Gangguan skizofrenia kerap mendapatkan stigma negatif oleh masyarakat. Tak sedikit yang memberikan predikat “gila” pada orang-orang penderita skizofrenia. Hal ini justru membuat mereka semakin terasingkan dan tidak mendapatkan pengobatan yang memadai.
Padahal bila ditangani secara dini dan tepat, penderita skizofrenia dapat memiliki kualitas hidup yang baik seperti orang-orang lainnya.
Itulah mengapa jika ada yang bertanya apa perbedaan skizofrenia dan “orang gila”, sebenarnya “gila” merupakan sebutan asal yang cenderung menyederhanakan kondisi skizofrenia. Skizofrenia merupakan suatu gangguan mental yang dapat diberikan penanganan, dan penderitanya bisa hidup aktif serta normal.
Skizofrenia Bukan Gila
Skizofrenia merupakan suatu gangguan mental yang memengaruhi cara berpikir dan berperilaku seseorang.
Artikel lainnya: Mitos Tentang Skizofrenia yang Anda Perlu Tahu
Sebagian besar penderita skizofrenia mengalami waham dan/atau halusinasi. Waham adalah suatu keyakinan yang tidak sesuai fakta, namun dipertahankan secara kuat meskipun sudah dijelaskan mengenai realita yang sebenarnya. Misalnya, seseorang yang punya keyakinan tak tergoyahkan bahwa dirinya memiliki kemampuan luar biasa.
Meskipun tak sebanyak gangguan jiwa lainnya, skizofrenia merupakan salah satu gangguan jangka panjang yang menyebabkan disabilitas besar.
Orang dengan skizofrenia bisa memiliki masalah bergaul dalam komunitas, pekerjaan, dan sekolah. Namun, jika mendapatkan penanganan yang tepat, penderita skizofrenia dapat memiliki kehidupan yang normal dan produktif.
Karena itu, berhentilah memanggil penderita skizofrenia dengan sebutan “gila”. Tak hanya penderita skizofrenia yang mendapatkan predikat seperti itu. Seperti yang kita tahu, cap “gila” kerap disematkan pada seseorang yang tak berpakaian atau bertingkah dengan tidak selayaknya.
Artikel lainnya: Mengungkap Gejala Skizofrenia pada Remaja
Sesungguhnya, untuk mengetahui apakah seseorang memiliki gangguan jiwa atau tidak tak semudah itu. Adanya gangguan jiwa baru diketahui setelah dilakukan pemeriksaan dengan ahlinya.
Pengobatan Skizofrenia
Seperti gangguan jiwa lainnya, penanganan skizofrenia tak terbatas pada obat saja, namun juga diperlukan suatu terapi psikososial.
Terapi psikososial akan membantu meningkatkan produktivitas dan kualitas hidup penderita, sehingga dapat bekerja dan berinteraksi dengan komunitas dalam masyarakat.
Obat antipsikotik adalah pengobatan yang paling umum untuk skizofrenia. Obat tersebut dapat membantu menghentikan halusinasi, delusi, maupun gejala psikosis.
Jika gejala psikosis terjadi, penderita mungkin perlu dirawat di rumah sakit dan menerima perawatan di bawah pengawasan medis yang ketat.
Artikel lainnya: 5 Tips Menghadapi Penderita Skizofrenia
Deteksi Dini Skizofrenia
Skizofrenia masih kurang mendapatkan perhatian dari masyarakat. Bahkan, sebagian besar daerah di Indonesia mempercayai penyebab skizofrenia adalah karena kerasukan roh jahat dan kurang iman.
Hampir semua penderita skizofenia memiliki pandangan yang buruk terhadap keadaan dirinya. Artinya, umumnya penderita skizofrenia tidak menyadari dirinya sakit dan membutuhkan pertolongan. Oleh karena itu, peran keluarga dan orang-orang terdekat sangat penting untuk mengenali gejala awal skizofrenia.
Seseorang patut dicurigai mengalami skizofrenia bila:
- Menunjukkan keengganan untuk berkomunikasi dengan orang lain
- Ekspresinya datar
- Enggan merawat diri, seperti malas mandi, menyisir rambut, dan sikat gigi
- Sering bengong
- Mudah curiga pada orang lain
- Mengungkapkan pemikiran yang aneh atau tidak wajar
- Gangguan tidur, bisa berupa terlalu banyak tidur atau sulit tidur
Siapa pun tak layak diberikan predikat sebagai “orang gila”. Skizofrenia tidak gila karena kondisi ini dapat ditangani. Penderitanya pun dapat hidup normal dan aktif seperti orang-orang lainnya.
Apabila Anda memiliki keluarga maupun kerabat yang kiranya mengalami gejala skizofrenia, bujuk maupun temani ia untuk berkonsultasi ke dokter. Jika Anda masih memiliki pertanyaan seputar skizofrenia, silakan bertanya langsung kepada dokter kami melalui layanan Live Chat yang tersedia di aplikasi KlikDokter.
[NWS/ RS]