Playing victim adalah salah satu perilaku yang sering ditemui dalam interaksi sosial, baik dalam hubungan pribadi, keluarga, hingga lingkungan kerja.
Perilaku ini melibatkan individu yang sengaja atau tidak sengaja menggambarkan dirinya sebagai korban dalam situasi tertentu untuk menghindari tanggung jawab atau mendapatkan simpati.
Dalam artikel ini dr. Dyah Novita Anggraini akan membahas secara mendalam apa itu playing victim, tanda-tandanya, dampaknya, hingga cara menghadapi dan mengatasinya.
Artikel lainnya: Mengapa Narsistik dan NPD Kerap Playing Victim?
Apa Itu Playing Victim?
Playing victim adalah perilaku di mana seseorang berusaha menggambarkan dirinya sebagai korban, meskipun dalam kenyataannya mungkin tidak sepenuhnya demikian.
Perilaku ini sering kali dilakukan untuk memanipulasi situasi, menghindari tanggung jawab, atau mendapatkan perhatian dan simpati dari orang lain.
Contohnya:
- Dalam hubungan, seseorang mungkin mengatakan, "Semua ini salahmu, aku hanya melakukan apa yang harus aku lakukan karena Kamu memaksaku."
- Di tempat kerja, seseorang mungkin mengeluh, "Saya selalu diberikan tugas paling sulit karena semua orang ingin menjatuhkan saya."
Perilaku ini sering kali dianggap sebagai bentuk manipulasi emosional. Manipulatif playing victim bertujuan untuk mendapatkan keuntungan emosional atau bahkan material dari orang lain.
Mengapa Seseorang Berperilaku Playing Victim?
Ada berbagai alasan mengapa seseorang mengembangkan perilaku ini:
1. Pengalaman trauma masa lalu
Beberapa individu yang pernah mengalami trauma cenderung menginternalisasi peran korban dan terus memproyeksikannya dalam hubungan mereka.
2. Mekanisme pertahanan
Playing victim bisa menjadi cara untuk menghindari rasa bersalah atau tanggung jawab dalam situasi tertentu.
3. Kebutuhan perhatian
Beberapa orang bermain sebagai korban untuk mendapatkan perhatian, dukungan, atau validasi emosional dari orang lain.
4. Ketidakmampuan mengelola konflik
Seseorang mungkin memilih menjadi "korban" daripada menghadapi konflik secara langsung.
5. Ketidakpercayaan diri
Orang dengan kepercayaan diri rendah mungkin merasa lebih mudah menjadi korban untuk menghindari penilaian atau kritik. Dalam hubungan, playing victim dalam hubungan dapat muncul sebagai cara untuk mengontrol pasangan atau menghindari konfrontasi.
Artikel lainnya: Dampak Victim Blaming bagi Kesehatan Mental
Tanda-Tanda Playing Victim
Bagaimana mengenali seseorang yang memiliki perilaku ini? Berikut adalah beberapa tanda playing victim yang sering terlihat:
- Selalu menyalahkan orang lain: Seseorang dengan perilaku ini jarang mengakui kesalahan atau tanggung jawabnya.
- Merasa tidak pernah cukup dihargai: Mereka sering mengeluh bahwa usaha mereka tidak dihargai, bahkan ketika bukti menunjukkan sebaliknya.
- Berfokus pada masalah, bukan solusi: Mereka lebih suka mengeluhkan situasi daripada mencari cara untuk memperbaikinya.
- Menggunakan rasa bersalah sebagai alat: Mereka mungkin berkata, "Aku sudah melakukan segalanya untukmu, tapi lihat apa yang kau lakukan padaku."
- Manipulasi emosional: Toxic playing victim dapat melibatkan manipulasi untuk mendapatkan simpati atau keuntungan.
- Menghindari tanggung jawab: Mereka sering berkata, "Ini semua terjadi karena orang lain," untuk menghindari introspeksi.
Dampak Playing Victim pada Hubungan dan Diri Sendiri
Perilaku playing victim memiliki dampak yang signifikan, baik pada hubungan interpersonal maupun kesehatan mental individu yang melakukannya.
Dampak pada hubungan
- Kerusakan kepercayaan: Orang yang sering bermain korban dapat kehilangan kepercayaan dari orang lain.
- Hubungan menjadi tidak sehat: Playing victim dalam hubungan dapat menciptakan dinamika yang tidak seimbang, di mana salah satu pihak terus menerus merasa bersalah.
- Konflik berkepanjangan: Perilaku ini sering memperpanjang konflik karena fokusnya adalah mencari simpati, bukan menyelesaikan masalah.
Dampak pada diri sendiri
- Stagnasi emosional: Perilaku ini menghambat individu untuk berkembang karena mereka tidak mau menerima tanggung jawab atas kesalahan atau kegagalan.
- Isolasi sosial: Orang lain mungkin mulai menghindar karena merasa lelah menghadapi manipulasi emosional.
- Penurunan kesehatan mental: Bermain korban secara terus-menerus dapat memperburuk rasa cemas, depresi, dan rasa tidak berdaya.
Cara Menghadapi Seseorang yang Playing Victim
Menghadapi individu dengan perilaku ini memerlukan empati dan batasan yang jelas. Berikut adalah cara menghadapi orang playing victim:
- Tetapkan batasan: Jelaskan bahwa Kamu tidak akan mendukung perilaku manipulatif.
- Tawarkan solusi, bukan simpati: Dorong mereka untuk mencari solusi daripada terus-menerus mengeluh.
- Jangan terlibat dalam permainan mereka: Hindari memberikan reaksi emosional yang mereka inginkan.
- Berikan umpan balik dengan bijak: Katakan dengan lembut bahwa perilaku mereka mungkin memperburuk situasi.
- Fokus pada fakta: Jangan biarkan narasi mereka mendominasi tanpa bukti atau fakta yang mendukung.
Cara Mengatasi Perilaku Playing Victim
Jika Kamu merasa memiliki kecenderungan untuk playing victim, langkah-langkah berikut dapat membantu:
- Kenali pola pikir Kamu: Sadari ketika Kamu mulai menyalahkan orang lain atau situasi tanpa introspeksi.
- Ambil tanggung jawab: Akui peran Kamu dalam situasi yang sulit.
- Kembangkan empati: Cobalah melihat situasi dari sudut pandang orang lain.
- Fokus pada solusi: Alihkan energi Kamu dari menyalahkan menjadi mencari cara untuk memperbaiki keadaan.
- Bangun kepercayaan diri: Perkuat rasa percaya diri dengan menetapkan tujuan kecil dan mencapainya.
- Pertimbangkan terapi: Konsultasi dengan profesional kesehatan mental dapat membantu Kamu memahami akar perilaku ini.
Artikel lainnya: Perlukah Memutus Hubungan dengan Saudara yang Toxic?
Playing victim adalah perilaku yang dapat merusak hubungan dan kesehatan mental. Dalam playing victim dalam hubungan, perilaku ini sering menciptakan dinamika yang tidak sehat, seperti rasa bersalah yang berlebihan pada pasangan.
Meskipun perilaku ini sering kali digunakan sebagai bentuk manipulasi emosional, penting untuk menghadapi individu dengan empati dan batasan yang jelas.
Jika Kamu sendiri memiliki kecenderungan toxic playing victim, langkah pertama menuju perubahan adalah introspeksi dan menerima tanggung jawab atas tindakan Kamu.
Dengan dukungan yang tepat, perilaku ini dapat diatasi, memungkinkan hubungan yang lebih sehat dan kehidupan yang lebih seimbang.
Hadapi perilaku playing victim dengan langkah tepat! Download aplikasi media kesehatan KlikDokter jelajahi topik kesehatan lainnya atau pilih langsung topik kesehatan yang Kamu inginkan hanya di KlikDokter! Jangan lupa untuk selalu #JagaSehatmu ya!
- Healthline. (2023). How to Identify and Deal With Victim Mentality.
- Psychology Today. (2023). Understanding Victim Playing Behavior.
- Journal of Personality Disorders. (2022). The Role of Manipulation in Interpersonal Relationships.
- American Psychological Association (APA). (2021). Emotional Manipulation and Its Effects.
- Verywell Mind. (2023). How to Set Boundaries in Toxic Relationships