Kesehatan Mental

Sering Dikira Sama, Ini Perbedaan Psikosis dan Skizofrenia

Tri Yuniwati Lestari, 20 Nov 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Memiliki gejala yang mirip, psikosis dan skizofrenia sering sulit untuk dibedakan. Ketahui perbedaan psikosis dan skizofrenia melalui fakta medis berikut ini.

Sering Dikira Sama, Ini Perbedaan Psikosis dan Skizofrenia

Pernahkah Anda mendengar istilah psikosis dan skizofrenia? Keduanya memiliki gejala serupa, di mana pengidapnya seakan terputus dari kenyataan dan memandang dunia dengan cara berbeda.

Namun, meski memiliki gejala serupa, psikosis dan skizofrenia adalah dua kondisi yang jelas berbeda. 

Pengidap skizofrenia sudah pasti mengalami psikosis. Namun, pengidap psikosis belum tentu mengalami skizofrenia.

Untuk tahu lebih dalam mengenai perbedaan psikosis dan skizofrenia, simak fakta medis di bawah ini!

1 dari 2

Mengenal Psikosis Lebih Dekat

Dijelaskan oleh Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog, psikosis adalah kondisi ketika seseorang mengalami putus kontak dengan realita. 

Mereka tidak benar-benar tahu, apakah kondisi yang sedang dialaminya adalah kenyataan atau khayalan. 

Artikel Lainnya: Dampak Buruk Skizofrenia pada Ibu Hamil

“Gangguan ini bentuknya hanya episode atau hanya muncul pada kondisi tertentu, bukan persisten (menetap) seperti skizofrenia,” jelas Ikhsan.

Terkait gejala psikosis, berikut ini beberapa keluhan yang dialami oleh pengidap kondisi tersebut:

  1. Halusinasi

Halusinasi adalah pengalaman sensorik yang tidak nyata. Kondisi ini dapat melibatkan salah satu dari panca indra, misalnya mendengar suara tertentu yang sebenarnya tidak ada. 

  1. Delusi 

Delusi adalah keyakinan yang bertentangan dengan kenyataan. Seseorang yang mengalami delusi tidak akan mengubah keyakinannya ketika dihadapkan secara langsung dengan bukti. 

Contoh delusi, yaitu percaya bahwa orang asing di TV mengirim pesan langsung kepadanya.

Delusi yang dialami pengidap psikosis sering dibarengi dengan perasaan paranoia, seperti keyakinan bahwa mereka sedang dimata-matai atau menjadi sasaran kejahatan.

  1. Agitasi

Agitasi merupakan gerakan fisik atau aktivitas verbal yang berlebihan. Gejala agitasi dapat mencakup tekanan emosional dan kegelisahan. 

Pengidap psikosis biasanya sering mondar-mandir sebagai bentuk dari perasaan kegelisahannya.

Artikel Lainnya: Awas, Penderita Skizofrenia Berisiko Alami Kematian Akibat COVID-19

  1. Pikiran atau Perilaku yang Tidak Teratur 

Pengidap psikosis akan mengeluarkan ucapan, tulisan, atau pemikiran yang campur aduk, tidak koheren, atau tak masuk akal. 

Proses berpikir yang tidak teratur mempersulit pengidap psikosis untuk berkomunikasi secara verbal dengan orang lain. Mereka juga sulit untuk menjaga pikirannya tetap ‘lurus’.

  1. Gejala Lainnya:

Depresi, kecemasan, masalah tidur, menarik diri dari lingkungan sosial, kurangnya motivasi, dan gangguan dalam beraktivitas juga dapat menjadi gejala psikosis.

Apa penyebab psikosis? Melansir dari Very well, penyebab psikosis tidak dapat dijelaskan secara spesifik. Namun, ada beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko gangguan tersebut:

  • Penyakit mental, seperti skizofrenia dan gangguan bipolar
  • Kurang tidur
  • Kondisi medis atau obat-obatan tertentu
  • Penggunaan zat, termasuk alkohol dan mariyuana.

Artikel Lainnya: Awas, Skizofrenia Juga Mengintai Anak-anak!

2 dari 2

Mengenal Skizofrenia, dan Bedanya dengan Psikosis

Skizofrenia adalah gangguan kejiwaan yang mempengaruhi proses berpikir, emosi, dan perilaku. 

Kondisi ini hanya dapat didiagnosis melalui pemeriksaan secara menyeluruh oleh tenaga profesional, seperti psikolog atau psikiater. Beberapa keluhan yang dapat menjadi gejala skizofrenia, antara lain:

  • Delusi
  • Halusinasi
  • Bicara tidak teratur, misalnya sering salah mengucapkan kata (inkoherensi)
  • Perilaku yang sangat tidak teratur (katatonik)
  • Gejala negatif, yaitu berkurangnya ekspresi atau emosional yang meningkat.

Pengidap skizofrenia biasanya mengalami dua gejala selama 6 bulan, atau satu gejala selama 3 bulan. 

“Skizofrenia itu adalah gangguan psikologis. Nah, psikosis itu adalah salah satu gejala yang muncul pada pengidap skizofrenia,” tutur Ikhsan, menjelaskan tentang perbedaan psikosis dan skizofrenia.

“Intinya, skizofrenia adalah gabungan psikosis dan beberapa gejala lainnya. Kondisi ini sifatnya jangka panjang dan terus-menerus,” sambungnya.

Ikhsan mengatakan bahwa psikosis maupun skizofrenia memang memiliki sebagian gejala serupa, seperti delusi dan halusinasi.

“Namun, skizofrenia biasanya disertai dengan disorganisasi berbicara. Jadi, saat pengidap skizofrenia berbicara, kata-katanya sering tidak beraturan,” ucap Ikhsan.

Artikel Lainnya: Mitos Tentang Skizofrenia yang Anda Perlu Tahu

Lebih dari itu, pengidap skizofrenia juga bisa mengalami gejala-gejala sebagai berikut:

  • Paranoia, yaitu keyakinan bahwa mereka sedang dimata-matai, dikendalikan, atau dikejar oleh seseorang yang bertujuan untuk menyakiti.
  • Keyakinan bahwa orang lain dapat membaca pikirannya.
  • Percaya bahwa peristiwa biasa memiliki arti khusus baginya. Contoh, lirik lagu terdengar seperti pesan rahasia baginya.
  • Delusi keagungan, seperti percaya bahwa mereka sangat penting atau kuat. Mereka juga bisa meyakini bahwa dirinya adalah makhluk super.
  • Mendengar perintah untuk melakukan tindakan, yang sebenarnya tidak ada.
  • Membuat atau menggunakan kata-kata yang tidak masuk akal.
  • Membahas hal-hal atau menjawab pertanyaan dengan cara tidak relevan.
  • Berbicara dengan kata-kata berima tanpa makna.
  • Mengalami kesulitan melakukan tugas sehari-hari.
  • Kesulitan merencanakan dan menindaklanjuti rencana.
  • Berperilaku aneh atau tidak pantas, seperti menertawakan pemakaman.
  • Mengalami gejala katatonia, termasuk tidak bergerak, kekakuan fisik, gerakan berulang, atau kurangnya respons terhadap kondisi lingkungan.

Sekarang, dengan penjelasan ini Anda sudah tahu apa saja perbedaan psikosis dan skizofrenia, bukan? 

Apabila memiliki pertanyaan seputar kondisi tersebut, Anda bisa melakukan konsultasi langsung kepada psikolog melalui LiveChat 24 jam atau aplikasi Klikdokter.

(NB/AYU)

kesehatan mental
Skizofrenia
Psikosis