Kasus ghosting belakangan sedang yang melibatkan anak Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep, ramai diperbincangkan di jagat maya.
Tudingan ghosting kepada Kaesang berawal dari unggahan ibunda mantan kekasihnya di Instagram. Pria kelahiran 25 Desember 1994 itu diduga meninggalkan sang mantan, Felicia, begitu saja.
Terlepas dari konflik tersebut, ghosting sebenarnya sudah ada sejak dahulu kala. Istilah tersebut dihubungkan dengan seseorang yang tiba-tiba meninggalkan pasangannya tanpa memberi kabar atau kepastian yang jelas (gantung).
Artikel Lainnya: Alami Kekerasan dalam Pacaran, Mengapa Masih Ada yang Bertahan?
Penyebab Ghosting Menurut Psikolog
Berdasarkan Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog, ghosting adalah ketika seseorang yang diyakini peduli tiba-tiba menghilang atau mengakhiri komunikasi tanpa ada penjelasan.
Menurut Ikhsan, penyebab ghosting sangat bervariasi. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:
- Pikiran bahwa ghosting adalah cara paling mudah dan nyaman untuk memutuskan suatu hubungan.
- Takut membuat komitmen lebih jauh dengan orang yang dikencani
- Bertemu sosok lain yang lebih menarik
- Tidak bisa mengomunikasikan cara mengakhiri hubungan
“Umumnya, (penyebab ghosting), memang lebih untuk menghindari perasaan tidak nyaman. Entah tidak nyaman untuk mengakhiri atau berkomitmen lebih jauh,” tegas Ikhsan.
Artikel Lainnya: Jangan Abaikan Masalah Saat Pacaran, Bisa Terbawa Setelah Menikah
Ciri-Ciri Ghosting yang Mesti Anda Waspadai
Setelah mengetahui penyebab ghosting, Anda juga tak boleh luput untuk memahami ciri-ciri tindakan tersebut. Hal ini bertujuan untuk mewaspadai, agar Anda tidak terjebak dalam kondisi yang tidak mengenakkan tersebut.
Menurut Ikhsan, ciri-ciri ghosting yang paling nyata adalah ketika seseorang memutuskan kontak tanpa ada penjelasan apa pun.
“Ketika telepon atau pesan yang ditujukan kepada pasangan atau gebetan tak pernah lagi mendapat balasan, itu juga sudah termasuk ghosting,” tutur Ikhsan.
Artikel Lainnya: Pacaran Sampai Jadi Bucin? Ini Dampaknya untuk Kesehatan Mental
Apa yang Harus Dilakukan saat Jadi Korban Ghosting?
Menjadi korban ghosting memang bisa meninggalkan trauma mendalam. Guna meminimalkan kondisi tersebut, berikut ini beberapa hal yang bisa Anda lakukan saat menjadi korban ghosting:
1. Menerima Rasa Sedih
"Terima perasaan sedih yang dialami, karena merupakan hal yang sangat wajar," ungkap Ikhsan.
2. Hadapi Kenyataan
"Hadapi kenyataan bahwa dia memang sudah pergi. Jadi, saatnya juga untuk move on," ucap Ikhsan.
3. Jangan Menyalahkan Diri Sendiri
Ikhsan menegaskan, Anda sebaiknya tidak menyalahkan diri sendiri. Ingat, yang melakukan ghosting adalah pihak lain, bukan Anda.
Oleh karena itu, lebih baik tetap hargai diri Anda dan berusaha menjadi lebih baik lagi.
4. Jangan Mengisolasi Diri
Kembali semangat dan rencanakan aktivitas dengan teman. Anda mungkin perlu istirahat sejenak untuk punya hubungan khusus dengan orang lain.
Daripada mengisolasi diri, lebih baik sosialisasi. Lakukan hal-hal yang Anda sukai bersama teman-teman yang mendukung. Jangan biarkan diri Anda termenung dan jatuh ke dalam depresi.
5. Jangan Kontak Lagi
Jangan tergoda untuk menghubungi seseorang yang telah melakukan ghosting terhadap Anda. Jika perlu, blokir semua hal yang berhubungan dengannya, baik media sosial, nomor telepon, dan lain sebagainya.
Ghosting dapat terjadi pada siapa saja, baik pria maupun wanita. Kenali ciri-cirinya, dan lakukan upaya agar Anda tidak terjebak dalam kondisi tersebut.
Apabila Anda memiliki pertanyaan seputar ghosting atau masalah lain terkait kondisi kesehatan mental, tak perlu malu untuk mengonsultasikannya kepada psikolog melalui LiveChat 24 jam atau di aplikasi KlikDokter.
(NB/JKT)