Kamu mungkin sudah sering dengar istilah introvert atau kepribadian tertutup. Introvert merupakan kepribadian yang berlawanan dengan ekstrovert atau kepribadian terbuka.
Seseorang dengan kepribadian introvert cenderung lebih senang menghabiskan waktu sendiri atau tidak begitu menyukai keramaian. Tak heran jika orang yang introvert dianggap rentan terkena depresi. Benarkah demikian?
Perbedaan Orang Introvert dan Depresi
Tak seperti orang dengan kepribadian ekstrovert, seseorang dengan kepribadian introvert senang menghabiskan waktu sendiri dan cenderung membatasi interaksi sosial dengan orang lain.
Terkadang orang sering menganggap introvert sebagai gangguan kepribadian. Namun, nyatanya tidak. Beberapa tanda orang dengan kepribadian introvert, antara lain:
- Berada di kerumunan orang membuat kamu merasa ‘lelah’.
- Senang menyendiri.
- Memiliki teman dekat yang sedikit.
- Orang lain sering kali mendeskripsikan kamu sebagai orang yang pendiam.
- Lebih senang di lingkungan yang sepi atau tidak banyak distraksi.
- Senang bekerja sendiri.
- Menghindari kontak sosial dengan orang lain.
- Lebih senang di rumah dibandingkan bersosialisasi ke luar rumah.
Artikel Lainnya: Tips Mudah Bergaul bagi si Introvert yang Pemalu
Nah, hal tersebut berbeda dengan depresi. Seorang introvert dapat menjalani aktivitas sehari-hari dengan baik dan bekerja dengan baik. Sementara itu, orang yang depresi tidak memiliki motivasi atau semangat dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Ketahui tanda-tanda depresi berikut ini:
- Berkurangnya minat terhadap aktivitas tertentu yang dahulu disenangi.
- Merasa sedih atau tidak berdaya.
- Gangguan tidur seperti susah tidur atau tidur terlalu banyak.
- Gangguan makan seperti tidak nafsu makan atau justru makan berlebih.
- Merasa diri tidak berharga.
- Menyalahkan diri sendiri.
- Sulit untuk fokus dan konsentrasi.
- Bergerak atau berbicara pelan dan tidak bersemangat.
- Memiliki keinginan untuk bunuh diri.
Penyebab Orang Introvert Rentan Depresi
Menurut penelitian yang dipublikasikan di National Center for Biotechnology Information, orang dengan kepribadian introvert cenderung rentan alami depresi dan gangguan cemas dibandingkan orang dengan kepribadian ekstrovert.
Berikut ini beberapa alasan mengapa orang introvert lebih ‘berbahaya’:
1. Berpikir Berlebihan
Seorang introvert sering berpikir berlebihan atau overthinking. Semisal memikirkan orang lain akan menilai apa tentang dirinya.
Selain itu, orang dengan kepribadian introvert cenderung lebih sering mengkritik diri sendiri atau menilai diri sendiri dibandingkan orang dengan kepribadian ekstrovert.
Sikap overthinking ini dapat membuat seseorang menjadi tidak percaya diri, merasa bersalah, merasa tidak berharga, bahkan berujung pada depresi.
2. Sulit Mengungkapkan Perasaan
Bagi orang dengan kepribadian introvert, mengekspresikan perasaan atau masalah yang sedang dihadapi sering kali sulit. Terlebih seorang introvert cenderung memiliki teman dekat yang sedikit atau bahkan tidak memiliki teman dekat.
Padahal, stres atau masalah yang dipendam sendiri tanpa diceritakan kepada orang lain dapat membuat seseorang rentan mengalami depresi.
Artikel Lainnya: Penyebab Anak Introvert, Benarkah Menurun dari Orangtua?
3. Tekanan Sosial
Orang dengan kepribadian introvert sering kali ‘dipaksa’ untuk keluar dari zona nyaman seperti bersosialisasi dengan banyak orang. Padahal, situasi tersebut menyiksa dirinya.
Terlebih jika hidup di lingkungan timur yang erat dengan kekerabatan, hal ini membuat seorang introvert menjadi ‘terpaksa’ untuk berinteraksi dengan banyak orang.
Belum lagi jika keluarga, pasangan, atau teman tidak mengerti atau menyalahpahami karakter introvert. Akibatnya, orang dengan kepribadian introvert menjadi stres karena merasa berbeda.
4. Senang Menyendiri
Orang introvert sering kali merasa ‘terjebak’ dan tidak nyaman pada situasi sosial tertentu sehingga ia lebih senang menyendiri dan menyingkir dari orang lain.
Meski kebanyakan orang introvert memang senang menyendiri, bukan berarti mereka tidak menginginkan hubungan dekat dengan orang lain, lho.
Sayangnya, kebiasaan menyendiri tersebut akan membuatnya sulit menjalin hubungan dekat dengan orang lain.
Jika berlangsung terus-menerus, orang introvert akan merasa terasingkan, merasa tidak diinginkan, hingga berujung pada depresi.
Cara Mencegah Depresi pada Orang Introvert
Orang introvert memang bisa rentan terkena depresi. Namun, jika kamu memiliki tipe kepribadian ini, jangan khawatir. Ada beberapa cara untuk mencegah terjadinya depresi, di antaranya:
- Carilah sosok yang bisa diandalkan untuk bercerita.
- Buatlah circle pertemanan yang kecil, namun dapat memberi dukungan.
- Cobalah mencari hobi yang kamu gemari.
- Cari pertolongan profesional jika mengalami gejala yang mengarah kepada depresi sebelum berlarut-larut.
Tidak ada yang salah dengan memiliki kepribadian introvert. Kamu masih bisa menjalani aktivitas sehari-hari dengan baik, kok. Namun, agar tidak rentan depresi, sebaiknya kamu memiliki sosok untuk berbagi cerita, bisa keluarga, pasangan, atau teman dekat.
Bila memiliki pertanyaan terkait topik ini, kamu bisa menggunakan layanan Live Chat atau mengunduh aplikasi KlikDokter. Yuk, #JagaSehatmu selalu!
[WA]
Referensi:
David S. Janowsky (2001). Introversion and extroversion: Implications for depression and suicidality. , 3(6), 444–450. doi:10.1007/s11920-001-0037-7