Ada kalanya kita cuma bisa geleng-geleng kepala dan diakhiri dengan helaan napas panjang ketika berbicara dengan orang yang bossy. Sebab, sahut-sahutan dengan orang yang seperti itu pasti tidak akan ada hentinya!
Intonasinya yang tinggi dan pemilihan kalimat yang selalu menyudutkan orang lain sudah seperti senjata dari orang yang suka memerintah.
Berbicara dengan dia sampai-sampai jadi opsi terakhir karena di akhir pasti ada perasaan yang tidak enak!
Lantas, kenapa ya ada orang yang ngomongnya selalu begitu? Apa jangan-jangan, dia memang punya gangguan kepribadian?
Suka Menyudutkan dan Suka Memerintah, Ini Penyebab Jadi Bossy
Menurut Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog, seseorang yang sering kali ketus ketika berkomunikasi dengan orang lain justru biasanya memiliki karakter asli yang inferior. Inferior itu sendiri adalah merasa tidak berdaya.
“Penggunaan gaya bicara yang sengak atau ketus bisa saja digunakan oleh orang tersebut sebagai mekanisme pertahanan diri untuk menutupi perasaan kecil atau tidak berdayanya itu,” tutur Ikhsan.
Pada akhirnya, dia melanjutkan, yang ditampilkan ke umum adalah seolah-olah dia orang yang hebat dan tahu segalanya.
Ikhsan lalu menambahkan, “Gaya bicaranya sengak dan bossy itu digunakan agar harga dirinya tidak rendah. Pada akhirnya, banyak yang sikapnya tidak baik di mata orang lain. Kondisi ini namanya superiority complex.”
Artikel Lainnya: Kenali Tipe Atasan yang Tak Baik untuk Kesehatan Anda
Apakah Hal Ini Bisa Disebabkan oleh Pola Asuh yang Salah atau Trauma Masa Kecil?
Pada dasarnya tidak ada orang yang terlahir langsung menyebalkan. Hal-hal terkait pola asuh di masa kecil tentunya sangat bisa memengaruhi perkembangan seseorang sampai dia dewasa.
“Kalau mau ditarik lagi ke masa kecilnya, biasanya memang ada pola asuh yang kurang baik dari orang tuanya. Entah dia sering diabaikan (neglected) atau malah salah treatment. Misalnya tidak pernah dipuji, sering disalahkan, bahkan dipukul,” ujar psikolog Ikhsan.
Kalau memang dia diperlakukan seperti itu, pada akhirnya si anak jadi tidak mengetahui konsep diri. Dia juga tidak tahu bagaimana caranya berkomunikasi yang baik dengan orang lain.
Ada kemungkinan juga perilaku ketus dan sengak dari sosok yang bossy tidak diperlihatkan pada orang tertentu. Misalnya orang rumah, terutama kedua orang tuanya.
“Karena aslinya, dia ini tetaplah sosok yang inferior. Jadi dia akan tetap merasa ‘kecil’ atau lemah di hadapan orang yang membuatnya takut. Bisa saja dia justru sangat lembut dan menurut dengan orang tua dan keluarga besarnya atau pasangannya,” Ikhsan menerangkan.
Selain itu, trauma juga bisa jadi penyebab seseorang menjadi bossy. Dulu mungkin dia ramah dan berbicara santun kepada semua orang.
Karena pernah disakiti oleh orang lain, padahal dia sudah bersikap baik, orang tersebut akhirnya kapok untuk bersikap nice. Menurutnya, menjadi bossy bisa mencegah dirinya untuk dimanfaatkan kedua kali.
Artikel Lainnya: Kesalahan Pola Asuh Anak yang Bikin si Kecil Jadi Bossy
Bagaimana Menghadapi Orang yang Gaya Bicaranya Sengak dan Bossy?
Berhadapan dengan orang seperti ini memang kadang bikin “darah tinggi”, apalagi jika Anda tidak terlalu dekat.
Namun, tahan dulu amarahnya. Lakukanlah beberapa hal yang disarankan oleh Ikhsan agar Anda tetap santai menghadapi orang tersebut:
-
Tidak Perlu Beri Respons Berlebih
Ketika orang yang suka menyuruh itu mulai menyudutkan atau merendahkan Anda, sebaiknya cukup mendengarkan dan tidak perlu merespons berlebihan.
“Pakai logika, bukan emosi Anda. Merespons emosi justru akan membuat suasana tidak enak dan energi Anda juga terbuang percuma,” kata Ikhsan.
-
Tetap Toleransi agar Kita Tidak Baper
Setiap orang punya latar belakang masing-masing dari tiap tindakan yang dia keluarkan.
“Jadi, kembangkan rasa toleransi kita terhadap orang lain. Agar ketika ada orang yang annoying, kita bisa bersikap tenang dan memahami kenapa orang ini bisa demikian,” sarannya lagi.
Dengan bersikap tenang, segala ucapannya jadi tidak ada yang dimasukkan ke dalam hati.
-
Sudah Tak Tahan? Berjarak Saja!
Ada kalanya perilaku si bossy tersebut sudah keterlaluan. Kalau sudah merasa lelah dan segala cara sudah dicoba, langkah terbaik selanjutnya menurut Ikhsan adalah jaga jarak. Tidak perlu komunikasi jika tidak terlalu penting.
Itu dia penyebab kenapa ada orang yang gaya bicaranya bossy dan sengak atau ketus. Bila masih ada pertanyaan seputar kepribadian dan cara menghadapi situasi-situasi tertentu, langsung konsultasikan dengan dokter dan psikolog lewat fitur LiveChat.
(HNS/AYU)