Kamu bisa mengalami lelah fisik dan mental usai seharian bekerja dan beraktivitas. Tidur malam yang cukup mungkin bisa jadi solusinya. Namun, waspadalah apabila setelah tidur kelelahan masih dirasakan. Bisa jadi kamu sedang mengalami emotional burnout alias kelelahan emosional.
Apa itu emotional burnout? Biar lebih paham, kenali lebih jauh penyebab, ciri-ciri, dan cara mengatasi emotional burnout di bawah ini, ya!
Mengenal Emotional Burnout
Disampaikan Psikolog Ikhsan Bella Persada, M.Psi., emotional burnout adalah kondisi ketika fisik dan mental kamu mengalami lelah berkepanjangan.
“Hal ini membuat orang-orang dengan emotional burnout sering merasa lelah, padahal mereka memiliki istirahat yang cukup. Soalnya, lelah yang dirasakan bukan hanya menyerang fisik, tetapi juga mental. Akibatnya mereka jadi kurang produktif,” jelas Ikhsan.
Rasa lelah yang dialami adalah akumulasi dari bermacam-macam stres. Sumbernya berasal dari pekerjaan, sekolah, lingkungan sosial, maupun pemicu stres lainnya.
Emotional burnout kemudian menimbulkan reaksi, berupa cemas, sulit mengendalikan emosi, hingga nyeri pada tubuh yang terus berlanjut.
Artikel Lainnya: 10 Cara Efektif Mengatasi Burnout
Penyebab Emotional Burnout
Emotional burnout bisa disebabkan oleh beragam faktor, di antaranya:
1. Tuntutan Pekerjaan
Beberapa bidang pekerjaan dikenal dapat menimbulkan stres yang cukup tinggi. Contoh pekerjaan yang dimaksud, seperti guru, pekerja medis, pekerja sosial, sopir ambulans, pemadam kebakaran, dan lain sebagainya.
Kendati demikian, emotional burnout pada dasarnya bisa dialami semua orang dengan latar pekerjaan apa pun, termasuk ibu rumah tangga yang lelah merawat anak dan suaminya. Psikolog Ikhsan mengatakan penyebab seseorang mengalami emotional burnout bisa karena kurang istirahat dan bekerja terlalu berlebihan.
Berikut penyebab emotional burnout terkait pekerjaan:
- Terlalu banyak mengerjakan tugas
- Pekerjaannya jarang diapresiasi
- Job desk tidak jelas dan terlalu banyak tuntutan
- Memiliki pekerjaan yang cenderung monoton
- Bekerja di lingkungan yang kurang kondusif
2. Sulit Beradaptasi
Sulit beradaptasi dengan perubahan yang dialami bisa menimbulkan stres yang berujung pada emotional burnout. Contoh perubahan yang dimaksud, misalnya pindah lokasi rumah, memiliki pekerjaan baru, menghadapi perceraian, hingga kematian orang terdekat.
3. Menderita Penyakit Kronis
Menderita penyakit kronis (jangka panjang), apalagi yang tidak dapat disembuhkan, seperti diabetes atau HIV bisa menimbulkan stres. Lama-kelamaan, stres yang menumpuk bisa menimbulkan emotional burnout.
Jika tidak ditangani, kelelahan emosional bisa menyebabkan penderita penyakit kronis mengalami depresi.
4. Masalah Finansial
Stres bisa disebabkan oleh masalah finansial. Kesulitan ekonomi lambat laun bisa berujung pada emotional burnout.
5. Tidak Memiliki Support System
Psikolog Ikhsan mengatakan emotional burnout juga bisa terjadi ketika seseorang kurang mendapatkan dukungan sosial. Hal ini menyebabkan mereka selalu merasa sendirian dan kesepian saat menghadapi masalah sehingga menimbulkan kelelahan emosional.
6. Gaya Hidup Tidak Sehat
Emotional burnout juga bisa terjadi karena gaya hidup yang tidak sehat, misalnya bekerja secara berlebihan sehingga kekurangan interaksi sosial. Jarang berolahraga dan minim istirahat juga bisa jadi pemicunya.
7. Kurang Mengapresiasi Diri Sendiri
Kamu juga bisa mengalami emotional burnout saat kurang mengapresiasi diri sendiri. Luput mengapresiasi diri sendiri bisa terjadi ketika kamu memiliki kepribadian terlalu perfeksionis, serta sering merasa pesimis dan insecure pada kemampuan diri.
8. Terbiasa Mengerjakan Sesuatu Sendiri
Tidak ada yang salah dengan bekerja secara mandiri. Namun, bukan berarti semua hal harus kamu kerjakan sendirian.
Punya kebiasaan mengerjakan segala sesuatu sendiri justru bisa menimbulkan emotional burnout.
Artikel Lainnya: Kenali Tanda-tanda Anda Stres karena Pekerjaan
Ciri-Ciri Mengalami Emotional Burnout
Emotional burnout bisa menyebabkan kamu merasa tidak berdaya, tidak dihargai, dan menanggung beban yang sangat berat. Kelelahan emosional juga bisa bikin kamu terlalu pesimis sehingga sulit melihat perkembangan positif yang terjadi dalam hidup.
Di bawah ini contoh gejala emotional burnout yang bisa saja kamu rasakan:
- Lebih suka menyendiri
- Mengalami kesulitan tidur
- Gelisah dan mudah tersinggung
- Sering sakit kepala
- Mengalami kelelahan fisik dan mental
- Depresi
- Sering merasa cemas tanpa sebab yang jelas
- Pelupa
- Sulit berkonsentrasi
- Terlalu cuek dengan lingkungan sekitar
- Turunnya produktivitas harian
Cara Mengatasi Emotional Burnout
Emotional burnout bisa menurunkan kualitas hidupmu. Karena itu, saat kamu mengalami gejala kelelahan emosional, coba terapkan sederet cara mengatasi emotional burnout di bawah ini:
1. Mengenali Penyebab Kelelahan Emosional
Untuk bisa mengatasi emotional burnout, kenali lebih dulu penyebab kelelahan emosional yang kamu alami.
Dengan mengetahui akar penyebabnya, kamu bisa mengambil langkah tepat untuk mengatasi emotional burnout.
2. Evaluasi Kegiatan dan Bikin Skala Prioritas
Kamu bisa mengevaluasi kembali jadwal kegiatan yang rutin dikerjakan. Apabila kamu merasa terlalu banyak mengerjakan tugas, bagi waktu pengerjaannya atau kurangi beban kerjannya.
Selain itu, buat skala prioritas untuk membantumu mengerjakan pekerjaan yang paling penting terlebih dahulu sehingga tidak merasakan stres akibat terlalu banyak pekerjaan yang harus diselesaikan.
3. Membuat Jadwal Harian
Salah satu cara mengatasi emotional burnout adalah dengan membuat jadwal kegiatan yang terstruktur. Atur mulai dari hal yang sederhana. Misalnya, menetapkan kapan waktu sarapan, makan siang, makan malam, hingga beristirahat.
4. Memberikan Batas Antara Pekerjaan dengan Kehidupan Pribadi
Untuk mencegah timbulnya stres yang bisa berujung pada emotional burnout, berikan batas tegas antara pekerjaan dengan kehidupan pribadi. Contohnya, dengan bekerja tidak melebihi waktu kerja harian.
Hindari pula bekerja atau bahkan sekadar memikirkan pekerjaan di waktu libur dan akhir pekan.
Artikel Lainnya: Waspada, Ini Tanda-Tanda Kelelahan Mental
5. Selesaikan Masalah Perlahan
Ketika penyebab emotional burnout sudah kamu petakan dan jadwal rutinitas harian sudah kamu buat, selanjutnya coba selesaikan masalah yang kamu hadapi secara perlahan satu per satu.
Sadarilah bahwa semua harus diselesaikan secara bertahap. Proses menghilangkan emotional burnout membutuhkan waktu sehingga kamu harus bersabar menyelesaikannya.
6. Olahraga Rutin
Cara mengatasi burnout bisa dengan melakukan olahraga rutin. Lakukan olahraga apa pun yang menyenangkan, bisa membantu kamu meningkatkan fokus, melatih rasa percaya diri, dan mengatasi kelelahan emosional.
Contoh olahraga yang dimaksud, seperti yoga, berenang, lari, jogging, fitness, ataupun kegiatan beregu macam futsal dan basket. Selain membantu mengurangi stres, olahraga rutin juga bisa meningkatkan kualitas tidur, lho!
7. Lakukan Aktivitas Menyenangkan
Saat libur, lakukan aktivitas yang bisa membuatmu merasa lebih nyaman, bahagia, dan utuh. Misalnya, dengan liburan bersama keluarga, menghadiri konser musik, berkebun, ataupun sekadar membersihkan rumah.
Hal ini bisa membuatmu merasa lebih siap kembali bekerja. Semangat dan motivasi baru pun bisa muncul!
8. Bergabung dengan Komunitas
Bergabung dengan komunitas juga bisa membantu kamu menghindari stres yang mengakibatkan emotional burnout. Hal ini bisa membantu membangkitkan semangat kamu dan menyadari bahwa kamu tidak berjuang sendirian.
9. Cari Hobi Baru
Kamu juga bisa mengatasi emotional burnout dengan menjalani hobi atau aktivitas baru yang belum pernah dilakukan. Tantangan baru bisa membantumu menyegarkan pikiran.
Hobi baru juga bisa membantu memberikan perspektif baru mengenai pentingnya berproses sehingga kamu bisa mengatasi kelelahan emosional secara perlahan.
10. Bicarakan Kepada Atasan
Saat kamu mengalami kelelahan emosional akibat bekerja, tak ada salahnya untuk membicarakan hal ini kepada atasanmu. Coba rundingkan kepada atasan untuk mengurangi beban kerja dan memberikan tugas sesuai dengan kompetensi kamu.
11. Curhat dengan Orang Terdekat
Kurangi stres dengan membagikan keluh kesahmu kepada orang yang kamu percaya. Jalin komunikasi dan hubungan baik dengan teman yang benar-benar tulus mau bertukar pikiran dan semangat.
Curhat dengan orang terdekat mungkin bisa membantumu melihat pandangan baru dalam menyelesaikan masalah.
Artikel Lainnya: Penyebab Kelelahan Mental yang Mesti Anda Kenali dan Waspadai
12. Konsultasi dengan Psikolog
Kamu juga bisa berkonsultasi dengan psikolog untuk mengatasi emotional burnout. Konsultasi bisa membantumu mengubah pola pikir dan perilaku negatif yang menjadi penyebab emotional burnout.
Konsultasi lebih praktis juga bisa kamu lakukan lewat layanan Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter.
Jangan biarkan stres menumpuk hingga berujung pada emotional burnout. #JagaSehatmu dengan melakukan sederet tips di atas agar permasalahan yang kamu hadapi bisa diselesaikan dengan baik.
Ikuti terus informasi lengkap dan terpercaya seputar kesehatan mental hanya di KlikDokter.
(ADT/NM)
- Online Library Wiley. Diakses 2022. Understanding the burnout experience: recent research and its implications for psychiatry
- Association for Physiological Science. Diakses 2022. Burnout and the Brain
- Eastern Washington University. Diakses 2022. Preventing Burnout
- Help Guide. Diakses 2022. Burnout Prevention and Treatment