecure. Gangguan-gangguan ini dapat memperburuk ketidakpercayaan diri dan memperparah perasaan negatif terhadap diri sendiri.
4. Lingkungan sosial
Lingkungan yang kompetitif atau toxic, seperti teman, keluarga, atau rekan kerja yang sering merendahkan, bisa meningkatkan risiko seseorang untuk merasa insecure.
Gejala Insecure
Gejala insecure bisa bervariasi, tergantung dari seberapa parah kondisi tersebut. Berikut adalah beberapa gejala yang umum ditemukan pada orang yang merasa insecure:
1. Kecemasan berlebih
Seseorang yang insecure sering merasa cemas dalam situasi sosial atau ketika dihadapkan pada tantangan baru. Mereka cenderung berpikir bahwa orang lain akan menilai mereka secara negatif.
2. Sulit membuat keputusan
Ketika seseorang merasa tidak yakin dengan dirinya sendiri, mereka sering kali ragu dalam mengambil keputusan, bahkan untuk hal-hal yang sederhana.
3. Perasaan tidak layak
Insecure sering kali disertai dengan perasaan tidak layak atau tidak pantas, baik dalam hal pencapaian pribadi maupun hubungan dengan orang lain.
4. Kebutuhan pengakuan dari orang lain
Orang yang insecure mungkin sering mencari pengakuan dan validasi dari orang lain untuk merasa lebih baik tentang dirinya sendiri. Mereka mungkin terus bertanya apakah mereka cukup baik atau apakah orang lain menyukai mereka.
5. Perfeksionisme dan overthinking
Perfeksionisme berlebihan dan kebiasaan overthinking sering kali muncul sebagai bentuk dari perasaan insecure. Mereka merasa bahwa jika tidak melakukan segala sesuatu dengan sempurna, maka mereka akan dianggap gagal.
Diagnosis Insecure
Insecure pada dasarnya bukan merupakan diagnosis klinis yang resmi seperti gangguan kecemasan atau depresi, namun perasaan ini bisa menjadi gejala dari gangguan mental tertentu.
Jika perasaan insecure berlangsung lama dan mulai mempengaruhi kehidupan sehari-hari, seseorang mungkin memerlukan evaluasi dari profesional kesehatan mental.
Psikolog atau psikiater dapat melakukan tes dan wawancara untuk menilai tingkat insecure seseorang dan memberikan rekomendasi pengobatan yang tepat.
Cara Mengatasi dan Pengobatan Insecure
Mengatasi insecure membutuhkan kesadaran diri dan dukungan yang tepat. Berikut adalah beberapa cara untuk mengatasi perasaan insecure:
1. Tingkatkan kepercayaan diri
Melakukan kegiatan yang dapat meningkatkan kepercayaan diri, seperti belajar keterampilan baru, meraih pencapaian kecil, dan mempraktikkan afirmasi positif, dapat membantu mengurangi perasaan insecure.
2. Jangan bandingkan diri dengan orang lain
Setiap orang memiliki perjalanan hidup yang berbeda. Membandingkan diri dengan orang lain hanya akan menambah beban dan memperburuk perasaan insecure.
3. Latih rasa syukur
Menghargai apa yang dimiliki saat ini dan berfokus pada hal-hal positif dalam hidup bisa membantu meredakan perasaan insecure. Menulis jurnal rasa syukur bisa menjadi latihan yang baik untuk memperkuat perspektif positif.
4. Dukungan sosial
Berbicara dengan teman, keluarga, atau konselor yang terpercaya dapat memberikan dukungan emosional dan perspektif baru. Dukungan sosial sering kali menjadi kunci untuk membantu seseorang menghadapi perasaan insecure.
5. Terapi kognitif-perilaku (CBT)
CBT adalah jenis terapi yang sering digunakan untuk membantu seseorang mengatasi insecure. Terapi ini berfokus pada mengubah pola pikir negatif yang mendasari perasaan insecure dan menggantinya dengan pola pikir yang lebih realistis dan positif.
Pencegahan Insecure
Untuk mencegah perasaan insecure berkembang, berikut beberapa langkah yang bisa diambil:
1. Bangun kepercayaan diri sejak dini
Mengembangkan rasa percaya diri yang sehat sejak kecil, baik melalui dukungan orang tua, guru, maupun teman, dapat membantu mencegah insecure di kemudian hari.
2. Kurangi paparan media sosial
Media sosial sering kali menjadi penyebab perbandingan diri yang berlebihan. Membatasi waktu di media sosial atau mengikuti akun yang mempromosikan pesan-pesan positif bisa membantu.
3. Kenali dan atasi trauma masa lalu
Jika perasaan insecure terkait dengan pengalaman traumatis di masa lalu, penting untuk mengenali dan mengatasi trauma tersebut, baik melalui terapi atau dukungan emosional.
Artikel lainnya: Cara Mengatasi Perasaan Insecure pada Remaja Perempuan
Kapan Harus ke Dokter?
Jika perasaan insecure mulai memengaruhi kehidupan sehari-hari, seperti pekerjaan, hubungan sosial, atau kesehatan mental, sebaiknya segera konsultasikan dengan profesional kesehatan mental.
Jika disertai gejala kecemasan berat, depresi, atau gangguan tidur, bantuan dari psikolog atau psikiater sangat penting untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
Insecure adalah perasaan tidak aman atau kurang percaya diri yang dapat dialami oleh siapa saja. Meskipun perasaan ini wajar, jika tidak dikelola dengan baik, insecure dapat berdampak negatif pada kesehatan mental dan kehidupan sehari-hari.
Dengan mengenali penyebab, gejala, dan cara mengatasi insecure, seseorang dapat mengembangkan kepercayaan diri yang lebih sehat dan menjalani kehidupan dengan lebih positif.
Rasakan sering merasa insecure? Download aplikasi KlikDokter untuk memahami lebih dalam tentang kesehatan mental dan temukan berbagai topik kesehatan lainnya hanya di KlikDokter. Yuk, #JagaSehatmu dan mental Kamu bersama KlikDokter.
- Bowlby, J. (1980). Attachment and loss: Volume III: Loss, sadness and depression. Basic Books.
- Branden, N. (1995). The six pillars of self-esteem. Bantam.
- Roberts, C., Gilboa-Schechtman, E., & Hen, M. (2014). Social anxiety and insecure attachment: Individual differences in positive affect regulation. Journal of Social and Clinical Psychology, 33(2), 156-174.
- Rapee, R. M., & Heimberg, R. G. (1997). A cognitive-behavioral model of anxiety in social phobia. Behaviour Research and Therapy, 35(8), 741-756.