Kesehatan Mental

Takut Terlalu Bahagia? Jangan-jangan Anda Kena Cherophobia!

Ayu Maharani, 16 Okt 2019

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Beberapa orang takut terlalu bahagia karena percaya kesialan akan datang. Kondisi ini disebut cherophobia. Apakah Anda mengalaminya?

Takut Terlalu Bahagia? Jangan-jangan Anda Kena Cherophobia!

Mungkin Anda sempat berpikir bahwa semua orang pasti ingin bahagia terus-menerus. Tapi ternyata, dugaan ini tak sepenuhnya tepat. Sebab, seperti dilansir dari Healthline, ada sebagian orang yang justru takut terlalu bahagia, yaitu orang dengan cherophobia. Penasaran dengan apa yang sebenarnya mereka alami? 

Berkenalan dengan cherophobia dan gejalanya

Cherophobia adalah fobia di mana seseorang memiliki keengganan untuk merasa bahagia yang tak rasional. Istilah ini sendiri berasal dari bahasa Yunani, yaitu chero yang berarti untuk bersukacita dan phobia yang berarti ketakutan berlebih.

Oleh sebab itu, pada seseorang dengan cherophobia, tidak ada keinginan untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang tergolong menyenangkan sama sekali. 

Meski sebenarnya cukup banyak orang yang mengalami cherophobia, tapi sayangnya, kondisi ini belum banyak diteliti. Bahkan, sampai saat ini, cherophobia belum digolongkan sebagai gangguan mental yang serius. Beberapa peneliti masih menggolongkannya sebagai bentuk gangguan kecemasan.

Perlu diketahui juga bahwa penderita cherophobia belum tentu orang yang selalu tampak sedih. Hanya saja, orang ini paling malas mengikuti kegiatan yang bisa mengarah pada kebahagiaan atau kegembiraan. 

Adapun beberapa gejala yang kerap diperlihatkan penderita cherophobia, antara lain:

  • Cemas berlebih saat hendak pergi ke pertemuan sosial yang ramai dan menyenangkan, misalnya pesta, konser, dan lain-lain. 
  • Menolak kesempatan untuk mengubah hidup menjadi lebih positif karena takut keburukan akan datang setelahnya. 
  • Sering berpikir bahwa mencoba bahagia adalah usaha yang sia-sia atau buang-buang waktu.
  • Pada akhirnya, merasa kebahagiaan tak baik untuk dirinya sendiri, serta teman atau keluarganya.

1 dari 1

Skala ketakutan akan kebahagiaan untuk mendeteksi cherophobia

Artikel yang dipublikasikan dalam Journal of Cross-Cultural Psychology pernah membuat Fear of Happiness Scale atau skala ketakutan akan kebahagiaan di 14 budaya. Skala tersebut dapat membantu dokter atau psikiater untuk mengevaluasi apakah seseorang memiliki gejala cherophobia atau tidak.

Beberapa pernyataan yang termasuk dalam skala ketakutan itu, meliputi:

  • “Saya tak suka untuk terlalu gembira karena biasanya sukacita diikuti oleh kesedihan.”
  • “Bencana sering mengikuti nasib baik.”
  • “Kegembiraan yang berlebih memiliki beberapa konsekuensi buruk.”

Nah, dengan memberi penilaian pada setiap pernyataan tersebut dengan skala 1 hingga 7, maka akan dapat diukur apakah Anda memiliki ketakutan berlebih atau kesalahan persepsi terhadap kebahagiaan.

Penyebab cherophobia

Biasanya, penyebab cherophobia adalah traumatis fisik atau emosional di masa lalu. Akibat trauma tersebut, mereka jadi percaya bahwa jika sesuatu yang baik datang, pasti tak lama kemudian kesialan juga akan datang.

Selain itu, dalam sebagian budaya Timur beserta ajaran agamanya, seseorang memang sering diajarkan untuk bahagia sekadarnya saja agar tak lupa diri.

Orang introvert juga lebih mungkin untuk mengalami cherophobia. Sebab, mereka identik dengan perasaan tak nyaman ketika berada dalam pengaturan kelompok atau tempat-tempat yang terlalu ramai dan cenderung berisik.

Satu lagi, mereka yang perfeksionis juga berpotensi mengalami hal serupa. Jenis perfeksionis yang diduga mengarah ke cherophobia adalah perfeksionis maladaptif. 

Menurut dr. Alberta Jesslyn Gunardi, BMedSc Hons dari KlikDokter, orang dengan tipe perfeksionis yang tak sehat ini biasanya terlalu fokus memikirkan atau tak bisa lepas dari kesalahan di masa lalunya. 

“Pada akhirnya, mereka pun cenderung disibukkan secara berlebih oleh masalah dari masa lalu tersebut,” tegas dr. Alberta. Alhasil, perasaan senang justru dianggapnya sebagai kemalasan atau sesuatu yang tak produktif, sehingga mereka menolak untuk bahagia. 

Pengobatan cherophobia

Oleh karena belum secara resmi dianggap sebagai gangguan mental, US Food and Drug Administration (FDA) mengatakan, belum ada obat perawatan spesifik terkait cherophobia. Kendati demikian, ada sejumlah terapi yang disarankan pada penderitanya, yaitu:

  • Terapi perilaku kognitif (CBT)
  • Teknik pernapasan atau relaksasi
  • Membuat jurnal 
  • Berolahraga 
  • Hipnoterapi

Itu dia penjelasan tentang cherophobia, kondisi takut terlalu bahagia. Perlu diketahui juga bahwa perawatan di atas tak perlu diberikan pada penderita cherophobia yang tak merasa bahwa kehidupannya terganggu. Sebab, memang ada segelintir orang yang lebih nyaman jika dia merasa biasa-biasa saja ketimbang bahagia. 

[MS/ RH]

Gangguan Mental
Fobia
Cherophobia