Kesehatan Mental

Sadfishing, Tren Pamer Kesedihan di Media Sosial

Siti Putri Nurmayani, 31 Mei 2023

Ditinjau Oleh Iswan Saputro, M.Psi., Psikolog

Tidak jarang, sebagian orang memanfaatkan media sosial untuk menunjukkan sadfishing alias mengumbar kesedihan. Adakah risikonya?

Sadfishing, Tren Pamer Kesedihan di Media Sosial

Banyak cara untuk memanfaatkan media sosial (medsos), mulai dari mencari informasi, hiburan, hingga sebagai ajang untuk pamer. Bahkan, beberapa orang memilih untuk menunjukkan emosi yang sedang dirasakan, misalnya dengan mengumbar kesedihan atau sadfishing.

Menurut mereka, mengumbar kesedihan di media sosial terasa asyik untuk dilakukan. Padahal, perilaku ini bisa berdampak buruk bagi diri sendiri dan orang lain.

Apa Itu Sadfishing?

Sadfishing merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan kecenderungan pengguna media untuk mempublikasikan keadaan emosi, khususnya rasa sedih yang berlebihan untuk mencari simpati.

Istilah ini diduga muncul sebagai deskripsi unggahan yang pernah dibuat selebritas dunia, Kendall Jenner. Ia pernah curhat di media sosial terkait pengalamannya berjuang dalam mengatasi jerawat.

Netizen menuduhnya telah melakukan sadfishing karena mengumbar kesedihan di media sosial dan mencari simpati dari pengikutnya.

Perilaku mengumbar kesedihan di sosmed pun semakin banyak digunakan untuk menuduh orang mencari perhatian.

Kebanyakan, ini dilakukan oleh orang berusia muda yang mencari dukungan dengan berbicara isu-isu seputar kecemasan dan depresi di media sosial.

Artikel Lainnya: Berapa Lama Kita Bisa Sembuh dari Rasa Sakit Patah Hati? Ini Faktanya

Bahaya Sadfishing

Disampaikan Iswan Saputro M.Psi., Psikolog, emosi sedih merupakan emosi dasar yang dimiliki oleh manusia. Artinya, emosi ini sangat wajar untuk dirasakan oleh seseorang.

Namun, ketika mengekspresikan rasa sedih secara tidak sehat, ini bisa berdampak buruk bagi kesehatan mental dan lingkungan sosialnya. Terlalu banyak mengekspresikan emosi sedih atau sadfishing memiliki beberapa risiko, yaitu:

1. Tidak Bisa Mengendalikan Diri

Saat mengumbar kesedihan di media sosial, kita menjadi tidak bisa mengendalikan diri atau emosi. Hal ini akan berdampak pada bagaimana interaksi sosial kita dengan orang lain.

2. Tidak Mendapatkan Respon 

Menurut Psikolog Iswan, terlalu sering sadfishing bisa membuat kita jadi tidak mendapatkan respon yang sebenarnya kita butuhkan.

“Karena kita terlalu banyak mengumbar kesedihan dan mengekspresikan kesedihan tanpa kenal waktu, ini bisa membuat orang lain jadi enggan atau jaga jarak dalam memberikan bantuan,” katanya.

3. Merasa Frustasi dan Kecewa

Mengekspresikan kesedihan namun tidak kunjung mendapatkan bantuan yang diharapkan bisa berujung pada munculnya rasa frustasi dan kecewa.

Dengan harapan ada orang yang merespon, mengasihani, atau membantu, namun hal-hal itu tidak terpenuhi, maka ekspektasinya dapat membuat seseorang yang melakukan sadfishing jadi frustasi.

4. Memicu Munculnya Gangguan Mental

Sadfishing yang tidak ditangani dengan baik atau tidak bisa dikendalikan oleh diri kita, dapat berujung pada munculnya gangguan mental yang lain, seperti memicu gejala depresi.

Tak hanya untuk diri sendiri, namun mengumbar kesedihan di media sosial juga bisa memicu orang lain untuk ikut merasakan kesedihan dan depresi yang serupa.

Artikel Lainnya: Sulit Meluapkan Emosa Bisa Jadi Tanda Alexithymia?

Cara Mencurahkan Kesedihan yang Lebih Baik dari Sadfishing

Alih-alih mengumbar kesedihan di medsos, ada baiknya kamu mencari cara lain untuk mencurahkan kesedihan. Berikut sejumlah cara yang bisa dilakukan:

1. Menangis

menangis

Untuk mengekspresikan kesedihan, kamu bisa memilih untuk menangis. Bukan berarti tandanya kita lemah atau tidak berdaya terhadap keadaan, namun menangis bisa dimaknai sebagai cara untuk mengekspresikan emosi sedih.

2. Curhat Kepada Orang Lain

Dijelaskan oleh Psikolog Iswan, emosi sedih bisa kita ekspresikan dengan mengeluh atau menceritakan apa yang kita alami dan rasakan kepada orang lain.

Namun, perlu disadari bahwa kamu perlu mengekspresikan rasa sedih ini kepada orang yang tepat atau orang yang bisa memberikan rasa nyaman dan aman agar nantinya tidak dihakimi.

3. Journaling

Journaling atau terapi menulis bisa membantu seseorang mengekspresikan rasa sedihnya tanpa mendapatkan penghakiman dari orang lain.

Kamu bisa menuliskan apa adanya, apa yang membuat kamu merasa sedih, dampak dari rasa sedih yang dirasakan, dan hal-hal yang dikaitkan dengan kesedihan saat ini.

4. Terapi Seni

Art therapy atau terapi seni bisa dilakukan dengan menggambar, membuat puisi, mewarnai, atau apa pun yang berhubungan dengan seni. Tujuannya agar kita bisa mengekspresikan emosi dengan baik tanpa ada pihak yang dirugikan.

5. Aktivitas Fisik

Kesedihan yang kita rasakan dapat diatasi dengan cara berolahraga ringan atau melakukan aktivitas fisik yang ringan.

Ini akan meningkatkan hormon-hormon kebahagiaan, seperti endorfin atau dopamin yang berdampak pada meningkatnya kebahagiaan dalam diri kita dan menurunkan rasa stres.

6. Konseling

Saat rasa sedih sangat mengganggu kualitas atau produktivitas hidup, maka kamu bisa melakukan konseling atau terapi dengan psikolog atau psikiater. Nantinya, tenaga profesional akan membantu mengatasi kondisi tersebut.

Penting untuk diingat, tren mengumbar kesedihan di medsos bukanlah gangguan mental dan sah-sah saja untuk dilakukan. Akan tetapi, jika latar belakang sadfishing akibat stres atau tekanan yang begitu besar, ada baiknya untuk minta bantuan profesional.

Supaya lebih praktis konsultasi dengan psikolog, kamu bisa gunakan aplikasi KlikDokter. KlikDokter, solusi #JagaSehatmu secara fisik dan mental!

(NM)

Media Sosial
kesehatan mental
Sadfishing
  • Psychology Today. Diakses 2023. Sadfishing: Attention Getting or Genuine Calls for Help?