Orang dengan OCD (obsessive compulsive disorder) memiliki obsesi seperti ketakutan, pikiran, atau dorongan yang tidak terkendali. Akhirnya ia mencoba mengurangi kecemasan dengan tindakan berulang, yang disebut kompulsi.
Gangguan tersebut dapat diobati. Terapi OCD berkisar pada terapi psikologis dan perawatan medis dengan obat-obatan bila diperlukan.
Berikut ini beberapa perawatan gangguan obsesif kompulsif yang perlu Anda ketahui.
Pengobatan Medis untuk Orang dengan OCD
Dijelaskan oleh dr. Theresia Rina Yunita, obat yang digunakan untuk mengobati OCD adalah golongan obat antidepresan. Jenis obat tersebut termasuk selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI), serotonin reuptake inhibitor (SRI), dan antidepresan trisiklik.
“Obat-obatan tersebut dapat membantu memperbaiki gejala OCD dengan meningkatkan kadar zat kimia yang disebut serotonin di otak,” ucap dr. Theresia.
Pasien mungkin memerlukan waktu selama dua belas minggu untuk dapat merasakan manfaat obat tersebut. Kebanyakan orang membutuhkan perawatan setidaknya selama satu tahun.
Pengobatan dapat dihentikan lebih cepat jika pasien hanya memiliki sedikit atau tidak ada lagi gejala yang mengganggu. Namun, ada beberapa orang yang perlu mengonsumsi obat antidepresan bertahun-tahun.
Artikel lainnya: Sejumlah Fakta Obat Antidepresan yang Penting Diketahui
Penggunaan obat SSRI untuk OCD dapat menimbulkan sejumlah efek samping antara lain:
- Merasa gelisah, gemetar, atau cemas.
- Merasa sakit.
- Diare atau sembelit.
- Pusing.
- Masalah tidur (insomnia).
- Sakit kepala.
- Gairah seks rendah.
Ada juga kemungkinan yang sangat kecil bahwa SSRI dapat menyebabkan individu memiliki pikiran untuk bunuh diri atau melukai diri sendiri. Jika pikiran ini muncul, segera cari pertolongan profesional seperti psikolog atau psikiater.
Sebagian besar efek samping membaik setelah beberapa minggu karena tubuh mulai terbiasa dengan obat, meskipun beberapa di antaranya dapat bertahan.
Munculnya efek samping mungkin dapat menyebabkan ketidaknyamanan. Tapi, menghentikan pengobatan tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter bukanlah pilihan tepat.
Berhenti minum obat SSRI tiba-tiba juga dapat menyebabkan efek samping. Segera konsultasi kepada dokter atau psikiater bila kondisi itu terjadi. Mungkin Anda disarankan untuk mengganti obat dengan jenis lain atau dosisnya dikurangi.
Menurut National Health Service, Inggris, wanita yang sedang hamil tidak dianjurkan untuk mengonsumsi SSRI, terutama pada kehamilan tiga bulan pertama. Pasalnya, mengonsumsi SSRI saat kehamilan sangat berisiko bagi janin.
Artikel lainnya: 7 Terapi Psikologis yang Dapat Meningkatkan Kesehatan Mental Anda
Bagaimana Jika Obat-Obatan Kurang Efektif?
Menurut dr. Theresia, jika terapi cognitive behavioral therapy (CBT) atau terapi perilaku kognitif dengan psikolog dan terapi pengobatan tidak menyembuhkan gejala OCD, maka dokter mungkin memberikan terapi tambahan seperti:
1. Electroconvulsive Therapy (ECT) atau Terapi Kejang Listrik
Terapi OCD ini menggunakan elektroda yang dipasang di kepala. Alat akan mengirimkan kejutan listrik ke otak sehingga menyebabkan kejang kecil, yang membantu otak melepaskan senyawa kimia untuk meringankan gejala OCD.
2. Transcranial Magnetic Stimulation (TMS)
Terapi ini menggunakan perangkat magnetik yang ditempatkan di kepala. Metodenya dengan memberikan impuls listrik ke otak. Impuls menyebabkan otak melepaskan senyawa kimia untuk meningkatkan suasana hati.
Artikel lainnya: Terapi Kejang Listrik untuk Gangguan Mental
Cara Mengatasi Gejala OCD yang Bisa Dilakukan Sendiri
Terdapat beberapa tips self-help yang bisa mendukung perawatan gangguan obsesif kompulsif, antara lain:
- Saat gejala menyerang, fokuskan kembali perhatian Anda. Alihkan dengan berolahraga atau hal positif kegemaran Anda. Mampu menunda keinginan untuk melakukan perilaku kompulsif adalah langkah yang baik.
- Tuliskan pikiran atau kekhawatiran obsesif. Hal ini dapat membantu mengidentifikasi seberapa berulang obsesi Anda.
- Antisipasi munculnya dorongan untuk membantu meringankannya. Misalnya, jika Anda secara kompulsif memeriksa apakah pintu terkunci, coba kunci pintu dengan perhatian ekstra agar tidak timbul dorongan untuk mengulangnya kembali.
- Meskipun tidak menyebabkan OCD, stres dapat memicu perilaku obsesif kompulsif ataupun memperburuknya. Cobalah praktikkan teknik relaksasi seperti meditasi mindfulness atau pernapasan dalam setidaknya 30 menit sehari.
Itu dia beberapa perawatan untuk penderita OCD dan langkah-langkah untuk mencegah gejalanya.
Jika ingin bertanya lebih lanjut, konsultasi dengan dokter kejiwaan lewat layanan Live Chat di aplikasi KlikDokter.
(FR/JKT)
Referensi:
Better Health. Diakses 2022. Obsessive compulsive disorder.
Cleveland Clinic. Diakses 2022. Obsessive-Compulsive Disorder.
Mayo Clinic. Diakses 2022. Obsessive-compulsive disorder (OCD).
National Health Service, UK. Diakses 2022. Treatment - Obsessive compulsive disorder (OCD).
Ditinjau oleh dr. Theresia Rina Yunita