Kesehatan Mental

Orang-Orang Ini Rentan Jadi Korban Bullying

dr. Nadia Octavia, 21 Feb 2024

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Beberapa kelompok orang punya kerentanan lebih tinggi menjadi korban bullying. Berikut ini beberapa faktor risiko yang menyebabkannya.

Orang-Orang Ini Rentan Jadi Korban Bullying

Bullying atau perundungan dapat terjadi pada siapa saja, tak memandang kalangan usia, ras, ataupun gender.

Salah satu penyebab utama seseorang menjadi korban bullying adalah ada sesuatu pada dirinya yang membuatnya berbeda dari mayoritas masyarakat.

Menurut Centers for Disease Control and Prevention, bullying dapat berdampak pada kesehatan fisik dan emosional, baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Target bullying juga dapat mengalami cedera fisik, masalah sosial, masalah emosional, bahkan memiliki risiko bunuh diri dan kematian.

Siapa saja yang rentan menjadi korban bullying? Umumnya inilah beberapa target bullying:

1. Terlihat Berbeda dari Teman-Teman Lain

Orang yang tampak berbeda dari orang kebanyakan biasanya rentan di-bully. Misalnya, memiliki berat badan berlebih atau justru kurang, memiliki penampilan rambut yang berbeda, menggunakan pakaian yang unik atau tak biasa, dan berasal dari ras, etnis, ataupun agama berbeda.

Meski begitu, berbeda yang dimaksud bukan berarti selalu “buruk rupa”. Terkadang, orang yang terlampau cantik atau tampan juga dapat menjadi sasaran bully. Hal ini mesti dihentikan, ya!

Artikel lainnya: Sering Tidak Disadari, Orangtua Bully Anak Sendiri!

2. Terlihat Lemah 

Korban bullying juga biasanya tampak lemah dan tidak dapat membela diri sendiri. Ingat, bullying melibatkan tingkatan superior dan inferior.

Saat ada satu orang yang dipandang sebagai makhluk yang lebih lemah, ia akan menjadi sasaran kelompok yang lebih superior.

3. Terlihat Depresi 

Orang-orang yang tampak stres berat, cemas, atau memiliki kepercayaan diri yang rendah biasanya akan lebih mudah di-bully dan ditindas. Mereka menjadi target bullying karena terlihat lebih lemah dan tidak PD membela diri sendiri.

4. Memiliki Sedikit Teman

Kalau ada orang yang terlihat punya sedikit teman atau bahkan tidak punya sama sekali, biasanya ialah yang menjadi korban.

Orang yang dianggap kurang populer di lingkungannya pun bisa juga menjadi sasaran bullying. Hal ini sering terjadi di sekolah, saat anak kerap sendirian karena tidak punya banyak teman.

Artikel lainnya: Waspada, Ini Jenis Bullying di Tempat Kerja!

5. Tidak Dapat Bersosialisasi dengan Baik 

Serupa dengan mereka tidak punya banyak teman, orang yang sulit bersosialisasi biasanya juga sering sendirian. Karena dianggap berbeda, ia pun rentan menjadi target bullying.

6. Menderita Gangguan Perkembangan dan Mental 

Kondisi mental yang berbeda dan dianggap lemah menjadikan seseorang sering menjadi sasaran perundungan.

Menurut penelitian yang dipublikasikan jurnal Medicine tahun 2019, anak dengan kebutuhan khusus seperti disabilitas belajar, disabilitas intelektual, attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), dan autisme rentan menjadi korban bullying di lingkungan sosialnya.

7. Orientasi Seksual Tertentu 

Mereka yang memiliki orientasi seksual dengan sesama jenis atau lebih dikenal dengan istilah LGBT (lesbian, gay, bisexual, dan transgender) rentan menjadi target bullying. Bahkan, bullying yang terjadi tidak hanya secara verbal, tetapi juga fisik. 

8. Pengalaman Trauma atau Masalah Keluarga

Orang yang telah mengalami trauma atau memiliki masalah di rumah mungkin rentan terhadap bullying karna kondisi emosional mereka yang rentan. Kurangnya dukungan sosial dapat menyebabkan seseorang susah untuk membela diri. 

9. Kurangnya Pengetahuan Tentang Bullying 

Orang yang tidak tau cara mengidentifikasi perilaku bullying atau tidak menyadari bahwa mereka menjadi korban juga dapat menjadi target yang mudah.

Mereka juga mungkin tidak tau cara menanggapi dengan tepat terhadap perilaku bullying, yang dapat membuat mereka terus menjadi target. 

Artikel Lainnya: 7 Dampak Bullying bagi Psikologis Korban dan Pelaku

Menjadi korban bullying dapat menurunkan kepercayaan diri seseorang serta berdampak secara fisik, emosional, sosial, performa akademis, dan pekerjaan. Stop bullying mulai sekarang!

Jika ada yang ingin ditanyakan seputar bullying, Kamu bisa konsultasi dengan psikolog  atau buat janji dengan psikolog di KlikDokter.

Jangan lupa untuk #JagaSehatmu selalu dengan rutin cek kesehatan Kamu dan keluarga. Pesan layanan pemeriksaan kesehatan bisa dilakukan secara online.

Jika ingin belanja sehat bisa menggunakan KALStore, Kamu bisa beli dengan mudah tanpa harus keluar rumah!. Yuk, download aplikasi KlikDokter di Google Play dan App Store sekarang juga!

(FR/JKT)

Bullying
  • Medicine (Baltimore). Diakses 2022. Prevalence of bullying and perceived happiness in adolescents with learning disability, intellectual disability, ADHD, and autism spectrum disorder: In the Taiwan Birth Cohort Pilot Study.
  • The Journal of Early Adolescence. Diakses 2022. Bullies, Victims, and Bully/Victims: Distinct Groups of At-Risk Youth.