Kesehatan Mental

Pria Jantan dan Tangguh Lebih Rentan Bunuh Diri, Apa Sebabnya?

Novita Asavasthi, 15 Sep 2020

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Meskipun sering dianggap tangguh dalam menghadapi masalah, ternyata malah pria yang lebih banyak bunuh diri, lho. Apa sebabnya?

Pria Jantan dan Tangguh Lebih Rentan Bunuh Diri, Apa Sebabnya?

Sosok ideal seorang pria sering digambarkan dengan perilakunya yang tidak cengeng, tahan banting menghadapi masalah, dan juga tidak gampang bersedih.

Seorang pria juga dituntut menjadi tangguh, harus dapat menyelesaikan permasalahan hidup dengan segala risikonya. Namun sayang, pikiran yang ditanamkan sejak kecil tersebut dapat membawa dampak yang buruk dewasa nanti.

Ini karena penelitian tahun 2019 lalu mengungkapkan pria yang macho nan tangguh lebih rentan untuk bunuh diri daripada yang tidak.

1 dari 3

Penelitian: Pria Tangguh Lebih Rentan Bunuh Diri

Penelitian yang diterbitkan oleh JAMA Psychiatry mengatakan pria lebih rentan bunuh diri dibanding wanita.

Hal ini juga diakui oleh Center for Disease Control and Prevention di Amerika Serikat (AS), yang menyebutkan pria tangguh 3,5 kali lipat berisiko mengakhiri hidupnya sendiri.

Ketika meneliti hal ini, Daniel Coleman sebagai ketua studi mencurigai stereotip kata “tangguh” yang mengarah pada maskulinitas menjadi salah satu alasan kenapa pria lebih memilih bunuh diri.

Untuk mempelajari lebih lanjut, peneliti membuka 20.700 data anak remaja di AS dari tahun 1995.

Pada tahun 2004 ditemukan sebanyak 22 orang bunuh diri, sebagian besar korban adalah pria dan hanya satu yang berjenis kelamin wanita.

Peneliti juga mengamati, pria yang punya skor maskulinitas tinggi 2,4 kali lebih rentan meninggal bunuh diri dibanding yang skornya rendah.

Skor maskulinitas pria ini terdiri dari sifat seperti tidak gampang menangis, tidak mudah emosional, tidak boleh sedih, tubuhnya harus sehat bugar, dan berani ambil risiko.

Maka untuk saat ini bisa disimpulkan, sikap atau pikiran yang ditanamkan kalau mereka itu harus “jantan”, tidak boleh cengeng, dapat menyelesaikan masalah sendiri tanpa minta bantuan orang lain, menjadi faktor penyebab pria tangguh bunuh diri.

Artikel Lainnya: Bisakah Keinginan Bunuh Diri Dicegah? Ya, Bisa!

2 dari 3

Alasan Mengapa Pria Rentan Bunuh Diri

Dalam penelitiannya ini, Coleman mengatakan ada sejumlah hal lain yang memengaruhi pria untuk bunuh diri.

Salah satunya karena pria memiliki coping mechanism yang buruk. Coping mechanism adalah kegiatan untuk melepaskan stres yang dimiliki seseorang.

Misalnya, saat putus cinta atau ketika dipecat dari pekerjaannya, pria tangguh enggan curhat atau minta bantuan pada orang lain. Selain itu, saat di-bully atau bahkan mengalami kesepian, mereka enggan untuk mengadu pada orang tua dan orang sekitarnya.

Ini karena jika mereka bercerita atau meminta bantuan, dianggap bukan pria yang sesungguhnya.

Menanggapi ini, Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog tak menyangkal hasil penelitian tersebut.

Ia mengatakan, salah satu alasan besar mengapa lebih banyak pria bunuh diri ketimbang wanita adalah karena adanya stereotip pria harus kuat dan tidak boleh kelihatan lemah.

“Stereotip ini sudah terbentuk dari kecil, terutama jika pola asuh ortunya tidak memberi kesempatan anak menjelaskan apa yang mereka rasakan. Misalnya, ketika anak nangis malah dimarahin atau disuruh jangan nangis,” jelas Ikhsan.

Ketika dari kecil sudah diajarkan kalau sedih untuk dipendam saja, ini membuat pria saat dewasa nanti melakukan hal serupa. Ketika punya suatu masalah, ia lebih memendam apa yang dirasakan dan mencari cari jalan keluar yang pasti dan konkret, ketimbang curhat atau nyalurin emosi yang dipendam,” lanjut Ikhsan.

Tak hanya itu, Ikhsan mengatakan sikap yang impulsif atau mengambil tindakan berdasarkan keinginan tanpa dipikir matang juga menjadi faktor tingginya angka bunuh diri pada pria.

“Pria lebih impulsif daripada wanita, sehingga ia akan bertindak tanpa memikirkan konsekuensinya. Makanya, banyak kasus pria yang langsung bunuh diri dengan cara ekstrem ketimbang wanita. Wanita biasanya lebih banyak ngalamin depresi dulu,” ujar Ikhsan.

Artikel Lainnya: Cek Dulu, Ini Tanda Anda Butuh Konsultasi ke Psikolog

3 dari 3

Cegah Bunuh Diri Pada Pria

Meskipun penelitian di atas masih membutuhkan studi lanjutan, namun tidak ada salahnya mencegah angka bunuh diri pada pria semakin tinggi. Ada pencegahan yang dapat dilakukan, antara lain sebagai berikut:

1. Perhatikan Tanda-tanda Depresi

Meskipun bibir pria tersenyum ceria, tapi siapa yang tahu isi hatinya? Untuk itu Anda dapat memerhatikan tanda atau gejala depresi pria.

Misalnya, ia mudah tersinggung, menarik diri dari pergaulan, mudah cemas, dan bahkan sudah tidak berminat dengan hobi atau pekerjaannya.

2. Tawarkan Dukungan

Semua orang berhak menerima bantuan jika kondisi mentalnya terganggu, termasuk pria tangguh sekalipun. Jika Anda melihat tanda-tanda depresi di atas, tanyakan apa yang dapat Anda lakukan untuk membantunya.

Beri tahu dia bahwa Anda dapat mendengarkan keluh kesahnya sembari membantu jika memang dibutuhkan.

3. Jangan Diabaikan Tanda Depresinya

Hindari mengabaikan dan meremehkan komentar pria yang menunjukkan pikiran atau perilaku bunuh diri. Jika mendengar pembicaraan atau pernyataan tentang bunuh diri, dorong dia untuk konsultasi ke psikolog atau psikiater.

Dukungan emosional pada pria sejatinya adalah penting. Maka itu, mari normalisasikan perilaku pria bersedih, menangis, atau bahkan galau akan hidupnya. 

Pria dan wanita punya kesempatan yang sama untuk bersedih dan mendapatkan bantuan dari profesional.

Jika terdapat gejala depresi seperti yang telah dijelaskan di atas, segera tawarkan bantuan. Untuk konsultasi lebih lanjut dengan psikolog, gunakan fitur LiveChat 24 Jam di aplikasi Klikdokter

(AYU/ARM)

Bunuh Diri